"lo tu ya?! Dasar muka tembok!" seru Dira.
"woi, tungguin gue napa," pekiknya lagi sambil berlari menyamai langkah Rey.
"Apa?" tanya Rey.
"ha?"
"ngejar gue," ucap Rey malas.
"Ohh, sekarang temenin gue ambil buku di perpus," ajak Dira.
"ga," jawab rey.
"harus, lo udah buat gue ribet kak," tegas Dira.
"ga."
"Harus mau,"
"Ga."
"Harus mau no debat no kecod,"
"maksa?"
"awkarin makan jimat, bodo amat." ketus Dira.
Dira lalu menarik tangan Rey hingga perpustakaan. Sesampai perpustakaan Dira langsung mencari buku yang ia butuhkan, dan akhirnya Dira menemukan buku yang ia cari tapi masalahnya buku itu berada di paling atas rak, dan Dira tidak sampai walaupun Dira memiliki tubuh yang bisa di bilang tinggi dari gadis gadis seusianya.
"ck, gimana ya?" gumamnya, lalu idenya muncul.
"sttt, kak Rey," pangil Dira, Rey pun menoleh dan menaiki satu alisnya seakan bertanya 'kenapa?'
"gue udah nemu bukunya, masalahnya bukunya di atas," ungkap Dira dengan wajah memelas.
"trus?"kata Rey datar.
"ya tuhan ga peka banget si." batin Dira kesal.
"astaga naga, ya ambilin lah," kesalnya.
"Gamau."
"Harus mau lah,"
"Pemaksa,"
"Bodo kak, ambilin!"
"Ga, males."
"ayolah kak, ambilin ya," pinta Dira.
"kalo gue setinggi Slender man gue ambil sendiri tu," lanjutnya kesal.
Rey melirik Dira sebentar lalu mengambil buku yang Dira maksud, Rey mengerutkan alis. "kelas 12?" tanyanya.
"yee, yakali gue mau ngajarin lo tanpa gue tau pelajaran lo kak. Gue harus belajar juga sebelum ngajarin lo, lo kira gue Albert Einstein gitu," tutur Dira lalu merebut buku itu dari tangan Rey lalu berjalan keluar.
"pulang bareng." setelah mengucapkan itu Rey berjalan mendahului Dira.
"Astaga, gue harus gitu ajarin tu tembok? Perlu dirukiyah kayaknya gue setelah ini,"
∞
Bel sekolah tanda pulang berbunyi, Rey cepat cepat keluar dari kelasnya. Sahabat sahabat menatap Rey bingung. Biasanya dia paling santuy keluar kelas, kok ini kek di kejar anjing si?
"kenapa tu anak?" tanya Diko.
"gatau, kesambet kali," jawab Yoga.
"kesambet apa?"
"jin rajin kali ko," sahut Levin.
"bukan rey yang tersiksa tapi tu jin," canda Yoga.
"Anjir"
Sekarang Dira dkk berjalan santai di kolidor yang sudah agak sepi, karena pelajaran ipa tadi otak mereka terkuras habis. Apalagi ia harus pulang terakhir karena kuis yang harus di jawab mereka dari guru itu.
Dira dkk berbincang bincang di kolidor, tiba tiba Dira merasa ada yang memangilnya ia mencari sumbernya dirapun menemui orang yang memangil tadi.
"gaes, kalian duluan aja pulang gue masih ada urusan," ujar Dira lalu meninggalkan teman temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYDIRA || TERBIT
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis tomboy yang memiliki masa lalu kelam ini bertemu dengan seorang pria yang dingin seperti es batu? Semakin lama, rahasia serta kejadian masa lalu yang selama ini menyiksa gadis ini terbongkar. Satu satu pe...