22. Berubah

446 27 0
                                    

"hello kakak kakak semuanya," sapa riang Ava saat datang ke meja Levin dkk di kantin.

"too," jawab Levin dengan senyuman.

"Dih, mulai bucin lagi," sahut Via.

"iri bilang bawahan!" balas Yoga.

"gue iri? ga gue banget"

"ngelak aja tross," seru Diko.

"coba ngaca jomblo karatan aja bangga," sinis Via.

"jleb woy jlebb," sahut Dira.

"ngena banget."timpal Nayla.

"bangke kalian semua, banyak cewe yang nunggu gue diluar sana,"

"Ah masaa?" Ejek Via.

Dira tersadar "eh btw, gue ga liat kak Rey dari tadi," ucapnya.

"lah lo gatau, bukannya udah beberapa minggu ini kalian kek perangko?" jawab Yoga.

Dira mengangkat bahunya tidak tau "dari gue dateng galiat dia tu,"

"Rey naruh tas abis itu ilang," jawab Levin.

"gue kira lo tau," timpal Diko.

"lo kira gue maknya apa?" ketus Dira.

"btw baswe kalian pacaran ya?" Tanya Ava.

Mereka semua melihat ke Dira menunggu kepastian dari sang pelaku "enggak lah." jawab Dira cepat.

"masa," goda Nayla.

"serius elaa,"

"kok pipi lo merah si," tambah Via.

Dira menangkup pipinya "apaan si kalian! Udah lah males gue," Dira beranjak pergi dari situ.

"lah malu dia tenyata,"

Dira langsung ke roftop karena tau tempat biasa lelaki itu nongkrong, saat Dira menginjakkan kaki di sana dia sudah disambut dengan kumplan asap yang langsung menyerang indra penciuman.

ia seketika batuk batuk, karna Dira sangat tidak suka dengan asap rokok, Dira mendekat dengan menutup mulutnya seraya batuk batuk.

"kak Rey, matiin rokoknya," pinta Dira, Orang yang sedang duduk dengan jari memegang rokok itu menginjak nginjak rokoknya hingga mati.

Dira menarik kursi lalu ia duduk di sebalah Rey, memperhatikan Rey yang sedang menatap kearah depan.

"kak, lo kenapa?" Tanya Dira.

".."

"lo kenapa bolos?"

"..'

"gue kan udah bilang berenti ngerokok kak, itu ngerusak badan lo. Bukan untuk gue itu kak buat diri lo sendiri gue bilang ini,"

Rey menoleh dengan tatapan tajam "gausah ngurusin hidup gue, ngurus diri sendiri aja lo belom,"

"gue cuma gamau lo ngerusak badan lo." Dira menatap mata Rey dengan intens, ada tersirat amarah disitu.

"itu bukan urusan lo, pergi!"

"lo k-"

"gue mau sendiri dulu, Sadira" Rey menekan kata 'Sadira' dengan mata tajam dan aura dingin.

Dira terdiam, mengambil nafas dalam lal mengembuskan perlahan, lalu tersenyum tipis ke Rey.

"oke, kalo lo maunya gitu kak," kemudian Dira berdiri dan meninggalkan Rey di roftop.

REYDIRA  || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang