"Jelasin apa lagi ken?" Masih dengan muka datarnya, sebenarnya badannya sudah mulai keringat dingin.
"Saya minta maaf sama kamu karna pergi tiba tiba, saya juga ga pengen aslinya, tapi saya ga bisa apa apa. Maaf atas menghilangnya saya tiga tahun ini,"
Dira menahan dirinya agar ia tak menangis di depannya, suara yang selama ini ia rindukan sekarang kembali ia dengar.
"Ga usah minta maaf kamu ga salah apa apa, saya yang salah terlalu berharap besar sama orang kayak kamu." datar Dira.
saya-kamu adalah bahasa mereka sejak mereka kecil, walaupun baku dan terdengar asing tetapi mereka suka, Dira sudah terbiasa berbicara begitu jika dengan Ken.
Dira ingin beranjak pergi dari situ karena tak tahan dengan semuanya, tapi kembali Ken tarik untuk berbalik.
"Saya minta maaf udah menyakiti kamu," Dira berusaha melepas pengangan tangan Ken dengan sekuat tenaga, tetapi tetap tidak bisa.
"Udah Ken! Gue mau pulang Biarin gue hidup tenang!" Pekik Dira dengan mata yang memerah menahan air mata yang siap meluncur.
"Lepasin Dira." tiba tiba seseorang datang lalu menghempaskan tangan Ken yang memengang tangan Dira.
"Siapa lo? Ini urusan gue sama cewek gue," ujar Ken.
orang itu melihat ke arah Dira, Dira baru ingat jika mereka tak pernah mengucapkan kata putus saat pacaran dulu, yang berarti mereka masih pacaran hingga sekarang.
"Oke ken, sekarang kita putus," ucap Dira, lalu menarik tangan orang itu menjauh dari Ken yang berdiam mematung.
∞
Dira menarik orang itu hingga ke parkiran, tiba tiba kaki Dira lemas ia langsung terduduk seketika. Badannya bergetar dan air mata meluncur dipipinya, Dira menangis tanpa suara.
"Gue cewe lemah, kak Rey," lirih Dira.
"kita masuk mobil dulu," Rey membantu Dira berdiri dan menuntunnya ke mobil yang hari ini ia bawa.
Dira masuk mobil Rey lalu disusul Rey, baru disitulah Dira menangis dengan kencang, badannya bergetar bersamaan dengan air mata yang keluar dengan deras.
Rey menarik Dira ke dalam pelukannya sambil mengelus kepala Dira, Dira membalas pelukan Rey, Dira menangis di dada bidang milik Rey melampiaskan semuanya.
Dira sangat menyukai bau mint khas Rey ini, Dira sangat nyaman didalam pelukan Rey.
"Ada kalanya manusia harus menangis, tapi hal itu bukan berarti lo lemah, lo nangis karna lo manusia dan punya hati," Rey mengelus kepala Dira.
Sekitar setengah jam mereka dalam keadaan begitu, Dira sudah tak menangis, ia lebih baik. Dira melepas pelukannya dan kaget saat melihat bajunya Rey basah kerena air matanya.
"Ee, it-tu kak, sorry karena gue basah baju lo," ungkap Dira tak enak.
"Menang karena lo but its oke, gue ada kaos di mobil," lalu Rey keluar dan membuka pintu belakang kemudian masuk kembali ke dalam mobil.
Dira hanya memperhatikan Rey, tiba tiba Rey membuka bajunya tanpa memberi tau.
Dira membulatkan mata lalu menghadap ke arah lain, dirinya meringkis saat tak peka jika Rey akan menganti bajunya.
Rey melihat Dira hanya tertawa pelan, setelah ia memakai bajunya ia melirik Dira. Dia masih dengan posisi berlawan arah dari dirinnya, Rey tersenyum.
" gue udah pakek bajunya," Rey membuka suara, Dira melirik lalu melihat ke arah Rey dan ternyata sudah.
"Kok ga ngasih tau mau buka baju si," protes Dira.

KAMU SEDANG MEMBACA
REYDIRA || TERBIT
JugendliteraturBagaimana jadinya jika seorang gadis tomboy yang memiliki masa lalu kelam ini bertemu dengan seorang pria yang dingin seperti es batu? Semakin lama, rahasia serta kejadian masa lalu yang selama ini menyiksa gadis ini terbongkar. Satu satu pe...