'Kring!!!kring!!kring!!'
Bel sekolah berbunyi membuat seluruh warga kantin berhamburan ke kelas masing masing untuk mengambil tas dan pulang.
Sama halnya dengan Levin dkk dan Ava dkk, mereka berpisah untuk mengambil tas masing masing di kelasnya.
"Eh Dira mana belom balik tu anak," ujar Ava.
"tasnya juga masih disini," timpal Nayla.
"yaudah kita bawa aja, kali tu dugong bolos," sahut Via.
"Gc woy lama bener!" Seru seseorang di depan kelas.
mereka serempak menoleh ke arah suara, tampak segerombolan lelaki sedang berkumpul didepan kelasnya, menunggu mereka. Lalu mereka mengambil tas mereka dan langsung menghampiri geng tersebut.
"Ternyata bener kata orang cewe tu apa apa lama," sindir Diko.
"Iya memang cewe tu lama, kenapa masalah lo?!" Sewot Via, mereka semua memutarkan bola malas, ini Detik detik perang dunia ke tiga dimulai.
"Heh nenek sihir nyari masalah trus lo sama gue!"
"Hello kakak Diko yang terhormat, siapa duluan yang mancing?"
"Lo yang ngajak duluan Olive popay, mana bayem lo? gabawa?"
"Cowo kok mulut kek cewe,"
"Lo cewek tapi kelakuan kek cowo,"
"Trus kenapa? Masalah hah?!"
"UDAHHH WOYYY!!!" Pekik Ava yang ikut kesal.
"Kalo mau berantem baku hantam aja sekalian," sahut Levin santai.
"Capek dengerin singa sama buaya berantem trus," gemas Nayla.
"Heh kalian bedua itu sama sama kaleng rombeng, kalo kalian nikah anaknya jadi apa coba," ujar Yoga geleng geleng kepala melihat kelakuan mereka.
"Amit amitt!" Serempak Via dan Diko.
"Cieee barengan," serempak mereka.
"Apasi, lo juga kenapa ikut ikut gue coba," tunjuk Via pada Diko.
"Lo yang ikut ikut," balas Diko tidak mau kalah.
"Astafirulah!" Pekik Levin, Yoga, Ava dan Nayla.
"Hehehe yaudah yaudah jalan yok," cengir Via.
"Gitu kek dari tadi," sahut Yoga dengan malas.
Mereka berjalan bersama menuju parkiran, baru setengah jalan mereka melihat seseorang sedang duduk di salah satu kursi kolidor.
Tiba tiba Levin mendekati orang itu, orang itu belum menyadari keberadaan mereka.
Srett
Kerah baju orang itu langsung ditarik oleh Levin dan tanpa hitungan detik.
Bugh
Sebuah bogem mentah Levin beri ke orang itu, membuat mereka yang disana membelakan mata. orang itu tersungkur di lantai kolidor dengan sudut bibir mengeluarkan darah.
"Balik lagi lo? gue kira lo udah mati. kenapa balik lagi?"
"Udah puas nyakitin adek gue?Trus lo dateng lagi mau nyakitin Dira lagi?"
"MAU LO ITU APA SI ANJ*NG!" emosi Levin memuncak. terlihat jelas wajahnya memerah dan tatapannya sungguh seperti tatapan siap membunuh orang.
Mereka di kerubungi siswa siswi yang masih di sekolah, sahabat Levin mencoba melerai tapi tak bisa, Levin terlalu batu.

KAMU SEDANG MEMBACA
REYDIRA || TERBIT
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika seorang gadis tomboy yang memiliki masa lalu kelam ini bertemu dengan seorang pria yang dingin seperti es batu? Semakin lama, rahasia serta kejadian masa lalu yang selama ini menyiksa gadis ini terbongkar. Satu satu pe...