09. Gara gara dasi

645 39 0
                                        

Pagi menjemput seorang gadis setia dengan kasur dan guling yang ia ajak ngelud.

'tok..tok..tok'

"Dira bangun!! Mau kesingan lo?! Hari ini hari Senin loh!!" teriak seseorang dari balik pintu yang membuat dia tergangu.

"Iya dah bangun ni!!" balas Dira dengan teriakan juga.

Dira melirik jam dinding dikamarnya, lalu ia beranjak dari tempat tidurnya untuk melakukan ritual kembang delapan rupa. Eh, Tujuh maksudnya.

Dira keluar dengan seragam di tubuhnya tidak berbeda dari biasanya, ia tetap menguncir kuda rambut sepunggungnya itu. lalu ia keluar dengan tas di punggung nya.

"Pagi bang," sapa Dira.

"Too,"

"Cepet makan ada yang nungguin lo tuh di depan," ucap Levin.

"Siapa abang?" tanya Dira bingung

"Lihat aja sendiri,"

"Ck dasar,"

"Cepet makan,"

"Iye."

"Dira berangkat bang assalamualaikum," pamit Dira, lalu meninggalkan Levin yang masih sibuk dengan dirinya sendiri.

"Ck, siapa si. Nyeselin banget," gumam Dira.

"Udah ngumpatnya?" sindir seseorang yang sedang bersandar di motor dengan gaya cool khasnya.

"Beneran lo jemput gue kira lo bercanda semalam,"

Rey tak menjawab hanya bilang "naik." lalu ia menyerahkan helm ke Dira.

Dira pun dengan terpaksa memakainya "iya." ketus Dira.

Rey membawa motor dengan kecepatan tinggi, yang membuat Dira rasanya ingin terbang terbawa angin. bukan Dira yang tak pernah membawa motor, masalahnya ia sedang dibonceng bukan ngebonceng.

"Jangan kenceng kenceng woi!" pekik Dira lalu menampol kepala Rey yang tertutup helm.

Rey menurut? BIG NO.

Ia malah menambah kecepatan yang membuat Dira kaget dan otomatis memegang jaket Rey. Rey hanya tersenyum tipis dari balik helm.

"Nyari kesempatan dalam kesempitan lo!" Seru Dira.

sampai ke sekolah banyak pasang mata yang melihat mereka, Dira sudah menduganya. banyak yang tidak setuju karena Rey membonceng Dira, tapi banyak juga yang setuju akan hal itu.

Dira turun dengan kesal, bagaimana tidak dia saja hampir mati karena tertiup angin yang bagai angin tornado itu. Oke lebay.

Dira melepas helmnya lalu ia berkata "makasih," dengan ketusnya lalu meninggalkan Rey.

baru beberapa langkah Dira kaget saat ada yang menarik tangan kanannya,hal itu membuat tubuh Dira otomatis terbalik dan ia merasa menubruk sesuatu.

Bruk

Dira kaget saat ia sadar bahwa ia telah menabrak dada bidang milik Rey, Rey tidak tahu bahwa ia menarik Dira lumayan kuat, yang membuat Dira menabraknya Untung saja ia menahan badannya yang hampir terjatuh. Rey tak membayangkan bagaimana jika benar mereka jatuh bersama.

Dira merasa jantungnya ingin copot saat itu juga, Lalu ia memberanikan diri untuk menatap mata Rey yang tepat di atas kepalanya itu mata mereka bertemu.

"Ke-kenapa?" Tanya Dira gagap.

"Bego kok gue gugup si," batin Dira.

"Gak pakai dasi?" tanya Rey dengan wajah datar.

REYDIRA  || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang