Chapter 24🍁

710 24 2
                                    

Bel pulang sudah berbunyi, tentu saja semua murid berbondong bondong untuk pulang kerumah nya masing masing.

Rina menatap helen bingung. Kenapa hari ini helen lesu sekali seperti tidak ada gairah untuk hidup, tidak seperti  biasanya dia membisu macam patung.

"Len, lo kenapa sih dari tadi gue perhatiin lesu bangett, kenapa? Lo sakit?." Tanya rina cemas.

Helen masih terdiam dibangkunya.

"Tau len, kalo ada apa apa cerita aja sama kita, kaya sama siapa aja si lo." Ucap ilya dengan nada sedikit marah.

Tiba tiba...

"Huaaa rina, ilyaa gue harus gimana, dia dateng lagi di kehidupan gue, padahal gue udah berusaha ngelupain dia dan gaada niatan kalo ketemu dia gue bakal balikan, engga sama sekali, hiks." Ucap helen tiba tiba menangis.

Keadaan kelas kini kosong, hanya mereka bertiga saja yang masih disana.

"Siapa len, dia siapa? Sebelumnya lo kan belum pernah cerita ke kita." Tanggap ilya bingung.

"Oke, kalo lo butuh temen cerita, hari ini gue sama ilya kerumah lo, lo ceritain semuanya, dan kali aja kita bisa bantu lo." Rujuk rina.

Helen mengangguk.

Di perjalanan, helen masih menangis dia bingung apa yang ia harus lakukan. Farel datang, itu sungguh membuat helen tidak mengira, sekarang vano sudah menyuekinya, ia tahu betul sikap vano yang berubah drastis terhadap dirinya.

10 menit kemudian, mereka sampai dirumah helen. Rina memarkirkan mobilnya di garasi helen. Ya kebetulam hari ini rina membawa mobil kesekolah.

"Assalamualaikum mah, helen pulang." Ucap salam helen.

"Waalaikumsalam, ehh ada rina sama ilya, ada apa?" Ucap kaget hera.

"Engga ada apa apa ko tan, kita cuma mau main sebentar aja hehe." Ucap rina sambil mencium tangan hera. Begitu juga yang di ikuti oleh ilya.

"Ohh seperti itu, yaudah tante ke dapur dulu ya, kalian kalo mau naik ke atas naik aja ya, gapapa, helen ajak temen kamu ya."  Ucap hera panjang lebar.

"Iyaa mah, ayo ke kamar gue aja." Ajak helen.

×××

"jadi gimana len?" Tanya penasaran ilya.

Helen mulai bercerita.

"Jadi tadi pagi ada yang nabrak gue, disaat gue jalan ke kelas, dan itu cowo, awalnya gue ga ngeliat wajahnya, pas gue liat tau taunya dia masa lalu gue, farel hiks" ucap helen sedikit mengeluarkan air matanya.

"Terus kenapa lo nangis?" Tanya rina bingung.

"lo tau gak si rasanya ditinggal pas lagi sayang sayang nya? Dulu dia ninggalin gue, dia lebih milih perempuan lain dibanding gue, yang bikin gue sakit hati, dia mempermalukan gue di depan cewe barunya rin, apa lo ga sakit digituin? Gue dibilang wanita jalang lah, gue dibilang cewe matre lah. Dan saat itu dia pergi begitu aja di hadapan gue, dan dari situ gue udah mutusin hubungan gue sama dia." Jelas helen.

"Teruss tadi pas dari toilet kenapa muka lo kaya orang abis nangis?" Tanya rina lagi.

"Dia nyamperin gue di depan toilet, pergelangan tangan gue di cekal sama dia, dan tiba tiba dia meluk gue tanpa rasa bersalahnya, dia bilang dia mau jelasin semuanya ke gue. Gak gabisa, gue gabisa nerima dia lagi terlalu sakit jika gue inget inget lagi, dia udah ngilangin kepercayaan gue, dan lo tau vano pasti tau semuanya." Ucap helen sesegukan.

"Lo yakin vano tau semuanya? gue rasa dia salah paham len, dia mana tau kalo tu cowo mantan lo, ini gabisa di biarin len, lo harus jelasin semuanya ke vano, biar ga salah paham gini, gue tadi liat vano segitu cuek nya dia ke lo len." Ucap rina sambil memakan cemilan yang di sediakan helen tadi.

"Gue takut rin, gue takut vano ilfeel sama gue." Rengek helen.

"Ilfeel gimana si len, yang penting lo jelasin yang sebenarnya, jangan kurang jangan lebih, jelasin seadanya adanya lo sama mantan lo." Titah ilya.

"Oke gue coba besok." Ujar helen sambil mengelap air matanya.

"Jadii sekarang mantan lo satu sekolah sama lo len?" Tanya ilya.

Helen mengangguk.

"Dia masuk di kelas 12 ipa 3" lanjutnya.

Rina dan ilya hanya mengaggukan kepala saja.

Disisi lain.

Vano yang sedang menikmati coklat panasnya di sebuah balkon kamarnya. Sesekali iyaa menatap langit yang sebentar lagi akan menangis. Udara dingin menusuk tubuh nya.

"Kenapa lo gak bilang dari awal si len kalo lo udah punya pacar?" Ucap vano dengan dirinya sendiri.

"Sakitt len, yaa sakit banget saat gue liat lo di peluk dia, sengaja kemarin gue ngajak lo pulang sekolah buat ikut gue ke suatu tempat, tapi apa? Semuanya gagal" ucap vano yang sedikit meneteskan air matanya.

Sebelumnya gue belom pernah liat tuh cowo disekolah kenapa helen kenal? Kenapa cowo itu bisa bisanya meluk helen. Batin nya.

Vano sudah lelah, lelah dengan semuanya, kini wanita yang selama ini ia harapkan sudah berada di kebahagiaan orang lain. Begitulah dipikiran vano.

Vano masuk ke dalam kamar, ia menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Sesekali memejamkan matanya, adegan yang tadi ia lihat di depan toilet masih jelas terekam di pikiran vano.

"Ahh sudahlah dia sudah bahagia dengan yang lain, ini saat nya gue buat mundur, lupain segalanya tentang helen." Ucap vano sambil mengusap gusar wajahnya. Akhirnya vano memjamkan matanya dan tertidur pulas.

》●》●》●》●》●》●》●》

Haloo gaiss ketemu lagi kitaa wkwk
Gimana? Vano sama helen gajadi pacaran? Gimana perasaan kalian? Jawab di kolom komentar gaiss.

Kalo ada kekeliruan dalam penulisan tolong komen ya gais biar di benerin.

Jangan lupa vote and komen ya manteman🙆

Timakaciii💜





HELVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang