Chapter 23🍁

756 24 4
                                    

Saat ini helen tidak berangkat bareng vano, sebab ia takut merepotkan vano yang setiap harinya harus antar jemput, vano juga memakluminya.

Helen sampai lebih dulu dibanding vano, kini ia sedang berjalan menuju kelasnya. Sesekali helen bersenandung untuk mengisi keheningan, sebab di setiap kelas masih sepi.

Brughh...

"Awww, shit sakit banget pantat gue." Kini helen sudah berposisi duduk. Yaa dia terjatuh sebab bertabrakan dengan orang itu.

"Ehh sorry, sini gue bantu bangun." Ucap orang itu memberi bantuan.

Helen mendongakan kepalanya.
Ia terkejut, iyaa helen tidak menyangka.

Shitt diaa,, kenapa dia bisa ada disini. Batinnya.

Helen segera bangun dan pergi dari hadapan cowo tersebut.

"Permisi gue duluan." Pamit helen.

Di perjalanan menuju kelasnya helen masih di hantui dengan wajah cowo tersebut.

Tesss

Butiran bening lolos begitu saja di pipi mulus helen. Dia mengenal cowo tersebut.

"Kenapa lo hadir lagi disaat gue udah ngelupain semua nyaa." Ucap helen disela sela tangisnya.

"Dan kenapa lo harus ada di sekolah ini sii, kenapa tuhan??"

Sesedih ini helen dengan kedatangan cowo tersebut.

Sampai dikelas.

Helen segera mengelap air matanya. Ia tidak mau di lihat oleh sahabat sahabatnya.

Ternyata dikelas sudah ada rina, ilya, bagas dan dandi. Mereka tertawa terbahak bahak entah apa yang menjadi bahan lucuan mereka.

"Morning guys" sapa helen lesu.

"Heeiiiii morning tuu beb." Teriak rina, rina memang memiliki pita suara yang sangat kencang. Hingga orang yang disekitarnya tutup telinga.

"Ehh bentar bentar, lo abis nangis? Mata lo bengep len, lo kenapa?" Sambar rina sambil memegang pundak helen.

"Gue gapapa rin, mata gue kelilipan tadi dijalan." Ucap helen berbohong.

"Vano? Dia mana? Ga bareng lo?" Kini ilya yang bertanya.

Helen menggelengkan kepalanya.

"Ko bisa len? Dia marah sama lo?" Tanya bagas bingung.

"Enggaa, gue gaenak aja tiap hari harus bareng dia, jadi tadi kita berangkat masing masing." Jelas helen.

Bagas hanya mengangguk.

"Len pokonya lo harus cerita sama kita lo kenapa bisa nangis begini." Ucap ilya.

Helen mengangguk.

***

5 menit kemudian.

Vano sampai dikelas, ia melihat helen yang tertidur dengan tas yang dijadikan bantal oleh helen.

Ia melihat dengan jelas wajah helen yang sembab sehabis nangis tadi.

Helen kenapa yaa? Wajahnya sembab gitu kaya abis nangis, ko gue khawatir ya. Batin vano.

"Emm rin lo tau helen kenapa? Ko mukanya kaya orang abis nangis?" Tanya vano penasaran.

"Gue juga engga tau van, tadi dateng dateng aja muka dia udah begitu, dia bilang gapapa." Jelas rina.

"Perasaan gue gak enak." Gumam vano, yang tidak didengar oleh rina.

Bel istirahat pun berbunyi, semua murid berbondong bondong untuk pergi ke kantin.

HELVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang