Raja menghentikan langkahnya tepat di depan pintu rumah saat mendengar suara orang-orang yang sedang berdebat.
Raja mengintip sedikit dari celah pintu yang terbuka, disana ada papa, kakek Putra, nenek Ida, opah Sultan, omah Rani, tante Wulan dan om Romi.
"Keputusan saya sudah bulat, Raja tetap akan tinggal bersama dengan saya dan neneknya."
"Karena bisa saja kamu membunuh Raja, seperti apa yang kamu lakukan pada Citra. Dan saya tidak akan biarkan hal itu terjadi."
"Udah pa biarkan aja Raja tinggal sama kak Doni disini "
"Gak mungkin juga kan kak Doni yang notabene nya orang tua Raja, bunuh anak nya sendiri."
"Itu kalo orang tua yang punya otak. Doni kan cuma mikir kerjaan sama selingkuhan nya itu."
"Udahlah jangan diingat-ingat lagi, kematian Citra itu udah takdir nya dan itu juga udah lama."
"Apa benar Don? Kamu masih berhubungan sama wanita itu?" Ucap opah Sultan orang tua papa.
"Iya benar itu semua benar, aku masih berhubungan dengan wanita itu karena apa? Karena aku mencintai dia, bukan Citra. Aku tidak pernah menginginkan adanya Raja disisi kami."
"Jika kalian ingin membawa Raja dari sini, ya sudah bawa aja. Silahkan. Aku tidak akan pernah ingin menganggap anak itu ada."
"Jaga ucapanmu Doni mau bagaimanapun, Raja itu darah daging kamu sendiri."
"Aku tidak pernah menginginkan dia. Hanya Citra yang menginginkan anak itu ada!"
Sudah cukup Raja mendengarkan perdebatan orang didalam sana, hatinya sudah cukup tersayat. Raja meninggalkan pekarangan rumahnya dengan kelajuan sepeda motor diatas rata-rata.
Raja tiba ditepi danau yang tak jauh dari rumahnya. Kata-kata papa nya tadi terngiang-ngiang di pikiran Raja.
"Apa yang harus aku lakuin pa, supaya papa anggap aku ada,"
Raja memukul pohon yang ada didepan nya berkali kali, untuk mencoba menghilangkan rasa sakit hatinya yang mengingat dirinya anak yang tak diinginkan oleh papanya sendiri.
Raja kembali mengingat dimana papa nya menolak ikut untuk melihat Raja tanding final basket saat acara Champions sekolah menengah pertama nya.
Flashback on
"Pa...ma aku masuk final, dan besok final nya."
Raja datang menghampiri Doni yang sedang membaca koran dan Citra yang sedang menonton di ruang tamu.
"Selamat ya nak, kamu hebat." Ucap Citra
Sementara Doni hanya diam dan menatap korannya dengan asik.
"Makasih ma, oh iya.. besok papa sama mama datang ya ke sekolah Raja sekali-kali gitu Raja diliat mama sama papa tanding basket, pasti Raja makin semangat tandingnya."
Sebenarnya Doni bangga mendengar jika Raja bisa masuk final Champions di sekolahnya, karena diusianya yang masih belasan tahun. Tapi jawaban Doni merusak semua cita-cita Raja.
"Alah lebay kamu, saya tidak bisa. Banyak kerjaan yang harus saya kerjakan. Ajak saja mama mu itu!"
"Kan cuma sebentar pa , dua jam aja. Datang ya pa,"
"Kamu kira dua jam itu sedikit? Selama itu, saya sudah bisa menyelesaikan pekerjaan saya dikantor."
"Kan papa pemilik perusahaannya, masa papa yang ngerjain semua pekerjaannya."
"Sudah ya, saya tidak bisa. Sekali saya bilang tidak bisa ya tidak bisa!"
"Kamu kan laki-laki, jangan seperti anak perempuan. Jadi laki-laki jangan cengeng! Jangan pengecut, paham!" Doni pergi meninggalkan Raja dan Citra di ruang tamu.
Raja terkejut bukan main saat mendengar ucapan yang keluar dari papa hebat nya itu. Tiba-tiba tangan mama nya merangkul tubuh Raja erat.
"Mama, papa gak sayang Raja ya?"
"Papa sayang kok sama Raja, tadi itu papa lagi sibuk aja, kerjaan di kantor nya banyak jadi dia emosi sedikit."
"Hm gitu ya ma, semoga aja ya papa sayang sama Raja,"
"Papa sayang kamu Raja, mama juga sayang Raja. Ya udah kalo besok papa gak bisa datang ke sekolah kamu, mama aja ya yang datang sendiri gak papa kan?"
"Iya ma, gak papa. Makasih ya ma,"
Flashback Off
Raja melihat nanar tangannya yang telah dipenuhi oleh darah, Raja berharap bahwa inilah terakhir dia merasakan sakit hati. Selanjutnya Raja berdiri mendekati sepeda motor nya, dan menaiki serta membawanya lagi sampai Raja lelah.
Dering ponsel Raja menghentikan lamunannya. Nama Ratu Pewaris Hati Raja terpampang nyata di sana.
"Halo,"
"Kamu ada dimana?"
"Jangan angkat telepon kalo lagi bawa motor,"
"Iya, keulang lagi Rat, Hahah"
"Kamu berantem lagi sama om Donny?"
"Haha nggak kok, cuma denger aja tadi,"
"Jangan bawa motor ngebut-ngebut, aku tau kalo kamu lagi emosi kamu gak bisa ngontrol nya,"
"Aku gak mau kamu kenapa-kenapa ja, kan aku sayang kamu,"
"Hehe makasih Rat, aku juga sayang kamu kok walau belum di sah kan,"
"Makanya cepetan dong disahkan,"
Wajah Raja berubah seketika yang tadinya kecut, datar tak berbentuk sekarang berubah ada karena ada sebuah senyuman yang terlukis diwajahnya. Karena mendengar ucapan Ratu.
"Iya secepatnya ya Ratu Pewaris Hati Raja,"
"Udah jangan sedih lagi ya, aku akan selalu ada kok buat kamu,"
Tanpa Raja sadari bahwa ada Ratu yang membuntuti nya dan menyaksikan dirinya yang memukul pohon hingga tangan nya berdarah.
Update ni, hehe
Semoga suka ya :)-Selamat hari Kartini :)-
Dan yang lagi ulang tahun
-Selamat ulang tahun-
Shantyyuliana
21 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA :)] Jika Suatu Saat Aku Menyerah Dengan Keadaan Ini. Jangan Berpikir Kalau Aku Berhenti Mencintaimu. Hanya Saja Kamu Tidak Mengizinkan Pengorbananku Menyentuh Cintamu Lagi. Selamat jatuh cinta, tertawa, emosi dan menangis. @s...