Part 13

476 102 44
                                    

Setetes demi setetes cairan infus itu mengalir di selang kecil yang digunakan untuk jalannya pemberian cairan intravena ke sekujur tubuh Raja. Tapi sampai saat ini, tidak ada pergerakan sedikitpun yang diberikan Raja.

Ilusi Raja On

"Gue dimana??"

"Mama??"

"Ma.....Aku kangen mama!!!" Teriak Raja

"Mama juga kangen kamu nak,"

"Ma...mama mau kemana?"

"Mama mau pergi nak, tapi kamu tenang aja, mama akan menjaga kamu dari sini," ucapnya sambil tersenyum.

"Aku ikut ma...." Teriak Raja lagi sambil berlari kecil mengikuti Mamanya.

"Belum saat nya nak. Kamu kembali ya, jangan buat semuanya khawatir. Papa itu sayang kamu kok,"

"Mama pergi yaaaa,"

Ilusi Off

Raja mencoba mengumpulkan semua energinya dan berusaha untuk bangkit. Namun kenyataan masih berbanding terbalik dengan harapannya.

°°°

"Bay, kalo kemarin gue gak nonjok perut dia, mungkin dia gak bakalan disini!" Lirih Ryan

"Bukan sepenuhnya salah lo yan, bokapnya sendiri yang buat dia kayak gitu," jawab Bayu.

"Tapi tetap Bay, disana ada bekas pukulan gue,"

"Udah, namanya juga emosi. Yang penting sekarang Raja harus sadar dulu,"

Ryan mengganguk paham.

"Ja, betah banget si lo. Tiduran disitu!!" Ucap Bayu

"Enak juga di kamar Ryan ja, kasurnya empuk, banyak makanan. Gak kayak disini ja, cuma bubur doang," lanjut Bayu yang berada dipinggir ranjang Raja.

Dering ponsel Ryan berbunyi menandakan ada panggilan yang masuk. 'Mama' itulah nama yang tertera dilayar ponselnya.

"Halo, iya ma ada apa??"

"Halo, yan uang nya udah mama tf ya, itu dua puluh juta, mama tf ke kamu,"

"Makasih ma,"

"Iya, kabar Raja sekarang gimana?"

"Masih belum sadar ma,"

"Kok bisa masuk rumah sakit?"

Ryan menceritakan semua yang terjadi, dari papanya Raja yang menyekap sampai dia yang jelas menonjok perut Raja.

"Oh jadi gitu ceritanya. Mama gak habis pikir sama jalan pikiran Doni itu, dari tampang seperti manusia berpendidikan, tapi kalo dari hati, sebelas dua belas seperti iblis,"

"Jadi kalo kamu udah tahu gimana sifat Doni ke anaknya, kamu sama Bayu harus selalu support Raja. Karena cuma kalian yang bisa mensupport dia saat ini. Dan tetap berdoa supaya hati Doni luluh,"

"Iya ma, "

"Udah dulu ya yan. Mama mau lanjut meeting, salam sama semuanya!! Yang bagus kuliahnya,"

"Kenapa yan?" Tanya Bayu.

"Gak...ini nyokap gue, barusan tf ke rekening gue,"

"Bagus tu, jadi sekarang lo bisa gantiin duit bokapnya Raja, supaya Raja tetap dekat sama Ratu," saran Bayu.

"Boleh juga ide lo,"

Ryan langsung mencari kontak 'Om Doni' dan langsung mengketik pesan whatsapp.

Ryan Arkaleno : 
Om bisa ketemu?
✓✓

Om Doni :
Ad ap? Saya sibuk!

Ryan Arkaleno :
Sebentar saja om, 30 menit
✓✓

Om Doni :
Ok, sekarang saya ada di caffe Indramodya

Setelah membaca pesan itu tanpa niat untuk membalasnya. Ryan langsung pergi menghampiri Doni yang sudah berada sejak lama di caffe itu, karena memang ada keperluan dengan kliennya.

"Langsung aja ya om," ucap Ryan yang sudah menemui keberadaan meja Doni.

"Ini uang yang saya pinjam untuk pengobatan Raja semalam," ucap Ryan dan langsung menyodorkan amplop yang berisikan uang sebanyak sepuluh juta rupiah.

"Wah....padahal saya tidak menginginkan uang itu kembali,"

"Apa yang om mau??"

"Ratu?" Tanya Ryan langsung.

"Yapp...benar sekali,"

"Om menyukai Ratu?"

"Sadar om!! Om sudah tua, yang pas untuk Ratu itu Raja, anak om!!! Bukan om!!" Tegas Ryan.

"Umur tidak ada yang salah dalam soal mencintai!! Dan tahu apa kamu soal cinta?"

"Kamu hanya bocah ingusan yang sedang beranjak dewasa," ucap Doni diselingi tawa.

"Emang, anak itu bisa membahagiakan Ratu? Belum tentu....kan,"

"Jadi, suruh temanmu itu jauhi Ratu!!"

"Jika dia menjauhi Ratu, maka nyawanya aman,"

"Saya kasih penawaran dengan kamu. Jika kamu bisa menjauhi Raja dari Ratu, maka saya akan kasih apa saja yang kamu inginkan!! Penawaran bagus bukan?" Lanjut Doni.

Sekarang emosi Ryan sudah memuncak. Ryan mengepal tangannya berniat untuk memberi santapan di sudut bibir Doni.

Buuughhh....

Sebuah tonjokan lolos di sudut bibir milik Doni. Doni memegangi sudut bibirnya yang sudah lebam.

Doni tertawa, "cuma segini?"

"Dengar ya om! Sampai kapanpun, aku sama Bayu gak akan bakalan pernah bantu om untuk jauhi Raja dari Ratu!!"

"Kita lihat saja, akhirnya nanti..... ya!!!!" Ucap Doni tertawa dan meninggalkan Ryan yang masih emosi.

Ryan memukul meja yang ada didepannya, membuat semua mata melihat kearahnya, setelah itu Ryan keluar dari caffe itu dan pergi ke rumah sakit kembali dengan harapan Raja sudah sadarkan diri.

Ryan mengambil ponselnya dan menghubungi Bayu.

"Bay gimana, Raja udah siuman???"

"Belum yan, jangankan sadar yan. Gerakin jarinya aja, nggak,"

"Oke..gue otw kesana, ada yang mau gue ceritain juga ke lo!"

"Oke.... Sekalian bawa nasi goreng! Lapar gue,"

"Iya, cuma itu??"

"Sekalian baju ganti!! Udah semalaman gue belum ganti baju,"

"Iya-iya, ntar gue pulang. Sekalian ngambil selimut,"

"Oke sip yayang nya Eci,"

"Hati-hati yayang Eci,"

Setelah memutuskan panggilannya.
Ryan langsung melajukan motornya ke area rumahnya untuk mengambil segala keperluan di rumah sakit.

°°°

Update, hehehe

Maaf ya pendek kayak jalan tikus wkwkw





05 Juni 2020

Raja & Ratu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang