Disinilah Raja saat ini, di rumah kediaman Doni - papanya.
Mungkin, ini hari pertamanya datang kesini lagi setelah hari-hari lalu, ia habiskan di kastil keduanya. Yakni rumah Ryan.Tidak ada yang berubah di tempat ini, semua tataan masih sama seperti dulu. Letak miniatur-miniatur kecil, tetap sama. Hanya saja, sekarang sedikit berdebu. Mungkin karena asisten rumah tangga yang bekerja disini, kurang memperhatikannya.
"Wah, akhirnya tuan rumah pulang," ucap Doni yang keluar dari ruangan kerjanya
"Gimana hari-hari anda, tuan?" Lanjutnya
"Apakah jauh lebih indah??" Lanjut Doni"Jelas, lebih indah!" Batin Raja, saat ini. Raja hanya bisa membatin. Karena jika, ia membalas satu perkataan papanya. Maka akan tercipta suatu peperangan kembali. Dan itu hanya membuang waktu dan tenaga saja.
"Ada keperluan apa tuan, anda mengunjungi tempat ini kembali??" Tanya Doni
"Saya, yang menyuruh Raja datang kerumah ini!!!" Teriak opah Sultan yang turun dari tangga kamarnya
"Untuk apa, papa menyuruh DIA kembali ke rumah ini???" Tanya Doni
"Karena, Raja berhak tinggal dirumah ini!!!" Tegas opah Sultan
"Atas dasar apa, papa bilang. Raja berhak tinggal di rumah ini?" Ucap Doni
"Rumah ini, rumah aku pah! Aku yang berhak atas rumah ini," lanjut Doni"Ingat! Tanpa saya, kamu tidak akan pernah bisa, memiliki ini semua!!" Tegas opah Sultan
"Ini, kenapa sih ribut-ribut, ganggu tidur siang aja," ucap omah Rani yang berjalan ke arah mereka
"Eh ada cucu omah tersayang," ucap omah Rani yang berjalan ke arah Raja
Raja langsung menghampiri omah Rani lebih dulu, dan langsung memeluknya, untuk menyalurkan rasa rindunya. Setelah melepaskan pelukannya, Raja langsung menyalam dan mencium punggung tangan omah Rani. Kemudian omah Rani mencium pipi kanan dan kiri Raja seperti yang sering ia lakukan pada saat Raja masih kecil.
"Gimana, kuliahnya?" Tanya omah Rani
"Seandainya yang nanya gitu bukan hanya omah. Namun papa juga," batin Raja
"Puji Tuhan, lancar omah," jawab Raja
"Kabar omah sama opah baik-baik aja kan? Opah sama omah, gak pernah sakit-sakitan kan," tanya Raja untuk memastikan kondisi omah dan opahnya
"Kalau ngeliat kamu, omah sama opah, makin sehat. Ditambah lagi, kamu makin hari makin tampan, gini" jawab omah
"Aduh, omah bisa aja," ucap Raja
"Hehehe kan memang benar. Kamu cucu omah yang paling tampan. Tidak ada tandingannya," balas omah
"Iya dong, Raja kan duplikat opah waktu zaman muda dulu," sanggah opah Sultan yang sedang merapikan rambutnya
"Iyain aja, umur gak ada yang tahu," jawab omah Rani sekenanya sampai membuat opahnya cemberut.
"Kamu doain aku cepat kembali sama Tuhan?" Tanya opah Sultan
"Nggak kok. Mana tega aku," jawab omah Rani
Seketika opah Sultan tersenyum penuh arti setelah mendengar jawaban istrinya itu.
"Iya aku mana tega doain buruk-buruk buat kamu. Nanti gak ada lagi ATM berjalan aku, gak ada lagi teman tidur, gak ada lagi teman rumpi," lanjut omah Rani
Raja tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan omah dan opahnya. Tenyata sifat bobrok yang Raja punya, itu keturunan omah dan opahnya.
"Masih ada yang mau dibahas?" Tanya Doni tiba-tiba
Semua mata langsung mengarahkan pandangannya ke sumber suara.
"Yang ngajakin kamu ngebahas sesuatu siapa?" Jawab opah Sultan yang berhasil membungkam Doni.
"Kalau gitu, aku pergi dulu. Ada yang masih mau diurus," ucap Doni dan bersiap untuk pergi meninggalkan mereka.
"Ya pergi aja, gak ada yang larang juga!" Balas omah Rani
"Papa cuma mau izin aja, opah-omah" ucap Raja sambil menatap kedua lawan bicaranya
"Siapa papa kamu!" Jawab Doni yang mendengar ucapan Raja, lalu membalikkan badannya.
"Saya tidak pernah, menganggap kamu sebagai anak saya!" Lanjut Doni
"Jadi jangan pernah, memimpikan itu!" Tegur Doni lagi
"Bukan mimpi! Tapi kenyataannya pah, aku Raja Antonio Pratama, adalah putra kandung papah!!" Tegas Raja
"Itu hanya sebagai pemanis di kartu keluarga saja! Nyatanya saya tidak akan pernah menganggap kamu, anak saya!" Ucap Doni
"Sudah...sudah!!" Teriak opah Sultan
"Doni!! Jika kamu masih melakukan hal ini lagi dan lagi, maka kamu akan lihat. Apa yang akan papah lakukan untuk semua perusahaan kamu!" Lanjut opah Sultan
"Saya akan menunggu itu! Tapi ingat, sampai kapanpun. Saya tetap tidak mau menganggap dia itu PUTRAKU!!!" Ucap Doni sambil menunjuk ke arah Raja, dan pergi begitu saja.
"Udah sayang, Doni memang anak yang keras kepala," ucap omah Rani yang kini sudah merangkul bahu opah.
Opah mengangguk memberi jawaban iya.
"Raja, kamu istirahat saja dulu. Atau kalau kamu belum makan, makan aja ya. Tadi omah udah masak makanan kesukaan kamu," ucap omah Rani
"Iya omah, makasih ya omah," jawab Raja yang langsung berjalan meninggalkan lah dan opahnya di ruang tengah.
"Sampai kapan, anak kita kayak gitu," ucap omah Rani yang masih terdengar oleh Raja
"Aku yakin, lambat laun. Doni pasti mau menerima Raja di kehidupannya," jawab opah
"Aku juga berharap seperti itu juga, opah" batin Raja
Setelah mendengar perkataan opah dan omah nya, Raja langsung masuk ke dalam kamarnya, mencoba beradaptasi kembali dengan kamar lamanya yang sudah ia tinggalkan untuk beberapa hari.
Kamarnya tetap sama, tidak ada yang berubah. Corak langit-langit kamarnya tetap sama, robot-robatan kecilnya juga tidak ada yang berubah, posisinya masih sama.
Raja mengambil sebuah robot-robotan yang selalu ia mainkan saat ia masih kanak-kanak. Dan beberapa adegan didalamnya teringat kembali di memori Raja.
"Seandainya mama masih disini mah, mungkin aku nggak bakalan pernah ninggalin rumah ini," ucap Raja pada robot pemberian mamanya itu
Setelah itu, Raja meletakkan kembali robot-robatannya. Lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya.
👑👑👑
TBC
Gimana untuk part ini??
Jangan lupa buat vote sebelum membaca ya, dan coment di kata yang buat kalian gregetan.
See you💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [END]
Jugendliteratur[FOLLOW SEBELUM MEMBACA :)] Jika Suatu Saat Aku Menyerah Dengan Keadaan Ini. Jangan Berpikir Kalau Aku Berhenti Mencintaimu. Hanya Saja Kamu Tidak Mengizinkan Pengorbananku Menyentuh Cintamu Lagi. Selamat jatuh cinta, tertawa, emosi dan menangis. @s...