Udara merambat pelan melalui celah jaket yang dipasangkan Raja ditubuh Ratu. Membuat suasana dingin dimalam hari tidak terlalu dirasai Ratu. Ratu memeluk pinggang Raja sangat erat, seperti tidak ingin berpisah. Dalam gelapnya jalanan yang mereka lalui, Ratu selalu mengingat dimana lelaki yang ia sayangi, sukai, cintai terang-terangan menyatakan cinta kepadanya, dan memberikan kado terindah di hari ulang tahunnya. Ratu tersenyum sipu di pundak Raja, dan Raja dapat merasakan itu.
"Senyum-senyum mulu neng," ujar Raja membuka suara
"Biarin, kan aku lagi senang" jawab Ratu
"Aduh..aduh, siapa sih yang buat senang itu," tanya Raja, yang sudah pasti Raja tahu jawabannya.
"Kamu nggak perlu tau, wahai pak sopir,"ledek Ratu menjulurkan lidahnya ke arah spion, yang dapat langsung terlihat oleh Raja.
"Pacar gak berakhlak ya gini, ganteng-ganteng kayak gini juga. Dikatain sopir," jawab Raja ketus
👑👑👑
Setelah tiba di rumah Ratu, Raja langsung membantu Ratu untuk turun dari motornya. Dengan memegang satu tangan Ratu.
"Langsung pulang kan?" Tanya Ratu saat melepas helmnya.
"Gak. Aku mau ngobrol dulu sama calon mertua," jawab Raja diselingi dengan kekehan pelan, yang membuat ancang-ancang untuk turun dari motornya.
"Ihh...nggak usah! Udah malam," ucap Ratu
Tanpa di ketahui Raja dan Ratu, ternyata sejak tadi, papanya sudah menguping obrolan mereka.
"Acieeee ...ciee, ada yang habis jadian," teriak papa Ratu dari balik pagar.
"Cuit..cuit, akhirnya ada juga yang mau sama anak papa ini," ucap Roy mendekati Ratu sambil mengelus bahu anak gadisnya itu pelan.
"Sebenarnya terpaksa aja sih om, jadian sama anak om ini. Soalnya dia terlalu ganas buat dipacarin," jawab Raja dengan kekehannya yang mengundang cubitan keras di sisi perutnya.
Ratu mencubit pelan perut Raja dengan raut wajah kesal. Jelas-jelas Ratu menganggap dirinya adalah seorang princess baik hati, tidak sombong, penyayang, rajin menabung, dan tidak pernah ketinggalan, bahwa dia adalah princess yang sangat cantik, seprovinsi Sumatera.
"Iya, maklumin aja. Sering makan cabe-cabean kok dianya. Jadi keturunan cabe-cabean gitu, bukan keturunan oom yang mantul luar dalam ini," kata Roy sambil tertawa melihat wajah putrinya yang sekarang semakin kecut.
"Apa sih papa? Mau juga aku cubit kayak Raja?" Tanya Ratu
"Aahh..nggak mau, cubitan kamu tu ngalahin kepiting dari China. Gimana kalo papa dikasih PJ aja??"jawab Roy
"PJ.....?" Tanya Raja dan Ratu serentak
"Iya loh PJ. Pajak jadian," jawab Roy
"Ooh.. pajak jadian toh," jawab Raja
"Jadi kalian nggak tahu. PJ tadi apa? Makanya sering-sering nonton sinetron SCTV dong, jangan sinetron Korea mulu," ucap Roy melirik putrinya. Agar Ratu tahu bahwa papanya sedang menyudutinya.
"Sinetron Korea tu lebih mantul pah, orangnya tampan-tampan, enak pula buat dihaluin apa lagi dimimpiin. Nggak kayak yang didepan papa ini," jawab Ratu sambil melirik Raja. Roy hanya tertawa melihat kelakuan putrinya itu. Jelas saja, putrinya sudah menginjakkan umur yang ke 19 tahun, tapi tetap saja, Roy mengganggap sifat putrinya itu masih kekanak-kanakan.
"Oh iya ayo masuk dulu. Kita main catur dulu, atau ngobrol-ngobrol dulu?" Tanya Roy mempersilahkan Raja untuk masuk kedalam rumahnya.
"Nggak sekalian ngajakin main sepak bola aja pa? Tanggung kalo cuma main catur," jawab Ratu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [END]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA :)] Jika Suatu Saat Aku Menyerah Dengan Keadaan Ini. Jangan Berpikir Kalau Aku Berhenti Mencintaimu. Hanya Saja Kamu Tidak Mengizinkan Pengorbananku Menyentuh Cintamu Lagi. Selamat jatuh cinta, tertawa, emosi dan menangis. @s...