❝Bosan itu manusiawi karena setiap orang pasti punya rasa jenuhnya masing-masing. Tapi jika menjadikan rasa 'bosan' sebagai alasan untuk putus, kamu terlalu childish.❞
-Undecided-
Nafta membaca dialog pada lembaran kertas ditangannya tanpa minat. Ia menoleh pada Fadya dan Vazo, yang lagi asik main tiktok mamah muda di dekat gorden.
Setelah itu, ia beralih menatap Venus, cewek paling irit bicara di kelas yang sedang duduk di sofa, membaca dialog tanpa ekspresi. Oke, mungkin dalam kelompok ini hanya Venus yang serius memerankan tokoh.
Di samping Venus, ada Aldeo si ketua kelas yang sedang fokus pada laptopnya-menonton video pembelajaran sejarah tentang perjanjian linggarjati yang akan mereka mainkan besok.
Nafta menghela nafas lega, ternyata selain Venus, ia juga memiliki anggota kelompok lain yang waras seperti Aldeo.
Sementara itu, di karpet sedang ada dua monyet rebahan sambil makan malkist abon, siapa lagi kalau bukan Upik dan Oci-inilah dia, kembar seiras itu biasa. Upik dan Oci ragam aksinya, kau disenangi siapa jua-oke, nggak usah dilanjutin. Ntar keterusan.
Mereka semua berkumpul di apartmen Nafta sejak pukul lima sore tadi untuk membahas tugas kelompok dari guru sejarah, memperagakan bagaimana perjanjian linggarjati, kurang lebih seperti drama. Namun hingga pukul tujuh malam, mereka tak kunjung selesai.
Ya gimana mau selesai, orang anggotanya pada sibuk sendiri begini.
"Kalo nggak selesai malam ini nggak papa, kan? Lagian, kita kelompok tiga. Di atas kita masih ada kelompok satu sama dua. Gue tebak besok kita gak kebagian waktu buat maju ke depan," Fadya bersuara, setelah merasa lelah dengan dunia per-tiktokannya.
"Nah, itu tuh. Gue juga mikir gitu!" Upik langsung bangun dari rebahannya, "Pulang yok, ah. Capek banget nih gue, mikir mulu dari tadi."
"Perasaan tadi gue lihat lo cuma rebahan." sindir Nafta, "Malkist gue aja lo abisin, ish."
Upik nyengir kuda, "Gue rebahan sambil mikir, sambil makan juga biar pikiran gue lancar jaya kayak sinyal 4G unlimited sebulan!"
"Gue udah download videonya, nanti gue kirimin di grupchat." Aldeo bersuara, "Kalo gue kirim, dipahami bener-bener. Jangan cuma ditonton."
"Ashiaaapp, pak ketu!"
Oci melempar bantal pada Upik, "Udah tahun berapa sih ini? Masih zaman bilang ashiaapp?"
"Kalo udah selesai, gue pulang sekarang." Venus memasukkan kertas ditangannya ke dalam tas, "Ta, gue pulang." pamitnya.
Nafta mengangguk, "Hati-hati ya, Ven."
"Nggak bareng gue aja, Ven?" tanya Aldeo, "Kita kan, searah."
Venus menolah pada Aldeo dengan raut dingin, "Gue tunggu di depan." setelah mengatakannya, cewek itu langsung berjalan keluar pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undecided
Teen Fiction❝Riddle was made to be solved, are you ready to solve it together?❞ Bukan tanpa alasan murid sepintar Dycal Alvredo memutuskan pindah dari sekolahnya yang biasa ke sekolah swasta bergengsi di kotanya itu. Sebuah teka-teki yang setiap malam selalu me...