❝Sebaik apa pun kamu di depan semua orang, kamu tetap jadi brengsek di mata orang tertentu.❞
•••
"Give me R! Give me E! Give me N! Give me A! Give me T! Give me A!" seru seorang cewek dengan pakaian olahraganya di atas podium pembina upacara. "RENATA!"
Vika yang sedari tadi gelisah langsung maju ke depan, "Mentang-mentang mantan cheerleaders, bawain senam sembarangan!"
Renata berkacak pinggang. "Baru naik dimarahin. Ngajak berantem?!?!"
Kok kayak iklan?
"Udah, udah." Lyla mendekat mencoba menengahi keduanya. "Emang solusi paling tepat tuh, suruh Fero gantiin musiknya."
"Nah, itu tuh. Suruh gantiin jadi senam yang itu tuh," Fadya diam sejenak kemudian mengangkat tangan kanan seraya berputar. "Putar ke kiiiiri eee... nona manis putarlah ke kiri ke kiri ke kiri dan ke kiri ke kiri ke kiri manis-"
"Fadya!" teriak Nafta karena Fadya berputar tak tahu tempat hingga menginjak kakinya. "Kaki gue nih, sakit!"
Fadya nyengir, "Ututu tayang tayang maafin gue, ya."
Venus yang sedari tadi berdiri di samping Nafta memutar bola mata malas. Memang, dari sekian banyaknya pelajaran Venus hanya tak menyukai pelajaran olahraga. "Dahlah, gue capek. Lo pada aja yang senam, gue kesana." ucapnya sebelum akhirnya cewek jangkung itu melangkah ke kursi kayu di bawah pohon ketapang.
"Tiati duduk disana, Ven. Banyak serangga!" teriak Vika yang direspon Venus hanya dengan acungan jempol.
"Jadi senam nggak neh?" celetuk Fadya. "Kalo enggak gue mau bikin tiktok dulu."
Nafta menghela nafas. "Tiktok mulu kerjaan lo,"
"Perlu gue panggilin Fero dulu nggak?" tanya Lyla. "Kita senam pinguin batata taridida didu tata ding tata tading tading." lanjutnya sambil berputar memeragakan senam pinguin.
"Senam santri aja dah senam santri." celetuk Vika. "Eh, tapi gue nggak tahu gerakannya sih."
Renata turun dari podium kemudian melangkah dengan gemulai. "Emang paling bener tuh ikutin gerakan gue aja, sis."
"Nggak, geli gue." tolak Nafta cepat.
"FERO! ADIT! KESINI DONGSS!" teriak Lyla pada dua cowok yang sedang berdiri di pinggir lapangan basket sambil berbincang dengan Pak Anton, guru olahraga.
Mereka para cewek memang memilih memisahkan diri dari para cowok yang sedang bermain basket dengan alasan nggak suka bola. Para cowok main basket di lapangan basket dengan bimbingan Pak Anton. Sementara para cewek malah senam di lapangan yang biasa dipakai buat upacara.
Btw, lapangannya deket sama ruang kelas. Kalo ketahuan guru mereka senam disini, pasti bakal kena hukum seperti biasa.
Fero terlihat berpamitan sebentar dengan Pak Anton kemudian berjalan ke arah mereka disusul oleh Adit di belakangnya. "Apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Undecided
Teen Fiction❝Riddle was made to be solved, are you ready to solve it together?❞ Bukan tanpa alasan murid sepintar Dycal Alvredo memutuskan pindah dari sekolahnya yang biasa ke sekolah swasta bergengsi di kotanya itu. Sebuah teka-teki yang setiap malam selalu me...