❝Puzzles are made for those who are ready to solve them.❞
-Undecided-
"Kenalin, gue Dycal. Selingkuhannya Nafta, sekaligus alasan logis kenapa Nafta minta putus sama lo."
Nafta berjalan dengan senyum mengembang, sambil mengingat-ingat bagaimana tadi cowok yang sedang berjalan sekitar satu meter di hadapannya ini berpura-pura menjadi selingkuhannya di depan Joshua, sehingga membuat Joshua terdiam. Mati kutu.
"Bang Icalll!" panggil Nafta, "Makasih, ya, udah bantuin gue."
"Gak usah gede rasa." balas cowok itu datar, tanpa menoleh ke arah Nafta. "Lo berantem dipinggir jalan, kayak nggak ada tempat lain aja. Kebetulan gue lewat."
"Masa sih?"
"Hm."
Nafta mempercepat langkahnya, hingga sejajar dengan Dycal. "Tapi kok lo tiba-tiba bilang kalo lo selingkuhan gue, sih? Lo nerima tawaran gue, Cal?"
"Gak."
"Idih, jujur aja, Cal." kata Nafta senyam-senyum, "Mau gue upah berapa untuk akting pertama lo malam ini?"
"Gak minat."
"E buset, Bang Icalll!" geram Nafta, "Yaudah kalo gak mau. By the way, kita mau kemana?"
Bukan tanpa alasan Nafta bertanya seperti itu. Pasalnya, ia sudah berjalan hampir lima menit tanpa tahu kemana cowok ini akan pergi.
"Gue nggak nyuruh lo ngikutin gue." balas Dycal seakan tahu jalan pikiran Nafta.
Nafta memanyunkan bibir, "Tapi gue mau ngikutin Bang Ical, selingkuhannya gue."
"Serah lo."
"Emang serah gue, wle!" Nafta memeletkan lidahnya, "Ini mau kemana, sih? Kenapa dari tadi cuma jalan kaki? Lo nggak bawa motor emangnya? Yaampun, Bang Ical. Muka doang ganteng, aslinya kere begini. Gue capek ngikutin lo mulu dari tadi, yang peka kek jadi cowok!" ocehnya panjang lebar.
Dycal mendengus, cewek ini sangat cerewet. Ia tak suka, di tambah lagi dengan sebutan 'Bang Ical' yang diucapkan cewek itu, semakin mengingatkan Dycal pada Ciava, adiknya.
Dycal terus berjalan dengan tangan dimasukkan ke saku hoodie. Selang beberapa menit, terdengar decakan dari arah belakang. Dycal menoleh, ternyata cewek itu tengah menunduk sambil memegangi lututnya.
"Lo haus?" entah dorongan darimana Dycal menanyakan yang demikian.
Nafta terperanjat, "Lo nanya gue?"
"Nanya setan."
"Ish, setan." Nafta berdecak, menghentakkan kakinya, "Padahal kalo lo nanya gue, gue bakal jawab gue haus. Capek banget gilaaa berantem sama Jojo kayak tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Undecided
Teen Fiction❝Riddle was made to be solved, are you ready to solve it together?❞ Bukan tanpa alasan murid sepintar Dycal Alvredo memutuskan pindah dari sekolahnya yang biasa ke sekolah swasta bergengsi di kotanya itu. Sebuah teka-teki yang setiap malam selalu me...