❝Riddle was made to be solved. Are you ready to solve it together? ❞
-Undecided-
Benzana Alevan Winanta, biasa dipanggil Ben. Cowok jangkung satu ini adalah sepupu dari Naftalena Disty. Aneh memang, nama mereka berdua seolah sama-sama diambil dari nama senyawa kimia, padahal sebenarnya tidak. Hanya kebetulan saja.
Hari ini adalah hari pertamanya sekolah setelah satu bulan kena skors akibat tindak kekerasan yang sengaja ia lakukan pada adik kelasnya, Delon.
Tapi masa bodo. Seberapa sering Ben kena skors atau masuk tahanan remaja, ia tak akan berhenti mengusik siapa pun yang masuk dalam death list miliknya. Dan salah satu nama yang termasuk dalam list tersebut adalah Delon, beserta beberapa orang yang terkait dengan cowok itu.
Ben dan Delon cs memang tak pernah akur sejak dulu karena Delon pernah menyukai atau bisa disebut mengincar Adeeva, kekasih Ben yang sekarang keberadaannya sudah jauh.
Di sisi tuhan.
Ben pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk tak akan berhenti mengganggu mereka-yang dulu pernah terkait dengan Adeeva-hingga ia menemukan pelaku sekaligus motif dibalik meninggalnya Adeeva setahun yang lalu di sekolah ini.
Oke, cukup sampai disitu untuk masalah Adeeva.
Hari ini, pukul setengah delapan, Ben datang ke sekolah dengan devil smile yang tercetak di sudut bibirnya. Ia berjalan santai melintasi koridor setelah tadi sempat menyiram adik kelas perempuan yang ia ketahui bernama Lalita itu dengan ember bekas pel di toilet siswa kelas sepuluh.
Ben tak perduli dengan resiko. Paling setelah ini ayah Ben si kepala sekolah itu akan menyita aset dan fasilitas yang telah diberikan kepada anaknya seperti atm, kunci mobil dan kunci motor. Ck, seolah tak ada hukuman lain yang lebih menantang. Menurut Ben, itu bukan masalah besar.
Hanya sekedar menyita atm? Bahkan Ben sendiri pun telah mempunyai tabungan sendiri hasil jerih payahnya mengikuti pertandingan, atm yang diberikan ayahnya tak berpengaruh bahkan jika disita. Selain atm, konci motor dan mobil juga? Cih, ayahnya yang sibuk itu tidak tahu saja bahwa sang anak telah membeli motor sport keluaran terbaru dengan uang sendiri.
Itulah Ben, dengan segala keangkuhannya.
Ben membuka pintu kelas XII IPS 3 yang sudah sebulan lewat tak pernah dimasukinya. "Assalamualaikum para akhi dan para ughtea," sapanya ketika masuk kelas.
Prinsip Ben; diluar kelas boleh kelihatan kejam dan sangar, namun di dalam kelas tetaplah bar-bar.
"Aaaa akhirnya bebas juga lo dari tuh pagar besi!" teriak Vika heboh, "Welcome back, Ben. Lo pasti kangen sama gue, kan?"
Ben mengangkat sebelah alis ketika Vika mendekatinya, "Siapa lo?"
Vika mendengus, "Cita-citata."
"Oh," Ben mengulurkan tangannya, "Kenalin, gue Ibnu Jamil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Undecided
Teen Fiction❝Riddle was made to be solved, are you ready to solve it together?❞ Bukan tanpa alasan murid sepintar Dycal Alvredo memutuskan pindah dari sekolahnya yang biasa ke sekolah swasta bergengsi di kotanya itu. Sebuah teka-teki yang setiap malam selalu me...