❝Terlalu menjiwai dalam berperan hingga lupa bahwa semuanya hanya permainan.❞
-Undecided-
"Filing goat!"
"Tobasek!"
"Medisasae wanda ework!"
Oci tertawa ngakak bersamaan dengan Upik yang terdorong ke tembok karena kencangnya cowok jangkung itu menendang. Padahal yang diketawain cuma video tiktok cimoy berdurasi lima belas detik, tapi ketawanya Oci sampe memakan korban.
Orang-orang mah kalo ketawa bawaannya pengen nabok.
Tapi kalo Oci beda, dia malah nendang. Yang di tendang perutnya Upik.
"ANJING LO!" umpat Upik tak terima. Ia menggulung lengan seragam dengan dua tangan terkepal, bersiap meninju Oci. "Maju lo sini! Minta banget gue tonjok?!"
"Bennnn atuttt!" teriak Oci sok imut, malah sembunyi di balik punggung Ben.
Ben berdecak, "Minggir lo, ah!" katanya sebal, menepis tangan Oci di pundaknya karena merasa terganggu. Cowok itu sedang fokus melihat ke layar hape. "Siapa adminnya?"
Baik Oci maupun Upik sama-sama menggeleng. Dycal sendiri sibuk dengan rubik, tak memperdulikan banyak. Fero sedang mojok nonton drakor di laptop bersama teman rasa pacarnya- Lyla di pojok kelas. Adit dan Farhan sedang menyetel lagu Rossa - Hati Yang Kau Sakiti melalui ponsel yang dihubungkan lewat bluetooth ke pengeras suara. Alhasil, suasana kelas berasa jadi sinema Suara Hati Istri indosiar.
Ini kelas apaan, sih?
Pantesan guru pada nggak mau masuk, isinya makhluk nggak berguna semua.
Vazo sedang bermain tiktok dengan Fadya. Ia mengibas-ngibaskan kipas pink milik Renata ke wajah. "Hareudang. Hareudang. Hareudang."
"PANASSSS PANASSS PANASSSHHSHSHS!!" sahut Fadya heboh. "Abis ini pasti hujan lebet banget pake gledek, nih!"
Merusak suasana. Padahal Vazo sudah serius, si Fadya malah ngomongin gledek. Cowok itu segera mematikan record-nya. "Ngerusak suasana aja, lo."
Fadya merampas kipas dari tangan Vazo, "Abisnya panas banget gini, biasanya mau ujan, Zo. Hedeh, hareudang hareudang."
"Ya jangan dong, Fad. Kolor gue masih dijemur, kagak ada yang ambilin ntar."
Nafta yang sedari tadi duduk membaca wattpad di samping keduanya jadi berdecak karena tak bisa fokus. "Lo berdua bisa diem dulu, nggak?"
Seakan hanya angin lalu, ucapan Nafta sama sekali tidak digubris oleh dua orang penggila tiktok itu. Hal itu membuat Nafta bangkit, berjalan ke barisan cowok kemudian ikut bergabung duduk di barisan Dycal. "Bang Icallllllll!"
Dycal mendongak sebentar. "Apa?" tanyanya, kemudian kembali mengotak-atik rubik.
Merasa direspon, Nafta tersenyum lebar. "Abis ini jadi pulang bareng, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Undecided
Teen Fiction❝Riddle was made to be solved, are you ready to solve it together?❞ Bukan tanpa alasan murid sepintar Dycal Alvredo memutuskan pindah dari sekolahnya yang biasa ke sekolah swasta bergengsi di kotanya itu. Sebuah teka-teki yang setiap malam selalu me...