Warning 🔞
TypoDua pasang manik itu masih bertaut, menyelami keindahan dari binar masing masing. Melupakan keadaan sekitar yang semakin sepi ditelan gelapnya malam.
Klang
Suara bel berbunyi mengalihkan atensi kedua insan itu. Mereka bergerak kikuk dan menyibukan diri masing masing.
"Jimin shii sepertinya sebentar lagi waktunya tutup. Aku pamit pulang dulu ya."
Jimin mengangguk dan mempersilahkan karyawannya untuk pulang.
Atensinya sedikit mencuri pandang pada pemuda yang masih setia memandangnya. Dahinya berkerut, melemparkan tatapan penuh tanya pada pemuda tersebut.
"waktunya pulang Jimin ah, apa perlu kuantar?"
Si mungil sempat tersentak dengan suara bariton itu, memecah lamunan saat sibuk meneliti tiap inchi wajah seorang Kim Taehyung.
"terima kasih Taehyung ah, aku akan segera berkemas."
Keheningan melanda kedua namja itu, perjalanan masih cukup jauh.
"apa kabar dengan Hoseokie hyung."
Taehyung mengangguk.
"dia baik baik saja Jiminie."
Hening kembali melanda, membuat kedua pemuda itu memilih diam dengan pemikirannya masing masing.
"mampirlah dulu Tae."
Taehyung menggeleng, ia memandang Jimin lembut.
"sudah malam, seharusnya kau beristirahat."
"aku memaksa."
Tanpa berfikir panjang Jimin menariknya kedalam rumah, ia mengedarkan pandangan dan mendapati rumah yang tampak sepi.
Jimin baru ingat jika kedua orang tuanya tengah pergi keluar kota."apa kau mau minum sesuatu?"
Jimin beranjak kedapur dan segera memanaskan air.
"aku baru saja minum dan makan di kafemu jika kau lupa."
Jimin sedikit meringis mengingat kebodohannya.
"sedikit susu dan kookies tak masalah kan, tak mungkin tuan rumah membiarkan tamunya hampa tampa cemilan apapun."
Ia mengendikan bahu dan melengoskan pandangannya menghindari tatapan Taehyung yang semakin dalam.
"makanlah dulu, aku akan mandi sebentar."
Taehyung mengangguk dan menghirup susu yang disediakan dihadapannya. Ia memandang si mungil yang berlalu menuju kamarnya.
Beberapa menit berlalu. Jimin datang dengan bathrobe yang masih setia melilit ditubuhnya. Ia menghampiri Taehyung dengan tergesa.
"kau juga butuh mandi Tae, kau boleh menggunakan kamar mandiku. Ayolah."
Jimin menarik tangan yang lebih besar, tak mengetahui seringai seram tercetak jelas di wajah pemuda itu.
Tangan besar Taehyung menutup pintu dan tak lupa menguncinya, iq memandang Jimin yang mulai sibuk mengambil dan memilah baju yang akan ia kenakan.
"apa kau ingin aku menginap?"
Jimin sedikit tersentak, ia tak menyadari tangannya yang justru memilah pakaian yang sekiranya muat untuk Taehyung.
Jimin merona, ia menundukan wajahnya. Menyembunyikan rona yang semakin menjalar hingga ketelinga.
"aku akan menginap."
Tangan besar itu mengelus pipi Jimin dengan sensual, si mungil tak menyadari jarak mereka semakin dekat. Ia dapat merasakan nafas Taehyung yang menerpa wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE (BlackSwan)[END]
FanfictionVMin Story [COMPLETED] "malam ini aku akan menjemputmu, angsa hitamku yang nakal" bagaikan sebuah mimpi buruk, ia dihadapkan dengan sebuah takdir yang tak bisa ditolak. Jimin, pria mungil itu harus menerima resiko yang sudah diambil oleh kedu...