Flashback on
Seokjin masih menggendong Jimin, ia terus berlari dan berteriak memanggil dokter. Air matanya bercucuran, kondisinya sangat buruk membuat siapa saja merasa iba melihatnya. Ia masih memeluk Jimin begitu erat, tak mempedulikan sang suami yang memintanya untuk berhenti.
"Seokjin ah cukup. Mungkin ini sudah takdir."
Tatapan tajam dan penuh amarah ditujukan kepada Namjoon. Bagaimana ia bisa dengan mudah melepaskan Jimin. Satu satunya anak yang mereka miliki setelah Seokjin divonis tak dapat memiliki keturunan lagi. Hatinya hancur, kehilangan Jimin seperti halnya kehilangan keinginan untuk melanjutkan hidup.
Seokjin benar benar merasa hancur, saat dokter yang memeriksa Jimin memandangnya dengan sendu. Ia hanya menggeleng dan memita maaf. Hatinya hancur berkeping, ia meremat dadanya dan berlari keluar dari rumah sakit itu, meninggalkan Jimin yang telah terbujur kaku dengan bibir yang membiru.
"hiks kenapa, hikkss.. Kenapa engkau tega sekali mengambil Jiminku ya tuhan. Kenapa hikss."
Sebuah tangan terulur, mengusap punggungnya sambil mengucapkan kata kata penenang.
"ssshht sayang, kita sudah berusaha. Setidaknya kita harus melakukan tugas terakhir kita sayang."
"Namjoon ah hiks.. Tapi rasanya sakit sekali."
"Jimin akan lebih sakit saat melihatmu seperti ini, ayolah kita harus segera pulang dan memakamkan Jimin dengan layak."
Namjoon benar benar kacau, hatinya begitu sakit dan hancur. Dimana seorang ayah yang begitu mudah mengikhlaskan kepergian anaknya, namun ia juga sebagai kepala keluarga. Bagaimanapun ia harus menjadi kuat untuk keluarganya.
Ditengah perjalanan Namjoon terkejut saat makhluk hitam menyebrangi jalan, bulu bulunya beterbangan. Tak hanya itu, sesuatu tiba tiba terjatuh diatas mobilnya. Hingga suara bariton terdengar mengaduh dan meringis.
Seokjin yang tertidur dengan Jimin dipangkuannya perlahan membuka mata, ia memandang Namjoon dengan terheran heran.
Sesaat setelah sebuah wajah terpampang jelas dikaca mobil mereka. Melemparkan senyuman kotak yang entahlah menyeramkan tapi juga menggemaskan."aaaaa,, a-apa itu?"
Namjoon semakin panik saat mendengar jeritan sang istri. Ia ingin memastikan makhluk apa yang terjatuh diatas mobilnya. Namun ia ditahan oleh Seokjin yang menggelengkan kepala dengan wajah ketakutan.
"apa aku sebegitu menyeramkan?"
Kedua orang itu tersentak saat mendapati seorang pemuda dengan mantel bulu hitam tengah memadang mereka dengan tatapan seperti seekor kucing. Ia duduk sambil memangku Jimin dipangkuannya.
Seokjin terkejut dan memastikan jika Jimin ada dipangkuannya, namun hasilnya nihil.
"apa yang kau lakukan pada Jiminku hah?"
Makhluk itu menjilat cuping telinga Jimin, ia menatap tajam kearah Seokjin.
"bukankan dia sudah mati? Bolehkah aku memilikinya?"
Seokjin geram dan ingin memukul pria itu hingga dikejutkan saat Jimin perlahan membuka mata dan memandang kedua orang tuanya heran.
"eoooh eomma kenapa menangis."
Seokjin mematung, dadanya berdebar seakan mau meledak.
"appa kenapa eomma menangis. Hikss,,"
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE (BlackSwan)[END]
Hayran KurguVMin Story [COMPLETED] "malam ini aku akan menjemputmu, angsa hitamku yang nakal" bagaikan sebuah mimpi buruk, ia dihadapkan dengan sebuah takdir yang tak bisa ditolak. Jimin, pria mungil itu harus menerima resiko yang sudah diambil oleh kedu...