Jungkook memandang Jimin yang baru saja membanting hpnya diatas kasur, ia tersenyum lalu kini ia membanting tubuh mungilnya. Jungkook benar benar heran dengan kelakuan hyung terCINTAnya yang kini terdiam menatap langit langit kamar.
Ya benar posisi mereka kini tengah berada di kamar Jimin, kenapa Jungkook juga ada disana. Bukankah sudah jelas Jungkookie adalah ADIK kesayangan Jimin. Jadi ia tak pernah merasa risih dengan kehadiran bayi kelincinya.
"hyung kenapa sih, hyung sudah sembuh kan?"
Jimin menoleh dengan cepat dan memandang Jungkook dengan mata memincing.
"maksudnya kookie?"
"tidak hyuuung."
Jungkook mengalihkan pandangannya dan mulai sibuk dengan beberapa buku yang tersusun diatas rak buku.
"jangan lupa bereskan kembali ya, aku mau tidur sebentar."
Hp yang tadi dibanting kini diambil dan disimpan di atas nakas, pria mungil itu menyusup kedalam selimut dan mulai memejamkan mata.
Sedangkan tangan yang sedari tadi sibuk memilah buku tiba tiba berhenti. Keingintahuan menguasai tubuhnya. Reflek ia mengambil ponsel Jimin dan melihat sebuah notif.
Taetae
Kalau begitu nanti aku jemput besok jam empat sore ya. 😉
Jungkook mengerutkan dahinya, ia berfikir beberapa saat. Mempertanyakan siapakah Taetae itu. Seingatnya Jimin tak pernah punya teman yang bernama Taetae. Mungkinkah itu teman barunya, tapi kenapa Jimin tak mengatakan apapun padanya. Masih sibuk dengan fikirannya ia tak menyadari Jimin yang berguling kearah luar ranjang hingga terjatuh kebawah dengan dahinya yang membentur lantai.
Matanya terbuka. Ia mengaduh dan mengusap dahi dengan jari bantetnya. Jungkook sangat kaget namun berubah gemas ketika melihat Jimin yang justru naik keatas ranjang dan melanjutkan tidurnya.
Dengan sigap ia naik keatas ranjang, meraih pinggang yang lebih tua dan memeluknya.
Wajahnya sedikit merona saat hidung bangirnya mendusel dan menyesap aroma strawberry yang menguar dari rambut si mungil.
Jungkook mendongakan kepala dan mengambil ponsel Jimin, menghapus pesan yang entah dari siapa. Ia hanya merasa tidak enak hati dengan orang itu. Jungkook kembali merengkuh tubuh mungil itu, seandainya saja Jimin sadar mungkin ia sudah kena pukul berkali kali.
***
"Eomma Jimin berangkat dulu ya"
"eohh sudah sarapan Jiminie, ngomong ngomong kemana anak itu?"
"nanti saja aku sarapan di kafe, eh maksudnya Jungkook? Dia semalam pulang sekitar jam sembilan malam. Sudah Jimin suruh menginap tapi katanya ia lupa ngasih makan kucingnya."
"oh anak itu memang baik ya."
"ne, Jimin berangkat."
Jimin keluar dari pekarangan rumahnya dan pergi menuju kafe, sebelumnya ia mempunyai janji untuk menemui Taemin. Sahabatnya itu merencanakan project penggalangan dana dan mengajaknya ikut berpartisipasi, tentu Jimin tak akan menolak bukan.
Kaki pendeknya melangkah menuju studio tari milik sahabatnya itu, senyumnya terus tersungging pada setiap siapa saja yang menyapanya. Sampai matanya menangkap sosok yang tak asing tengah mempromosikan brosur berupa menu baru disebuah tempat pembelanjaan yang tak jauh dari tempat itu.
"owh Hoseok hyung, sedang apa?"
"hmm tu- Jiminie, aku sedang bekerja. Sedang apa kau disini?"
"aku mau kestudio tari milik sahabatku, hyung bekerja dimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE (BlackSwan)[END]
FanfictionVMin Story [COMPLETED] "malam ini aku akan menjemputmu, angsa hitamku yang nakal" bagaikan sebuah mimpi buruk, ia dihadapkan dengan sebuah takdir yang tak bisa ditolak. Jimin, pria mungil itu harus menerima resiko yang sudah diambil oleh kedu...