Tak hentinya decak kagum terus terdengar kala pria mungil itu meliukan tubuhnya, mempertontonkan keindahan layaknya seekor angsa.
Tak sedikit para wanita iri saat melihat tubuh ramping dan parasnya yang begitu cantik melebihi mereka. Jangan lupakan para pria yang menatapnya penuh hasrat, entah karena kagum saja atau lebih kearah bernafsu.
"ah Jimin, seperti biasa kau benar benar mempesona"
Jimin tersenyum kearah sahabatnya Taemin, ia mengelap keringat yang sedari tadi membasahi leher dan wajahnya.
"kau berlebihan hyung, ya sudah aku pulang dulu ya"
Taemin mengangguk setuju, ia begitu kagum dengan kehidupan Jimin yang terlihat begitu sempurna. Lahir dari keluarga kaya tak membuatnya menjadi pribadi yang sombong, justru sebaliknya pria mungil itu begitu ramah dan selalu berbagi.
Selain itu ia begitu mandiri.
Saat ayahnya Kim Namjoon menawarkan untuk bekerja diperusahaannya, Jimin menolaknya secara halus. Ia ingin membanggakan orang tuanya dengan cara lain, dengan hasil keringatnya sendiri.
Mereka menyetujuinya karena Jimin adalah anak satu satunya, anak yang begitu mereka sayangi.Setiap seminggu sekali Jimin akan mengunjungi sebuah panti asuhan, bermain bersama anak anak yang kurang beruntung karena harus berpisah dengan orang tuanya. Entah untuk bercengkrama atau sekedar mengirimkan makanan dari kafe baru baru ini dibuka olehnya.
"ah Jimin hyung datang"
Pekik seorang bocah sembari berlari dan memeluk Jimin. Mengundang senyuman seorang yang tengah menyiram bunga dipekarangan.
Ia menghentikan pekerjaannya dan menghampiri si mungil.
"eoh Jungkook kau disini? Apa kau sedang berlibur?"
Tanya si mungil yang masih sibuk membagikan mainan yang ia bawa. Pria yang disebut namanya itu hanya mengangguk dan memandang Jimin dengan kagum.
"apa Jiminie hyung sibuk sekarang? Kenapa baru kesini lagi?"
Jimin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tersenyum kikuk.
"ah ne Jungkook, aku baru membuka kafe baru baru ini. Cukup sibuk dihari pertama, jadi aku baru sempat kesini lagi"
"owh begitu. Wah kapan kapan aku akan berkunjung boleh?"
"tentu saja Jungkookie, datanglah kapanpun kau mau. Pintu kafe selalu terbuka untukmu"
Jungkook tersenyum dan membantu Jimin, kini mereka tengah duduk dibangku taman sembari memperhatikan anak anak yang tengah bermain.
Jungkook tersenyum mengingat kejadian dimana pertama kali mereka bertemu, saat Jimin tengah sibuk berlari mengejar bis dan akhirnya bisa naik. Berdesakan dengan penumpang hingga tak sengaja mobil berhenti mendadak dan mau tak mau membuat pria mungil itu terdorong kedepan.
Jungkook yang tengah terduduk dengan earphone ditelingannya membuka mata saat dirasanya benda lembut menyapa bibirnya, ia medapati mata sipit yang tengah membola.
Ciuman itu bertahan beberapa saat hingga Jimin terdorong kebelakang karena mobil melaju kambali, dengan cepat Jungkook menarik tangan si mungil hingga terjatuh dipangkuannya.
"hati hati."
Ujarnya sambil terus memeluk Jimin yang tengah terpatung.
***
Setelah selesai dengan urusannya dipanti, ia segera pamit pada pemilik panti dan berniat untuk pulang.
"biar kuantar hyung"
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE (BlackSwan)[END]
Hayran KurguVMin Story [COMPLETED] "malam ini aku akan menjemputmu, angsa hitamku yang nakal" bagaikan sebuah mimpi buruk, ia dihadapkan dengan sebuah takdir yang tak bisa ditolak. Jimin, pria mungil itu harus menerima resiko yang sudah diambil oleh kedu...