Typo adalah seni
Cahaya matahari menerobos kaca jendela, mengganggu tidur pria mungil yang masih setia menutup matanya.
Ia bergerak tak nyaman saat merasakan sesuatu melingkar diperutnya, perlahan ia membuka mata dan merona saat menyadari seseorang tengah memeluknya.Ingatannya kembali pada kejadian tadi malam, dimana ia memohon dan mendesah dibawah kungkungan seseorang yang baru saja mengenalnya. Kenapa dia merasa takut, kenapa dia merasa panik. Ia benar benar tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.
"hikksss.. Hiks"
Air matanya mulai turun membasahi pipi, hidung yang memerah dan tangan yang berusaha menutupi wajahnya. Hatinya terasa hancur, hidupnya kacau. Bagaimana mungkin ia semudah itu memberikan sesuatu yang selama ini ia jaga.
"Jiminie wae? Apa ada yang sakit?"
Taehyung yang baru sadar segera panik saat mendengar tangisan Jimin. Ia bangkit dan mengusap punggung si mungil.
"a-aku hikss aku..."
"hmm, kenapa Jimin ah."
Jimin tak melanjutkan kata katanya, ia sangat terkejut saat mendapati Taehyung yang tak memakai baju. Pipinya seketika merona karena merasa malu.
"biasanya aku tidak bisa nyaman tidur jika memakai baju, maafkan aku Jimin."
Taehyung melihat Jimin yang tanpak salah tingkah, ia menutupi tubuhnya dengan selimut.
"lebih baik kau segera mandi dan bersiap, aku akan memesankan makanan dulu."
Taehyung beranjak dan meraih kaosnya yang tergantung di dekat pintu, ia keluar kamar tanpa mempedulikan Jimin yang masih cengo.
Kenapa dia seperti tak merasa bersalah, bukankah orang yang baru saja melakukan hal seperti semalam harus bertanggung jawab. Setidaknya mengangkatnya ke wc.Jimin menggerutu dan melempar selimut begitu saja, matanya membola saat mendapati tubuhnya masih dibalut piyama yang lengkap. Tunggu bukankah dia tidur dalam keadaan telanjang, lalu kenapa pakaiannya seakan baik baik saja. Ia melihat sekeliling namun tak ada jejak bekas percintaan disana, sprei dan kasurnya masih tampak rapi.
Jimin panik ia berdiri dan melompat lompat tidak jelas, memastikan ia merasakan sakit dibagian belakangnya. Tapi nihil, ia tak merasakan apapun. Ia segera berkaca namun tak menemukan bekas apapun ditubuhnya. Apa semalam hanya mimpi?
Tapi kenapa terasa begitu nyata, ia sangat menikmatinya.Seketika pipi Jimin merona, ada apa dengannya. Bukankah harusnya ia bersyukur jika kejadian itu hanya mimpi, tapi kenapa ia justru merasa kecewa.
Jimin memutuskan untuk mandi dan mendinginkan kepalanya. Setelah tiga puluh menit berlalu ia keluar, memakai baju santai karena hari ini libur.
Saat turun dari kamar, ia mendapati Taehyung sudah duduk di meja makan ditemani beberapa potong roti serta dua gelas susu yang salah satunya tinggal setengah.
"sarapan Jim, maaf aku gak bisa nyiapin yang lain. Hehe."
Jimin tersenyum dan duduk disamping Taehyung, menyomot satu roti dan memasukannya kedalam mulut.

KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE (BlackSwan)[END]
FanficVMin Story [COMPLETED] "malam ini aku akan menjemputmu, angsa hitamku yang nakal" bagaikan sebuah mimpi buruk, ia dihadapkan dengan sebuah takdir yang tak bisa ditolak. Jimin, pria mungil itu harus menerima resiko yang sudah diambil oleh kedu...