Tujuh-- Taman Peri

147 12 0
                                    

Tanpa terasa hari Minggu sudah menyapa, aku sudah berdiri sambil memegang pundak kokoh itu, diam diatas sepeda menikmati setiap jalanan kota Bandung yang cukup ramai, pagi ini udaranya terasa lebih sejuk, Suasana di Cibiru adalah hal yang paling aku suka. Banyak manusia ramah yang tak henti-hentinya tersenyum. Sama sepertiku yang enggan melepaskan senyuman di bibirku, aku sudah dekat dengan Venus, benar-benar dekat.

Hari ini tujuan kami adalah pergi ke salah satu tempat wisata di Cibiru, yang terkenal dengan nama Taman peri Cibiru, hanya butuh waktu beberapa menit untuk sampai kesana, Venus meletakkan sepedanya dengan sembarang, memang selalu seperti itu, lalu kami berjalan untuk membeli tiket, harganya sangat terjangkau untuk anak seusia aku dan Venus.

Setelah membeli tiket kami berjalan masuk kedalam, venus merangkulku, padahal aku tidak suka, kesannya aku terlihat sangat pendek.

"Ih gasuka dirangkul!"

"Kenapa? Biar dilihat orang-orang Mars kalau kita adalah manusia paling bahagia di dunia."

"Supaya apa si begitu?"

"Biar kelihatan mesra."

"Tapi kesannya aku kelihatan pendek Venus!"

"Hahaha, dasar bocil," Katanya sambil mengacak puncak kepalaku.

"Tuh kan! Aku mau marah aja."

"Gapapa, Tetap cantik kok Mars."

Kata-katanya selalu membuat jantungku tak beraturan, ah dia memang menyebalkan.

Aku dan Venus berjalan mencari spot foto paling unik. Akhirnya kami berfoto-foto ria sambil memegang cone eskrim. Sesekali Venus memfotoku diam-diam.

"Ih apa-apaan si hapus!"

"Nggak bisa."

"Iseng bangat si jadi orang!"

"Gapapa, yang penting kamu sayang."

"Siapa yang bilang begitu?"

"Hatimu Mars."

"Sotau deh ah."

"Kenyataan Mars."

Aku hanya pasrah, karena percuma saja bicara bersama dia tidak akan ada habisnya, laki-laki paling menyebalkan tapi menggemaskan.

"Mars perbedaan kamu dengan taman peri apa?" Tanyanya sambil menyelipkan anak rambutku ke kupingku.

"Nggak tahu, emangnya apa?"

"Kalau taman peri indah, kalau kamu punyaku."

"Nggak nyambung!" Kataku sambil terkekeh.

"Gapapa, yang penting kamu cuma punyaku!"

"Egois kalau gitu."

"Mars."

"Apa?"

"Aku mau kamu jadi---" Venus menghentikan ucapannya, membuat aku penasaran saja, jujur jantungku sudah tak beraturan.

"Ja ja jadi apa?" Tanyaku terbata-bata.

"Jadi perempuan paling menyebalkan."

"Nggak lucu!" Kataku sambil memanyunkan bibirku, dia memang membuatku ingin marah, jantungku sudah dibuat tak karuan, ternyata dia hanya bercanda.

"Memangnya kamu mau aku jawab apa?" Tanyanya menggoda.

"Bukan urusan lo!"

"Mars galak kaya macan."

"Aing maung," Jawabku asal, yang membuat ia tertawa lalu mencubit hidungku.

"Jangan jadi maung, nanti cantiknya hilang sayang," Ucapnya sambil menatapku lekat.

Venusa MarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang