Tak terasa, hari-hari ku di Bandung berjalan menyenangkan, mungkin karena ada Venus yang menghadirkan tawa itu. Ditambah karena hadirnya dua manusia disampingku.
"Farhan lihat deh, kita beli baju coupel yu, lucu bangat ihhh," Kata Ara sambil menunjukan sebuah gambar di ponselnya.
"Lah lo ngapa?" Jawab Farhan dengan wajah juteknya.
"Ayo bikin sayang!"
"Nggak mau, apaan kaya begitu? Alay taugak."
"Serah Lo deh, dasar gorila gak tahu zaman!"
"Daripada Lo, kurcaci sinting!"
"Eh bilang apa lo?" Tanya Ara dengan wajah memerah karena menahan emosi.
"Nggak!"
"Awas lo ya," kata Ara sambil menjewer kuping Farhan.
"Ra sakit ih, lepasin."
"Ikut lo sini!" Ara terus menjewer Farhan pergi, ntah mereka mau kemana, yang pasti mereka akan bertengkar sepertinya.
Mereka berdua itu lucu, aku lihatnya jadi gemas sendiri. Dan sekarang aku sendiri, duduk sendirian di kantin sambil ditemani segelas es teh manis kesukaanku.
Kulihat tiga orang laki-laki berjalan kearah mejaku, karena memang meja lain sudah penuh, ternyata itu adalah Venus dan dua temannya, mereka bertiga adalah most wanted sekolah, hanya saja Venus dijuluki sebagai pakboi, sungguh aku tidak suka dengan sebutan itu.
"Widih sendiri aja Marsa?" Tanya kak Riski yang tiba-tiba duduk disebelah ku.
"Iya kak, tadi Ara udah pergi duluan."
"Sudah makan Mars?" Tanya Venus yang duduk di depanku.
"Sudah kak."
"Kok manggilnya kakak si Marsa, panggilnya sayang dong," Kata Kak Aldo tersenyum jahil kearahku.
"Bacot lo kadal!" Jawab Venus sambil menjitak kepadala Aldo.
"Aku duluan ya kak."
"Iya, hati-hati!" Kata kak Aldo dan kak Riski berbarengan, sangat kompak.
"Hati-hati Mars, jangan lupa jaga hati," Jawab Venus, aku hanya tersenyum canggung lalu meninggalkan mereka bertiga untuk kembali ke kelas saja.
***
"Sepedanya mana Venus? Kita pulang jalan kaki?" Tanyaku saat sampai di parkiran sekolah.
Tadi pagi, aku memang tidak berangkat bersama Venus, karena katanya ia berangkat bersama kedua temannya, jadi aku naik angkutan umum.
"Aku gendong mau nggak Mars?"
"Ngaco!"
"Percaya nggak?"
"Iya-iya percaya, karena tugasku hanya percaya pada semua mimpimu."
"Wanita pintar!" Kata Venus sambil mengacak puncak kepalaku.
"Kita pulang naik apa?" Tanyaku sekali lagi.
Venus melangkah pergi menuju sebuah mobil sport berwarna hitam, mobil mewah, itu tidak mungkin mobil milik dia kan?
Oh iya, aku lupa satu hal! Diakan Venusa Auriga, dia salah satu manusia yang punya banyak harta, aku sampai melupakan itu, karena memang aku tidak pernah memandang Venus macam-macam. Aku hanya tahu ia sangat menyayangi sepeda biru tuanya."Ayo naik Mars," Katanya dari dalam mobil, aku masuk dan duduk tenang di kursi sebelah kemudi.
"Kenapa bawa mobil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Venusa Marsa
Teen Fiction*Venusa Auriga Venus adalah salah satu planet yang indah di tata Surya. Sedangkan Auriga adalah rasi bintang yang terletak di langit bagian utara, Auriga adalah seorang pahlawan dalam mitologi yunani. Tapi ini bukan planet atau rasi bintang. Dia so...