19. Happy Birthday

117 9 3
                                    

Happy Reading!
Happy Ied mubarok! Minal aidzin walfaidzin!
Maaf postnya lama bangat, tapi part ini lebih panjang dari part-part sebelumnya! Semoga kalian suka🖤

------------------------

Pukul 09.00 aku masih berbincang asik bersama empat manusia, tentu saja dengan Farhan,Ara, Kak Rizki, dan Talita. Kalau kalian tanya bagaimana perasaanku, tentu saja jawabannya adalah kesepian. Dari dulu aku selalu ingin punya kisah cinta seperti negeri dongeng, aku selalu menginginkan sosok pangeran berkuda putih datang kerumah, memintaku menjadi pelengkap kisahnya.

Tapi di dunia nyata keinginan kita tak selalu sama dengan apa yang kita rencana. Toh pada akhirnya aku malah dipertemukan dengan Venus yang sekarang entah sedang apa. Pada akhirnya hayalanku hanya aku simpan, karena sebenarnya Venus lebih sempurna dari pangeran berkuda putih yang sejak kecil selalu aku mimpikan.

"Marsa diem aja, kenapa lo?" Tanya Ara yang menyadarkan lamunanku, dengan cepat aku menggeleng dan tersenyum.

"Besok ada yang ulang tahun?" Tanya Farhan pura-pura tidak tahu.

"Venus balik ke Bandung kaga Mars?" Kata Kak Rizki.

"Nggak tahu, sampai sekarang dia tidak mengabari aku."

"Aduh Sabar ya Marsa!" Ucap Talita sambil mengelus punggungku.

"Venus udah lupain gue deh kayaknya, pasti banyak cewe cantikkan di Praha?"

"Secantik apapun wanita disana, kalau lo yang ada dihatinya wanita cantik itu nggak akan ada apa-apanya," Jawab Farhan meyakinkan.

"Tapi sayangnya Venus susah setia sama satu cewe!" Celetuk Ara.

"Kok lo ngomong gitu si Ra?" Tanya Talita tak terima.

"Venus hobinya bikin sakit Marsa!"

"Tinggalin Venus aja, dia bilang ke gue cewe disana mantep-mantep, Glowing," Kata Kak Rizki yang membuat hatiku hancur seketika.

"Sinting lo beib!" Kata Talita sambil menjitak kepala Kak Rizki.

"Sakit beib!"

"Pakboi parah!" Kata Ara sambil menggebrak meja

"Udah cukup, gue pulang duluan!" Kataku yang langsung berlalu pergi meninggalkan kafe tempat kami berbincang tadi.

Hatiku rasanya sakit sekali, padahal besok adalah hari ulang tahunku, yang aku harapkan Venus bersamaku, aku mau dia disini semesta, tapi sepertinya itu tidak mungkin bukan?

Aku memikirkan berbagai macam kemungkinan, aku takut Venus mencintai wanita lain, wanita sempurna yang lebih segalanya dariku, aku takut semesta.

Aku terus berjalan tanpa memperhatikan jalan, aku tidak tahu harus kemana, aku bingung, hatiku terasa sakit sekali. Ini terlalu sulit untukku terima.

Tanpa diminta air mata mengalir begitu saja, membasahi pipiku, aku menangis tersedu-sedu, tubuhku tumbang, aku duduk dipinggir jalan sambil memeluk kedua lututku. Kalian boleh sebut aku orang gila, karena sejujurnya aku tak peduli, yang aku mau Venus ada disini! Menghilangkan rasa sakit ini.

***

Aku mengerjapkan kedua mataku, kamar bernuansa biru yang kulihat disekelilingku, aku segera bangun, aku tidak tahu ini dimana, aku melihat pakaianku ternyata masih utuh, sungguh pikiranku sudah melayang kemana-mana, aku takut terjadi hal tidak terduga.

"Nak kamu sudah bangun?" Tanya seorang wanita paruh baya menghampiriku sambil membawakan aku segelas teh hangat.

"Aku dimana?" Tanyaku karena aku takut sekarang.

Venusa MarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang