Mencari sekutu

427 28 0
                                    



"Hiyaaaaaaaaa" Sinta berteriak sambil mengangkat pedang putih itu tinggi-tinggi.

Akupun sungguh terharu melihat moment itu, terlihat mbah Suro pun sampai menitikkan air mata..

Kami segera mendekati Sinta yang masih terengah engah,..
Aku langsung memeluknya dan memberikan selamat kepada nya.

Dia telah tumbuh menjadi gadis yang kuat,seorang gadis dengan ilmu beladiri yang sangat luar biasa dan mungkin hampir tak ada gadis yang serupa dengan nya diluar sana..

"Selamat ya Sin, kau hebat" ujarku sambil memandang matanya.
Tampak dia berkaca kaca mendengar kata kata ku.

"Semua ini karena kamu juga zak, kamu udah kasih banyak banget semangat ke aku," ujarnya sambil menyeka air matanya...

"Sama-sama Sin, kita harus bertarung bersama dan segera mengakhiri semua ini, agar kita bisa hidup bersama dengan tenang" ujarku sambil mengusap kepalanya dan mencium keningnya..

Kepalanya pun kini tenggelam kedalam dekapan ku..
Mau sekuat apapun dia, dia tetaplah wanita yang masih butuh dengan perhatian dan kasih sayang.

Dan dia tetap menjadi Sinta ku yang manis dan manja.

"Emm coba lihat pedang nya Sin" kataku kembali kepada nya

Aku mengambil pedang itu,dan kulihat secara mendetail setiap bagian nya.

Pedang berwarna putih dengan gagang juga berwarna putih,nampak ada hiasan petir berwarna emas di sepanjang logam nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pedang berwarna putih dengan gagang juga berwarna putih,nampak ada hiasan petir berwarna emas di sepanjang logam nya ..

Keren sekali menurutku..

"Mantep banget dah, asal jangan buat bacok aku ya" kataku sambil mengembalikan pedang itu ke Sinta.

"Ya kalau kamu macem macem ya bakal aku tebas"nkatanya sambil melihat selakangan ku..

Reflek, aku langsung memegang bagian vital ku..
"Wah ngeri banget nih cewek lama lama" pikirku.

"Selamat ya Sin, kamu udah membuat kakek bangga" kata mbah Suro sambil memeluk cucu nya.
Sejenak mereka berdua tenggelam dengan suasana haru.

"Ayo kita kembali" ujar mbah Suro mengajak kami kembali kerumah nya.

"Bentar kek," kata Sinta yang kembali berjalan ke depan dan menatap hewan hewan buas yang masih mengeluarkan suara yang memekakkan telinga..

Sinta memegang pedangnya dan mengayunkan nya kearah hutan yang penuh dengan hewan buas itu
Dan masih tetap dengan raut wajah dingin nya..dia berkata...
"berisiikkk kalian" ujarnya sambil mengayunkan pedangnya..

Hempasan dari ayunan pedangnya
Membuat gelombang diudara dan terus melaju hingga mengenai beberapa hewan itu dan langsung terpenggal kepala nya.

Mataku pun melotot dan terkejut melihat kekuatan nya, tampaknya pedang itu sangat kuat ditambah dengan kekuatan yang luar biasa dari Sinta..

"Kejam sekali kau Sin" kataku kepadanya .

"Aku hanya sekedar mencoba kekuatan pedangku, kalau ternyata pedang ini tak mampu memenggal kepala hewan itu, mending aku buang aja" katanya dengan raut muka yang memang agak ngeselin.

Hemmm..hal-hal seperti inilah yang malah membuat aku makin mencintainya. Kekonyolan nya tidak seperti wanita pada umumnya..

"dasar betina kejam" kataku kepadanya..

"Ya udah ayo kembali" kata kakek kepada kami..

Kamipun kembali memegang pundak kakek dan kembali kerumah.

Sesampainya dirumah mbah Suro berbicara kepada kami.

"Kalian dengarkan aku, kalian memang sudah cukup kuat, namun,kalian harus mempunyai pasukan agar bisa mengimbangi pasukan wahyu yang mungkin sudah sangat banyak."kata kakek menjelaskan .

"Kamu memang punya pengikut manusia harimau itu zak, tapi aku yakin saat ini mereka sudah habis dibantai oleh pasukan wahyu ,kalian harus mencari pengikut, pengikut yang lebih kuat" kata mbah Suro menambahkan

"Dimana kita bisa dapat pengikut iku kek?" tanyaku

"Besok, kalian berdua pergilah ke sisi lain hutan ini, dan temui lah seorang jin bernama Setiyaki, dia punya banyak anak buah yang cukup kuat, bernegosiasi lah dengan nya, kalau dia minta macam-macam, kalah kan dia dan rebut anak buahnya, tapi dia juga cukup kuat dan kalau akhirnya kalian bertarung dengan nya, itu bisa jadi latihan yang bagus buat kalian."kata kekek panjang lebar menjelaskan .

Kamipun sangat bersemangat mendengar kata kata kakek, kami beristirahat dan tak sabar menunggu hari esok..

Keesokan harinya, kami memulai perjalanan.Kami menggunakan ilmu kami untuk melaju dengan cepat menuju arah sisi lain dari hutan ini.

Tak lama kemudian kami menemukan sebuah gua,
dan dari luar gua tersebut terdengar suara orang-orang sedang tertawa di dalam nya..

"Kayaknya ini tempatnya Sin"kataku kepada Sinta .

Tanpa aba-aba Sinta langsung masuk, dan aku mengikutinya dari belakang..

Gua itu nampak gelap dan hanya sedikit cahaya yang masuk,
Kami melewati jalan yang agak susah dilalui, hingga kami temukan sebuah area yang agak luas didalam nya, nampaklah banyak makhluk makhluk menyeramkan dengan taring yang besar, rambutnya ikal, matanya merah dan tubuhnya sangat besar..

Banyak sekali jumlah mereka ..
Dan tampaklah satu diantara mereka sedang duduk di sebuah kursi yang seperti terbuat dari tulang dan dia menatap kami dengan tajam ..

Kamipun dengan tenang berjalan di kerumunan makhluk makhluk itu dan mereka pun minggir seolah memberi kami jalan,hingga kami begitu dekat dengan makhluk yang duduk di singgasana itu,

Sinta dengan tenangnya berjalan hingga cukup dekat dengan makhluk itu,.
Dan tak lama kemudian dia berkata

"Hai makhluk menjijikkan, apakah kau yang bernama setiyaki" katanya dengan raut muka yang datar tapi sangat terlihat kejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai makhluk menjijikkan, apakah kau yang bernama setiyaki" katanya dengan raut muka yang datar tapi sangat terlihat kejam..

Bersambung...

Cermin (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang