Rahasia sinta

740 60 0
                                    

"Yeay" aku langsung melompat kegirangan.
Sesaat aku berfikir aku kegirangan bukan karena ingin tau rahasianya, tapi aku senang karena aku bisa berduaan dengan nya.

"Kenapa kamu Zak?" kata bu guru terheran dengan sikapku

"Emmm. ..Nggak..gak bu" kataku sambil menahan malu dan kembali duduk di tempat duduk ku.

Sinta pun terlihat tersenyum melihatku, dan aku melihat dia jauh lebih manis saat tersenyum.

Singkat cerita, sepulang sekolah kamipun bertemu ditaman yang terletak di depan sekolahan.
Taman ini berfungsi juga sebagai tempat para siswa untuk menunggu jemputan.

Aku duduk di kursi panjang dan Sinta sudah ada disamping ku.
Aku memberikan minuman dingin kepadanya dan dia menerimanya.
Beberapa kali kulihat, dia pelan-pelan minum dengan memakai sedotan dan tetap saja masih terlihat begitu manis.."gilak sebenernya kapan nih cewek terlihat jelek ,tiap apa yang dia lakukan masih aja dia terlihat manis" gumamku..

Sinta tiba-tiba mengambil nafas dalam dalam,dan mulai bercerita.

"Sebenernya bukan nya aku gak mau cerita, tapi aku gak yakin orang yang aku ceritain bakal percaya dengan ceritaku." Kata Sinta membuka percakapan.

"Rumah itu dulu adalah rumah kedua orang tua ku Zak.
Kami tinggal cukup lama disitu, hingga peristiwa mengerikan itu terjadi." Kata nya sambil matanya menatap jauh kedepan dan tangan nya memainkan sedotan yang ada di botol minuman dingin itu.

"Ayahku awalnya seorang yang kaya, namun suatu hari usaha nya bangkrut dan dia frustrasi.
Dia mulai mabuk-mabukan dan berselingkuh dengan PSK dia gak mau bekerja, jadi ibuku lah yang harus banting tulang menghidupiku" katanya sambil menyeka air matanya yang mulai membasahi kelopak mata nya.

"Hingga suatu malam ayahku pulang dalam keadaaan mabuk dan bertengkar hebat dengan ibuku, dan......."sinta berhenti berbicara dan dia pun mulai menangis.

"Udah Sin gak perlu diterusin kalo memang kamu gak kuat bercerita "kataku .

Entah kenapa aku merasa bersalah kepadanya, gara-gara rasa penasaran ku, akhirnya membuat dia menangis ...

"Gak papa zak, biar aku lanjutin, aku berharap dengan cerita kepada mu aku bisa sedikit meringankan beban ku" katanya sambil menatapku dengan mata berkaca kaca.

"Malam itu mereka bertengkar hebat hingga akhirnya ibuku pun terbunuh ditangan ayahku" kata Sinta sambil mengambil nafas dalam dalam.

Akupun terkejut dan tubuhku merinding hebat mendengarnya.

"Dan kamu gimana Sin malam itu" tanyaku penasaran.

"Aku hampir dibunuh ayahku,entah kenapa ayahku ingin sekali membunuh ku dan di saat aku mulai panik dan putus asa, aku berteriak minta tolong ke cermin kesanyangan ku,.
ya, aku yakin kamu gak bakal percaya,
tapi aku merasa cermin itu hidup zak, kamu boleh menertawai ku tapi saat aku berteriak minta tolong ke cermin itu, tiba-tiba keluarlah seseorang dari dalam cermin dan menendang jatuh ayahku, akupun terkejut bukan main,
orang itu menyuruh ku kabur,
dan akupun berlari ke rumah bibiku, bibiku kemudian melapor polisi" kata Sinta sambil memegang tanganku erat seolah olah memintaku agar aku mempercayai cerita nya.

Jujur aku lebih fokus dengan tangan lembut Sinta daripada ceritanya.

"Iya iya aku percaya Sin" kataku menghiburnya, meskipun aku tak sepenuhnya percaya dengan ceritanya.

"Terus sekarang gimana keadaan ayahmu," tanyaku.

"Saat itu polisi datang, dan ayahku sudah dalam posisi pingsan, dan orang yang keluar cermin itu sudah gak ada lagi, akhirnya ayahku pun di penjara" kata Sinta dengan pelan.

"Lha emang kamu gak lihat seperti apa sosok yg keluar dari cermin itu?" tanyaku dengan penasaran.

"Aku sangat ketakutan sehingga aku gak melihat jelas, dan malam itu lampu kamarku dimatikan ayahku, sehingga penerangan cuma dari lampu luar yang masuk lewat jendela kamarku.." katanya menjelaskan.

"Terus sekarang kamu tinggal dengan siapa? tanyaku

"Aku diasuh bibiku yang rumahnya 500 meter dari rumah lamaku" kata nya kembali.

"Lha terus kenapa kau tiap hari masih mendatangi rumah lamamu? Tanyaku dengan penuh penasaran

"Sebenernya aku ingin bertemu lagi dengan sosok yang keluar dari cermin itu Zak, tapi aku gak cukup berani masuk ke dalam rumah itu, karena aku begitu sedih dan trauma dengan kejadian itu" katanya..

Kami diam sejenak
Tiba-tiba dia berbicara lagi.

"Malam ini Zak, malam ini tepat 10 tahun kejadian itu"katanya sambil menatap ku..

Obrolan kamipun terhenti karena hari sudah sore.
Sinta pun langsung pulang kerumah bibinya.
Sedangkan aku malah makin penasaran dan kuputuskan nanti aku akan mampir kerumah itu.

Bersambung..

Cermin (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang