Serangan balik

370 25 0
                                    

Sebelum membaca, kalian Play videonya diatas biar feel nya mantep jgn lupa pake headset
********

"Ceeesssss" kudengar suara seperti bara api yang terkena air ketika telapak tangan ku yang penuh darah memegang tangan iblis itu.

"Aku tau sekarang bagaimana cara mengalahkan nya" gumam ku

Tiba-tiba iblis itu mengibaskan tangan nya yang sedang aku pegang, sehingga pegangan ku seketika terlepas dari tangan nya, dia lalu menghampiriku yang tengah tersungkur di tanah.

Dia bersiap menghunuskan pedangnya ke arah ku, akupun berteriak.

"Sinta olesi pedangmu dengan darahmu dan serang dia!!" Teriak ku kepada Sinta.

Karena memang Sinta lebih cerdas dariku dia pun langsung paham maksudku tanpa bertanya lagi.

Dia mengusapkan darah yang mengalir dari luka-lukanya ke pedang nya.

Sinta juga terlihat meludahi pedang nya, kemudian dia berlari dan menyerang iblis itu dari belakang dan tepat mengenai lehernya.

"Jrriinnnngggg" suara pedang Sinta seolah menghantam besi keras, ketika pedang itu menghujam leher duryudana.

Kini pedang Sinta pun mampu mengenai lehernya, tidak seperti sebelumnya, saat serangan kami hanya menembus tanpa mengenai dan melukai makhluk itu.
Iblis itu kini sedikit terluka, namun tak terpenggal.
Dia sampai miring kesamping karena menahan tekanan yang kuat dari pedang Sinta.

"Berhasil!!" Gumamku dalam hati.

Namun kini dia semakin marah, Sinta yang masih melayang di udara, dipukul nya hingga melesat jauh dan menghantam tembok dengan keras.

"Sintaaa!! " teriak ku yang khawatir akan kondisi Sinta.

Aku masih tanpa senjata karena belum ku temukan pedang ku, aku menggigit tangan ku sendiri hingga berdarah, dan mengoleskan nya ke telapak tangan ku, dan mulai menyerangnya.

Aku memukulinya secara bertubi- tubi, dan mengenai tubuhnya, namun dia mengibaskan pedangnya dan akupun melompat kebelakang agar tak terkena pedangnya.

Kulihat pedangku teryata jatuh tak jauh dari tempatku berdiri sekarang, segera ku ambil dan ku olesi dengan darahku sendiri dan kembali menyerang nya..
Kami beradu pedang dengan sangat hebat.

Bahkan kami bertarung sangat cepat hingga yang terlihat dari mata orang biasa hanya kilatan kilatan cahaya.

Tiba-tiba Sinta melompat kearah makhluk itu dan memeluknya dari belakang, makhluk itupun kaget dan segera mengaktifkan api dari tubuhnya ..

Terlihat Sinta mulai kepanasan..
Lalu dia berteriak kesakitan sambil mengusapkan banyak darah di leher iblis itu, kulihat sekilas nampak goresan di tangan nya, sepetinya Sinta sengaja melukai tangan nya sendiri.

"Zaki!!! Serang dia!!!" Teriak Sinta sambil melepaskan pelukan nya dan melompat kebelakang.

Aku paham sekarang, lehernya yang diolesi darah itu pasti bisa aku penggal.

Akupun segera berkonsentrasi dan aku mengambil kuda-kuda, nampak dari kaki ku keluar asap karena aku fokuskan seluruh tenaga ku, aku melompat dengan sekuat tenaga, sambil mengayunkan pedangku dengan seluruh kekuatan ku, kearah leher iblis itu.

Seakan tau, iblis itu nampak  terkejut dan akhirnya membuat perisai dari api dan melingkari lehernya dengan perisai itu.

Tapi aku tak peduli, aku terus berlari dengan memegang erat pedangku.

Pedangku kini begitu berat seakan aku membawa pedang yang sangat besar..

Dan ketika aku semakin dekat dengan nya, kuayunkan pedangku sekuat tenaga hingga terlihat pedangku seperti pusaran angin yang sangat besar.
Akupun berteriak "hiyaaaaaaaaa" dan tak lama kemudian.

"Jrriiiinnnnnngggg" suara pedangku menghantam perisainya dengan sangat keras dan seketika

"praaaannnngggggg" perisai itu pecah berhamburan dan pedang ku langsung menghujam lehernya.

Namun lagi-lagi aku belum mampu memutus lehernya, seperti masih ada ganjalan yang sangat keras.

Iblis itu melotot marah kepadaku dan mulai menggangkat pedang nya kearahku.

"Tamat riwayat ku" gumamku dalam hati.

Namun tiba-tiba..

"Jriiiinnnnngggg" sebuah suara pedang yang menghantam lehernya lagi-lagi terdengar oleh ku.

Dan ternyata Sinta terlihat telah menghujamkan pedangnya kearah leher makhluk itu, iblis itu mulai panik, mukanya sedikit ketakutan.  

Seolah sepemikiran, kami berdua segera menekan kembali pedang kami sekuat tenaga..

Semburan api seketika menyembur dari lehernya hingga seperti sebuah kembang api yang sangat dashyat.

"Hiyyaaaaaaaaa" teriak kami berdua bersamaan ,..

Dan ...

"Srriiiiiinnnnggggg....

Pedang kamipun memenggal leher makhluk itu, dan kepala nya melayang tinggi di udara..

Mata kami saling berpandangan..

Seolah dalam hati kami berbicara..

"Kita berhasil......."

Bersambung...

Cermin (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang