Tunduklah kepadaku

419 29 2
                                    



"Hai..makhluk menjijikkan, apakah kau yang bernama Setiyaki?" kata Sinta dengan raut muka datar tapi terlihat kejam.

Makhluk yang duduk di singgasana itupun terlihat marah dengan kata -kata Sinta .

Dia langsung berdiri dan mendekatkan mukanya di depan muka Sinta .
Sinta pun masih menatapnya dengan dingin, tak ada rasa takut sedikitpun dari pancaran wajahnya.

Melihat kejadian tersebut, akupun langsung menengahinya .

"Maafkan kami, kami hanya ingin bernegosiasi" kataku kepada Setiyaki sambil sedikit menarik tangan Sinta agar dia beringsut kebelakang.

"Apa maksud dan tujuan mu kesini" ujar Setiyaki sambil menatap tajam kearahku .

"Kami hanya ingin meminta kalian untuk bergabung dengan kami melawan singomaruto dan para anak buahnya yang sedang mengacau di dunia kami" ujarku menjelaskan kepada mereka.

"Ha... ha ... ha ... ha " Setiyaki tertawa dan disambut gelak tawa seluruh pengikutnya.

Terlihat wajah Sinta sudah begitu kesal melihat mereka, tangan nya sudah siap mencabut pedang dari sarungnya.

Akupun dengan sigap menahan tangan Sinta,
dan memberi kode agar jangan melakukan hal yang gegabah.

"Kau meminta kami mengorbankan nyawa untuk melawan singomaruto?" kata Setiyaki yang masih diiringi gelak tawa.

"Aku akan membantumu tapi aku meminta darah wanita itu, apa kau mau ?." katanya sambil mendekatkan wajahnya kearahku.

"Oh berarti tak ada negosiasi ya?" Ujarku..

"Berikan darah gadis itu,baru kami akan membantumu" kata Setiyaki sambil menunjuk ke arah sinta

"Emm ... berarti kami harus memaksa kalian untuk tunduk kepada kami " lanjut ku dengan tersenyum kearah Setiyaki.

Tiba-tiba seorang anak buah Setiyaki menyerang ku dari samping kiri, dan langsung kupukul kepala nya dengan tangan kiriku hingga terpental lah dia dan menghantam tembok goa .

Melihat hal itu, Mahkluk-makhluk yang lain segera maju pelan pelan mendekat kearah ku dengan tatapan mata yang marah.

"Srinnnnnnggggg" ku hunus pedangku dan kutantang mereka.

"Terpaksa kali ini aku harus membunuh beberapa dari kalian agar kalian tunduk" kataku menantang mereka.

Tiba tiba muncul lah sesosok makhluk menggunakan jubah, disamping Setiyaki .

"Biarkan aku saja yang melawan mereka tuan" kata makhluk itu kepada Setiyaki.

"Ha .. ha .. ha .."bunuh mereka berdua Ontoseno,
persembahkan darah mereka kepadaku "kata Setiyaki yang kembali duduk di singgasana nya.

Tiba tiba Ontoseno membuka jubah nya dan nampaklah tubuhnya yang seperti monster, dengan dua buah kapak besar ditangan nya,.

Tanpa basa basi Ontoseno langsung menyerang ku dengan serangan cepat ..
Dia melayang sambil mengayunkan kapak nya tepat kearah mukaku, ku hindari dengan menekuk badanku hingga 90 derajat kebelakang .

Dia kembali melayang dan melakukan serangan yang seperti tadi,kini akupun menahan serangan nya dengan pedangku..

Senjata kami terus beradu hingga menimbulkan percikan percikan api,

Dia semakin cepat mengayunkan kedua kapaknya, akupun masih terus menahan nya dengan pedangku..

"Hemmmm... lumayan juga ternyata kau" katanya sambil tersenyum kecil kepada ku.

Aku melompat kearah nya dan mengayunkan pedangku dengan cepat, dia masih menahan nya dengan kapak nya .

Percikan percikan api pun masih tampak dan makin menggila.
Ku ayunkan pedangku ke kiri dan kanan dengan cepat kearah nya, dan diapun bisa mengimbanginya dengan menahan seluruh serangan ku.

Langsung ku hempaskan kakinya dengan tendangan menyapu tanah dan mengenai kaki nya, dia pun limbung seperti akan jatuh ketanah, aku segera melompat dan ingin mengakhirinya dengan tusukan di dadanya ..

Namun tiba-tiba gerakan ku terhenti saat kurasakan kaki ku tak bisa bergerak, aku terkejut saat kulihat kaki ku yang ternyata tertahan dengan tangan-tangan yang keluar dari dalam tanah, tangan itu mencengkram kaki ku, dan masih bermunculan beberapa tangan lagi hingga tangan itu juga mencengram tubuhku.
Akupun tak bisa bergerak.

Aku makin panik saat melihat Sinta yang tiba-tiba berjalan pelan ke arah Setiyaki dengan tatapan mata kosong seperti terhipnotis, Setiyaki nampak melambai-lambaikan tangan nya memanggil Sinta.

Sinta terus berjalan makin mendekati Setiyaki ..

"Sinta sadarlah, kau sedang dipengaruhi oleh nya" teriak ku kepada Sinta.

Namun Sinta seperti tak memperdulikan terikan ku.

Tiba -tiba Ontoseno mendekati ku dengan mengayunkan kapak nya di hadapan ku yang dimana aku masih tak bisa bergerak karena tubuhku tertahan tangan tangan aneh ini.

Sejenak kemudian ku keluarkan segenap tenaga ku dengan merentangkan tubuhku, hingga tangan tangan aneh itu hancur berhamburan dan tubuhku pun mulai bisa bergerak kembali, namun serangan makhluk itu sudah terlalu dekat dengan ku, ku hindari dengan kembali menekuk tubuhku kebelakang hingga kepalaku hampir menyentuh tanah.

Dan sesaat saat makhluk itu masih melayang diatas ku, langsung kuayunkan pedangku tepat mengenai perutnya dan terbelah lah dia menjadi dua.

Beberapa saat sebelum aku lolos dari Cengkraman tangan-tangan aneh tadi, nampak Sinta makin dekat dengan Setiyaki, Setiyaki sedikit mengendus kearah wajah Sinta.
Matanya terbelalak seakan dia sangat terkejut "Hah darah langka, gadis ini berdarah langka" katanya makin bergairah ingin menghisap darah Sinta .

Setiyaki makin mendekatkan wajah nya ke arah Sinta, dan nampak air liur nya sudah membasahi mulut dan taringnya
Makin dekat wajah nya kearah Sinta dan muncullah taring yang siap melahap leher Sinta .

Tiba-tiba...

mata Sinta pun kembali dengan tatapan tajam dan berkata .

"Kau kira sihir murahan mu mampu memepengaruhiku" katanya dengan tersenyum sambil mengayunkan pedangnya kearah kepala Setiyaki hingga terpenggal lah kepala nya dan melayang diudara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau kira sihir murahan mu mampu memepengaruhiku" katanya dengan tersenyum sambil mengayunkan pedangnya kearah kepala Setiyaki hingga terpenggal lah kepala nya dan melayang diudara

Kejadian itu tepat bersamaan saat aku memotong tubuh Ontoseno menjadi 2 bagian..

Aku langsung berdiri menatap kearah Sinta, dan terlihat Sinta berjalan kearah kepala Setiyaki ,dia mengambil kepala itu dan mengangkat nya tinggi tinggi seraya berteriak .

"Kalian semua tunduk kepadaku" katanya kepada seluruh makhluk yang ada disitu dan tak lama kemudian semua makhluk itu duduk berlutut kearah kami...

Bersambung...

Cermin (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang