Sepenggal kisah masa lalu

677 45 9
                                    

Suara peluit stasiun kereta terdengar di telingaku.
Kamipun bergegas masuk ke gerbong kereta.

Untung saja, kami masih mendapatkan tiket kereta hari ini.
Kediaman nenek Sinta lumayan jauh dari kota tempat tinggalku.

Mungkin, bisa menempuh waktu hingga 6/7 jam.

Akupun segera menghubungi ibuku dan memberinya pesan singkat, bahwa sepulang sekolah aku akan menginap dirumah temanku, karena orang tuanya pergi keluar kota, sehingga aku ingin menemaninya.

Yah, pastinya gak mungkin lah aku mengatakan semuanya pada ibuku, karena saat ini, merahasiakan semua masalah ini dari ibuku, adalah keputusan yang lebih tepat menurutku.

Sinta juga mengabari bibinya, bahwa dia ingin kerumah nenek nya dikampung, dengan alasan neneknya sakit, yah itulah alasan Sinta agar bibinya tidak khawatir..

1 jam pertama perjalanan, kami habiskan mengobrol dan bercanda canda, kamipun memesan makanan dan sesekali Sinta menyuapiku sambil tertawa manja.

Terkadang, aku kembali murung, saat mengingat segala masalah ini, namun, Sinta selalu menghibur ku dengan tingkah lakunya.

Dia sepertinya tak ingin aku terlalu sedih dengan segala masalah ini.

Entah kenapa dia begitu tegar, meskipun masalah nya begitu banyak,
Apakah dia sudah pasrah? akupun tak tau..

Tapi... tak mungkin lah kalo dia tegar karena aku ada di samping nya.
Karena menurut ku, aku tak punya kekuatan apa-apa, apalagi harus melawan iblis.

Mungkin aku tak terlalu takut melihat penampakan hantu, tapi tetap saja, aku tak punya kekuatan khusus untuk melawan makhluk seperti itu.

Tak lama kemudian, Sinta pun tidur di pundakku.

Kulihat beberapa kali wajahnya, tampak dia sangat tenang dalam tidurnya..

Akupun sama sekali tak menyangka, wanita yang begitu cantik bisa dekat dengan ku.

Sejenak lamunan ku pun melayang layang.. aku membayangkan, suatu saat kami bisa menikah dan membina rumah tangga..dan lagi-lagi aku kembali sedih, saat mengingat ada bahaya besar yang mengancam kami.

Lama aku terdiam sendiri, akupun mulai memejamkan mata hingga tak kusadari akupun terlelap..

Singkat cerita, kamipun turun di stasiun terdekat dengan kediaman nenek Sinta.
Kami masih harus naik angkutan umum untuk mencapai desa tempat nenek Sinta tinggal.

Setelah turun dari angkutan umum, kami berjalan melewati jalan setapak dipinggir sawah.

Wah...suasana yang sangat menyenangkan.

Kamipun terhanyut dengan obrolan dan bercandaan, hingga akupun bisa sedikit melupakan masalah yang kami hadapi.

"Eh zak... boleh gak aku tanya,emmm...kenapa kau dari awal begitu tertarik padaku? padahal,aku sangat pendiam, bahkan banyak temen yang bilang kalo aku ini gadis aneh" kata Sinta kepadaku..

"Emm..karena .....apa ya..emm..karena saat aku melihatmu aku berasa ada di surga Sin" kata ku merayunya

"Hem..kok bisa?" kata Sinta bingung.

"Bisa lah, karena kau seperti bidadari di mataku, dan bidadari kan adanya di surga.."jawabku...

Sinta menghampiri ku dan mendekatkan mukanya kepada ku, dekat sekali, hingga, aku bisa merasakan nafas nya, dan kukira saat ini, dia mau menciumku ..
Ternyata dia bilang.

"Enmmmm tapi aku malah menyeretmu ke neraka ya, dengan segala masalah ini..hehehe.."katanya sambil tertawa.

Hah..akupun sempat berharap kami bisa berciuman tapi ternyata hal itu tidak terjadi.

Cermin (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang