TWENTY ONE

5.8K 568 115
                                    

"K..kau ingin membicarakan kontrak?"

"Iya."

Irene menatap Taehyung gugup. Entah kenapa setelah semua yang terjadi padanya dan Taehyung dia tiba-tiba takut jika Taehyung mengungkit tentang kontrak itu.

"Memangnya kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?"

Taehyung menghela nafasnya kasar. Menatap Irene berkali-kali. Taehyung lalu menutup kedua matanya. " Lupakan saja. Kita bahas ini lain kali."

"Ne?"

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Jadi kita bicarakan ini lain kali saja."

Entah kenapa Irene tiba-tiba merasa lega. Nafasnya yang terasa berat beberapa saat yang lalu kini terasa lebih ringan.

"Ba...baiklah. Kalau begitu aku ke dapur untuk menyiapkan makan malam dulu." Taehyung hanya menganggukkan kepalanya.

Taehyung kini menatap pintu kamarnya yang sudah tertutup. Pria itu lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Ne Taehyung-ssi. Apa kau sudah membahasnya dengan Irene?"

"Belum!"

"Wae?"

"Aku tidak bisa membahas itu sekarang. Bagaimana kalau Irene tidak hamil?"

"Tapi kan setidaknya Irene tidak akan takut jika dia memang benar-benae hamil."

"Aku akan membahasnya setelah dia melakukan test itu Seulgi-ssi. Jadi kau harus langsung memberitahuku tentang hasilnya."

Taehyung bisa mendengar helaan nafas disebrang sana. "Baiklah aku mengerti."

"Gamsahamnida Seulgi-ssi."

Taehyung menatap layar ponselnya. Pria itu mengusap wajahnya kasar. "Kenapa jadi terasa begitu rumit?"

***

"Kau baik-baik saja?" tanya Seulgi saat melihat wajah Irene memucat.

"Iya. Aku hanya sedikit takut."

Seulgi tersenyum. "Tidak usah takut." Seulgi membuka catatan yang dia pegang sejak tadi. "Kau tunggu sebentar ya. Aku mau masuk dan mengobrol dengan dokternya dulu."

"Baiklah."

Irene menatap pintu putih yang baru saja Seulgi tutup. Kini pandangannya tak tentu arah. Sampai tiba-tiba dia melihat sosok yang memakai jas putih berdiri di hadapannya.

Irene mengangkat kepalanya dan terkejut saat melihat Namjoon ada di hadapannya sekarang.

"Kau sedang apa di ruang obgin?"

Irene tampang bingung. "Ah itu. Aku...aku...."

"Dia sedang menunggu saya presdir." suara Seulgi tiba-tiba terdengar dari arah belakang badan Namjoon.

Irene dan Namjoon sontak menatap Seulgi bersamaan. "Oh dokter Kang."

"Selamat siang presdir."

"Siang." pandangan Namjoon kembali menatap Irene. "Jadi kau disini untuk menemani dokter Kang?"

Irene menatap Seulgi yang sekarang sedang memberikan tatapan maut padanya. Seolah berkata 'ikuti saja permainanku!'

WIFE (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang