SEVENTEEN

6.4K 687 36
                                    

"Kau mau kemana?"

Taehyung menatap Irene yang sudah rapi dan baru saja mengambil tas nya.

"Aku ada pekerjaan hari ini. Aku harus mendesain tempat konser untuk Jeon Wonwoo."

"Pekerjaan di hari minggu?" Irene menganggukkan kepalanya. "Apa uang dariku masih tidak cukup sampai kau rela bekerja hari minggu seperti ini?" Taehyung menatap Irene kesal. "Bukankah sudah sering aku katakan kalau kau lebih baik berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga biasa saja?! Aku bisa memberikan uang bulanan yang jauh lebih besar dari gajimu di Aero!"

Irene menyimpan tasnya dan mendekati Taehyung. "Aku tahu kau sanggup memberikanku uang yang jauh lebih besar. Tapi aku tidak mau disebut menikahimu hanya karena uang." Irene tersenyum tipis. "Meskipun memang itu alasanku, tapi hanya kau dan aku yang tahu tentang itu kan?"

"Aku benci pembicaraan ini!"

"Kau yang memulainya kan?"

Taehyung menatap Irene tajam. "Pergilah! Bukankah memang pekerjaan itu sangat penting untukmu." pria itu lalu meninggalkan Irene dan masuk kedalam ruang kerjanya.

"Dia seperti anak kecil."

"Aku mendengar itu!"

Irene menoleh dan tertawa kecil mendengar pernyataan Taehyung.

"Andai saja kau mengatakan itu karena kau cemburu. Sayangnya kau mengatakan itu kar'na kau tidak mau membuat orang berpikir Kim Taehyung tidak memenuhi kebutuhan istrinya sampai istrinya masih harus bekerja." gumam Irene.

***

Taehyung keluar dari dalam ruang kerjanya setelah sekitar tiga jam disana. Taehyung keluar saat dia mendengar ada suara ribut dari arah dapur.

Taehyung berjalan pelan ke arah dapur. Pria itu cukup terkejut saat melihat jika ada seseorang yang sedang memasak. Raut wajah Taehyung berubah saat tahu siapa yang sedang memasak dihadapannya.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?"

Orang dihadapan Taehyung berbalik dan tersenyum. "Seperti yang kau lihat. Aku sedang memasak." orang itu tersenyum. "Duduklah di meja makan. Makan siangmu akan siap sebentar lagi."

"Bagaimana kau bisa masuk kesini?" tanya Taehyung tanpa memberikan tanggapan atas ucapan orang dihadapannya itu.

"Aku tadi mengetuk pintu rumah, tapi tidak ada jawaban apapun. Jadi aku masuk saja, lagipula pintunya tidak di kunci."

"Seharusnya kau meneleponku, bukan langsung masuk begitu saja Jung Eunha. Itu tidak sopan!"

Eunha justru tersenyum. "Kita kan sudah lama saling mengenal, apa aku tidak boleh langsung masuk kedalam rumah ini oppa?" Eunha menatap Taehyung tajam. "Lagipula bukankah rumah ini adalah rumah yang kau buat untukku?"

Wajah Taehyung berubah datar. "Itu dulu. Saat kau memutuskan untuk meninggalkanku kar'na memilih mendengarkan ayahmu dan tidak ingin berjuang untuk hubungan kita, rumah ini sudah bukan lagi untukmu!"

"Lalu untuk siapa? Istrimu itu?" nada suara Eunha mengeras.

"Tentu saja. Dia istriku, jadi dia berhak atas semua yang kumiliki. Termasuk rumah ini!"

"Tapi kau membuat rumah ini untukku oppa. Jadi rumah ini harus menjadi milikku, termasuk kau!"

Taehyung tersenyum sinis. "Apa kau tidak  pernah berpikir jika selama kau pergi semuanya sudah berubah Jung Eunha-ssi? Semuanya sudah tidak sama seperti saat kau pergi dulu. Terutama diriku!"

WIFE (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang