3

404 67 77
                                    

Setelah ucapan papa Mark tadi yang menyuruhku pulang, aku langsung berpamitan pada papa dan mamanya dan segera keluar dari rumah Mark.

Di perjalanan, aku masih memikirkan hal tadi, tentang perkaraan papa Mark. Mataku mulai memanas ingin menangis tapi sebisa mungkin kutahan, aku tak ingin Mark mengetahuinya dan khawatir. Pikiranku kalut dengan kejadian tadi yang terus berputar di otakku hingga aku tak sadar kalau aku dan Mark sudah sampai di depan rumahku.

"Hey, kenapa ngelamun? " tanya Mark sambil membantuku membuka helm.

"Siapa yang ngelamun"

"Nara, kamu itu gak pinter bohong" ucap Mark sambil memegang kedua pundakku dan menatap mataku dalam. Tak luput senyum manis yang menghiasi wajahnya membuatku tak mampu menatap matanya, ingin rasanya aku menangis sekarang tapi sebisa mungkin aku tersenyum di hadapan kekasihku ini.

"Ihh apaansih, aku gak bohong Mark. Udah ah pulang sana" kataku untuk mengalihkan pembicaraan.

"Aku gak boleh masuk dulu? Kan mau ketemu bunda"

"Bunda lagi pergi ke rumah temennya"

"Yaudah kalau gitu aku tetep mau masuk, nemenin anaknya bunda" katanya sambil tersenyum jahil.

"Ihhh apaansih, udah pulang sanaa"

"Iyaa iya aku pulang"

Mark langsung memakai helmnya dan naik ke atas motor ninja hitam miliknya. Tapi, dia tak kunjung menyalakan mesinnya. Aku yang menatapnya dengan wajah bingung seolah bertanya kenapa masih disana. Dan seakan mengerti, dia membuka kaca helmnya lagi sambil tersenyum hangat.

"Ra, aku sayang sama kamu. Tolong tetep kaya gini apapun itu dan gimanapun keadaannya nanti. Aku pulang Ra"

Setelah mengatakan itu dia langsung pergi, dan saat Mark dan motornya menghilang dari pandanganku, tanpa aba-aba air mataku lolos begitu saja. Mendengar perkataan Mark tadi yang seakan-akan dia tau tentang kekhawatiranku soal sikap papanya.

Aku langsung berjalan ke kamar, merebahkan diriku di ranjang. Aku masih tetap menangis, pikiranku dipenuhi oleh sikap papa Mark dan perkataan Mark tadi. Ketakukan menyelimutiku, takut tentang apa yang akan aku dan Mark hadapi kedepannya, tentang bagaimana hubungan kami setelah ini.

Walaupun semua yang aku khawatirkan belum pasti, aku masih belum tau dengan jelas apa benar papa Mark tak menyukaiku, tapi perkataan Mark tadi membuatku berpikir lagi seolah-olah memang benar papanya tak menyukaiku dan akan menjadi penghalang hubungan kami. Aku masih tetap menangis, aku hanya ingin kejelasan tentang semuanya. Aku mencintainya, yaa aku mencintai Mark Lee.






Bener gak yaa papa Mark gak suka sama Nara?

Terimakasih kalian yang udah baca 💚
Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak serta saran kalian ttg cerita ini 😚


Terimakasih kalian yang udah baca 💚Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak serta saran kalian ttg cerita ini 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apapun itu, aku sayang kamu Ra"
Mark Lee

MY BOYFRIEND || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang