Disinilah aku sekarang, di dalam kelas bersama sahabatku Yeri. Kenalkan, dia Kim Yeri sahabatku sejak awal masuk sekolah ini. Ini jam istirahat, tapi kami memang sangat jarang untuk pergi ke kantin. Kami lebih senang membawa bekal dari rumah dan memakannya sambil bercerita di dalam kelas.
Masalah yang kemarin, aku sudah menceritakan semuanya pada bunda, tentu saja sambil menangis. Kata bunda itu hanya perasaanku saja, bunda menyuruhku untuk tetap tenang dan berpikir positif. Bunda juga sangat percaya pada Mark, menurut bunda Mark orang yang baik dan juga sayang padaku.
Tak hanya bunda, aku juga menceritakannya pada Yeri. Aku sangat mempercainya sebagai sahabatku, kami sudah sangat dekat bahkan seperti saudara. Tanggapan Yeri tak jauh berbeda dari bunda, dia juga menyuruhku untuk yakin semuanya akan baik-baik saja.
"Ra, kok ngelamun? Udah ah makan dulu, jangan mikirin itu terus" kata Yeri yang membuyarkan lamunanku.
"Aku gak laper Yer"
"Ra, aku tau kamu lagi laper tapi gak nafsu makan karna kamu mikirin itu terus. Aku kan udah bilang, semuanya bakal baik2 aja Ra"
"Tapi aku takut Yer"
"Takut apa Ra? "
Tapi tunggu, itu bukan suara Yeri. Aku langsung menoleh ke asal suara itu, Mark, astaga apa dia mendengar semuanya.
Yeri yang mengerti situasi ini langsung beranjak keluar kelas untuk membiarkanku bicara dengan Mark."Yaudah Ra, aku keluar dulu"
Aku balas dengan anggukan kecil dan sedikit tersenyum.
Mark pun berjalan ke arahku."Takut apa hmm? " tanya Mark sambil menarik kursi untuk duduk di hadapanku.
"Mmm bukan apa-apa kok, tadi cuma lagi bercanda sama Yeri"
Mark menatapku, tanpa berkata apapun seolah dia tau aku sedang berbohong dan menunggu jawaban jujur dariku. Aku yang ditatap seperti itu langsung menunduk sambil pura2 memainkan ponselku, aku tak berani menatap matanya.
Tapi Mark langsung mengambil ponselku dan menggenggam kedua tanganku."Ra, aku pacar kamu. Kalau ada apa-apa cerita ke aku, aku tau kamu lagi mikirin sesuatu. Yaudah kalau emang gak mau cerita sekarang gapapa, aku tunggu sampai kamu siap cerita Ra"
Seketika aku membeku, aku mempererat genggamanku pada tangan Mark. Pertahananku runtuh, air mataku jatuh tanpa peringatan. Ah kenapa aku menjadi cengeng seperti ini.
"Hey kenapa nangis? " tanya Mark sembari mengusap air mataku.
"Maaf kalau aku maksa kamu buat cerita semuanya, aku cuma khawatir sama kamu Ra. Aku gak mau kamu pendam semuanya sendiri, udah dong jangan nangis" kata Mark sambil tersenyum hangat lalu mengusap lembut rambutku.
Akupun langsung mengelap air mataku dan berusaha memperlihatkan senyum terbaikku untuk kekasih ku ini.
"Maaf, aku cengeng"
Mark terkekeh mendengar ucapanku tadi.
"Udah ah, kalau senyum gini kan tenang liatnya. Nanti pulang sekolah kita jalan-jalan dulu yaa"
Mataku langsung berbinar dan kubalas ajakan Mark dengan anggukan cepat.
"Yaudah, aku balik ke kelas dulu. Kamu belajar yang bener jangan ngelamun terus, ok? " katanya sambil mengacak rambutku lalu beranjak keluar dari kelasku. Aku tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.
Tak lama setelah Mark keluar kelas, Yeri pun masuk dan duduk di sampingku.
"Nahh gini dong, jangan galau terus" kata Yeri sambil mencubit pelan pipiku.
"Hahaha, makasii banyak ya Yer"
Aku sangat senang, sepertinya benar kata bunda dan Yeri semuanya akan baik-baik saja.
#Heiii💚
Makasih udah baca ceritaku
Yukk hargai karya orang dengan vote dan kasi komentar kalian yaa
Terimakasih 😗"Senyum terus ya Ra"
Mark Lee
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOYFRIEND || Mark Lee
Fanfiction[ON GOING] Kisah Nara dan kekasihnya bernama Mark Lee yang saling mencintai, berjanji untuk selalu ada apapun yang terjadi. Meskipun nantinya jarak akan memisahkan mereka untuk sementara, tapi mereka memilih menikmati hari-hari selagi bersama. #3 ma...