Mr. Sadistic (Completed)

🍁13🍁

Plis vote dan coment yah Readers
_________________________________________

Bagian 13 : 🍁Penyerangan🍁

"Ayo bermain denganku akan kutunjukkan semua permainan yang membuatmu senang lalu kau akan mendengarkan jeritan indah dan raungan memekan telinga. Kan kuberikan kebahagiaan di sepanjang hidupmu" 

Writter by MharCute

____________________________

   Derap langkah tergesa-gesa mengalun menggema kencang disegala penjuru ruangan, peluh sebesar biji jagung itu menetes begitu saja dari pelipisnya. Wajah pias yang mendominasi wajahnya tampak membuat tiap prajurit berbapakaian serba hitam menatapnya terkejut dan heran.

    Dia terus berjalan ke tempat yang bertuliskan 'RUDOLLFIN ZORO' dan berhenti. "ini aku kapten Cho!" dia setengah berteriak.

"masuklah"

    Setelah mendapat instruksi itu, terlebih dahulu sang kapten menghembuskan nafasnya berulang-ulang mencoba menenangkan dirinya yang kacau lalu masuk ke dalam ruangan sang pemimpin pemburu vampir.

"aku kira memberimu waktu sebulan, apa sang kapten menyerah dalam waktu tiga hari?" Rudollf menyeringai kepada putranya yang menatapnya sengit.

"Orlandos bersaudara" ucap Cho mengindahkan ucapan ayahnya. "kau tahu mereka?"

     Cho menangkap kilatan aneh di mata yang sewarna dengannya, bahkan dia berani bertaruh jika tubuh ayahnya sempat menegang sesaat setelah dia menyebut keluarga itu. Sebuah reaksi yang tidak biasa bagi sang pemimpin, "jadi kau sudah tahu tentang mereka?" tanya Rudollf.

"ya, mereka menyamar sebagai siswa di Vèrza high school, tapi aku tidak bisa menemukan data lengkap tentang mereka. Aku hanya berhasil bertemu empat dari mereka" tutur Cho.

"kerja bagus nak" puji Rudollf.

"aku akan memerintahkan beberapa divisi untuk melakukan pencarian mereka sekarang!" kata Cho.

     Rudollf menatap putranya cukup lama sampai seringai lebar kembali terukir di bibirnya. "tidak perlu"

   Cho yang mendapat jawaban ayahnya cukup terkejut. "APA MAKSUDMU?!" bentaknya.

"tidak perlu repot-repot kapten, mereka sendiri yang akan datang kesini"

"apa?!"

   Rudollf menikmati wajah terkejut putranya, tentu saja dia sudah tahu tentang Orlandos sejak awal bahkan sebelum dia mendirikan organisasi pemburu vampir. Cho menangkap sesuatu di mata ayahnya, membuat rasa curiga muncul di benaknya. "apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?!" tanya Cho dingin.

"menurutmu?"

    Cho mengepalkan tangannya erat mencoba menekan emosi yang terasa menggerogoti dirinya, dia tahu sejak kecil ayahnya memang selalu menyimpan rahasia darinya bahkan sejak kematian ibunya pria itu masih saja menyembunyikan sesuatu.

"sebenarnya apa yang kau rencanakan?!" sentak Cho. Matanya memicing penuh intimidasi, dadanya bergemuruh kuat akibat emosi yang coba dia tekan.

Duar!

    Ledakan besar yang terdengar dari luar membuat kedua orang berjengit, tapi itu hanya berlaku sesaat sebelum Rudollf tersenyum licik penuh arti. Tiba-tiba saja Deon masuk ke ruangan tanpa mengetuk.

"mereka sudah memulainya, Sir" lapornya tanp memperdulikan Cho dengan tatapan terkejutnya.

"siapkan ramuan dan alat khusus itu, kita mulai pestanya" perintah Rudollf.