Bagian 22 : 🍁 Pertarungan dan perasaan🍁
"Ayo bermain denganku akan kutunjukkan semua permainan yang membuatmu senang lalu kau akan mendengarkan jeritan indah dan raungan memekan telinga. Kan kuberikan kebahagiaan di sepanjang hidupmu"
Written by MharCute
******
12 jam di dimensi manusia, sama dengan 24 jam dinegeri Vàmblood. Waktu lebih lama berjalan disana karena tidak ada matahari, ah atau lebih tepatnya hanya sebuah negeri gelap yang selalu tertutupi awan hitam yang menyembunyikan sang mentari.
Sekiranya itu menjadi keuntungan bagi pangeran Orlandos dan sang mantan kapten untuk menyusun rencana dan mengatur siasat, walaupun begitu kelima pangeran Orlandos tersebut juga belum bangkit dari petinya. Padahal mereka telah meminum darah Kino yang bisa membuat luka beregenerasi dengan cepat, namun sepertinya darah dari jantung Encountress yang dijadikan serum khusus oleh Rudollfin membuat luka itu pulih lebih lama.
Tiga makhluk itu berdiri dalam jarak 10 meter dari mansion velvet, ketiga pasang mata yang sewarna dengan merah darah itu menatap kosong bangunan besar yang menjulang tinggi tersebut, aura membunuh yang mereka timbulkan terasa begitu kuat.
"kita akan menyerang sekarang"
Disisi lain, Cho berjalan di lorong itu dengan membawa nampan yang berisi makanan dan segelas air putih. Dia menuju salah satu pintu, dia mengetuknya pelan.
"aku masuk"
Setelah mengatakannya dengan suara yang cukup keras, dia masuk kesana. Hal pertama yang dilihatnya adalah sesosok gadis mungil yang berdiri di depan jendela, entah apa yang ditatapnya hingga dia terlihat begitu sedih.
"Mira.."
Gadis yang dipanggil itu menoleh dengan sedikit terkejut, wajah yang sedih itu seketika menciptakan senyuman yang lebar. Namun, Cho tahu jika itu adalah senyuman palsu.
Cho menghela nafas panjang sebelum menghampiri gadis itu. "aku membawa makanan untukmu" katanya meletakkan nampan tadi di atas meja.
"terima kasih.." kata Mira dengan suara lemah.
Gadis itu sedikit lebih baik dari kemarin, dia sudah bisa berdiri walaupun beberapa bagian tubuhnya masih yang masih diperban terlihat dibalik switer Kino yang kebesaran.
"bagaimana keadaanmu?" tanya Cho yang berdiri di samping Mira.
Sejujurnya dia masih agak canggung dengan Mira, kenyataan bahwa gadis itu adalah adik kandungnya membuat dia seakan tidak percaya hingga sekarang.
"aku sudah membaik" beo gadis itu.
"kau.." kata Cho menoleh pada Mira. "makanlah dulu"
"nanti..aku tidak lapar" kata Mira tanpa mengalihkan tatapannya pada pemandangan pohon-pohon mati yang terlihat samar dibalik kegelapan.
"begitu.."
Cho bukan tipe orang yang banyak bicara, ingatannya berlabuh saat dia melakukan penyamaran di sekolah Vèèrza dan sebangku dengan Mira. Sorot mata menyakitkan masih terlihat di iris caramel yang redup itu, malah kini terlihat makin redup. Gadis itu sudah mengalami banyak penderitaan selama ini, memikirikan dia bisa bertahan sejauh ini dia gadis yang benar-benar kuat.
"aku selalu penasaran, bagaimana wajah ibu?"
Cho tertegun, seketika dia menatap Mira dengan sorot terluka.
"ayah Eden selalu mengatakan jika dia mirip denganku, dia orang yang sangat baik. Apakah dia sama seperti yang kubayangkan?"
Mengenang sang ibu membuat rasa sakit di dada kedua saudara itu, Cho pun tampak tidak ingin membahasanya tapi dia tidak bisa mengabaikan begitu saja pertanyaan Mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Sadistic (Completed)
Про вампировWarning! 》》》Mature Content " Ayo bermain denganku akan kutunjukkan semua permainan yang membuatmu senang lalu kau akan mendengarkan jeritan indah dan raungan memekan telinga. Kan kuberikan kebahagiaan di sepanjang hidupmu " Sinopsis : Miracle Edenia...