chapter 1

68 11 2
                                    

Seorang gadis tengah berada di balkon kamar miliknya. Ditemani dengan segelas kopi yang hangat. Ia teringat kejadian 1 jam yang lalu.

Flashback on
Suasana malam yang indah, bulan menampakkan wujudnya secara utuh. Suara melody lagu mengulun dengan harmony.

Disinilah dinza dengan alan pacarnya. Tadi alan menjemput adinza dan mengajak nya jalan, ada yang ingin di bicarakan serius dengan dinza.
Dinza pun menurut sudah brpa hari ini ia jarang bertemu dngan alan, alan jarang memberi perhatian padanya. Seolah berubah sikapnya padanya.

"za" lirih alan mengalihkan pandangan dinza dari lampu lampu perkotaan yang menghiasi taman saat ini

"iya alan" senyum dinza,namun perhatian nya masih melihat langit malam

" aku mau ngomong sama kamu, dan keputusan ini sudah aku timbang "

ucap alan dengan mata yg menyorot akan kesedihan . Ntahlah ia salah pilih keputusan atau tidak.

Dinza pun mengalihkan pandangannya menghadap alan.

" aku mau putus"

Deg!
Hening seketika,
 
" maksud  kamu apa alan? Kamu ngomong apa?  Aku gak salah denger kan?  Apa ada masalah dengan hubungan kita?  Aku rasa kita gak ada masalah, apa aku ada salah sam kamu?  Bilang alan?! "

" aku mau kita putus, maaf sebelumnya aku udh ngelanggar janji aku sama kamu. Tapi ini juga demi kebaikan kamu" lirih alan

" maaf"

" apa aku ada salah? Aku kurang apa?  Kurang cantik? Kurang perhatian?  Atau kurang apa jawab aku alan hikss" pertahanan dinza luruh seketika, sekelebat bayangan saat alan berjanji akan bersamanya, akan selalu melindunginya, menjaganya.

  "_dinza, aku sayang sama kamu" ucap alan lembut, tampak keseriusan di wajahnya

" kamu mau ga jadi pacar aku, aku janji bakal selalu ada buat kamu, bakal jagain kamu, ngelindungin kamu apa pun keadaanya aku janji" senyum alan tulus, memancarkan bahwa ia benar benar mencintai dinza dengan serius.

" iya aku mau jadi pacar kamu, tapi kamu janji ya" senyum kebahagiaan tercetak jelas di wajah cantik dinza . Jari kelingking ia ulurkan untuk menautkn akan janji merka berdua

"janji"

***
"kamu gak salah apa apa kamu gak kurang apa apa. Kamu terlalu sempurna buat aku dinza "

" tapi kenapa putus, gila kmu ya. Kasih aku alasan yang jelas."
Dinza pun mencakup wajah alan dan menatapnya dengan mata sendu.

" maaf za"

Fikiran dinza sangat kacau saat ini.  Orang yang ia sayang, yang selalu ada untuk nya, selalu menemaninya, menjaganya. Pergi begitu saja, meninggalkan nya tanpa memberi tau apa penyebab nya.

Dinza kuatkan hatinya untuk menjawab alan. 
Menghembuskan nafas beratnya dan menjawab "yaudh oke, kita putus " ia tersenyum memberikan senyum.

"Maafin aku za, aku sayang banget sama kamu. Mungkin ini keputusan yang tepat. Demi kebaikan kamu". Batin alan.

Alan pun merengkuh tubuh dinza dan mendekapnya, penuh kehangatan.

Flashback off

" gue gak rela lo mutusin gue tanpa sebab.  Walaupun lo ga ngasih alasan nya apa ke gue.  Gue bakal cari sendiri"

****

" za, gimna hubungan lo sama alan? " tanya kenisa sepupu dinza.

" dah putus"

" ha!!  Seriusan lo? Kapan lo putus?  Kok ga bilang ke gue si za" heboh kenisa

" kemaren putus nya, males amat gue ngomongin lo. Kayak gada kerjaan aja" senyum dinza

" oke lo mah kayak gitu sekarang sama gue." jawab kenisa pura pura ngambek

"iya iya sory"

" lo mau bantuin gue gak? Lanjut dinza dengan senyum miring nya

" bantuin paan? "

" nanti aja ngomongnya"

" oke deh"

****
kamar dinza

" lo tau kan kalok gue sama alan dah putus? " tanya dinza yang masih berdiri di balkon kamarnya menikmati semilir angin.

" iya gue tau, lo kan dah ngasih tau gue. Tapi heran deh perasaan hubungan lo sama alan baik baik aja. Ada masalah apa yang buat kalian berdua putus? " tanya kenisa yang sedang duduk di atas kasur milik dinza.  Mereka berdua tengah berada di kamar tidur milik adinza.

" ntah lah dia tiba tiba mutusin gue " jawab adinza mengedikkan bahu tanda tak tahu.

" aduh zaa, lo kudu minta tanggung jawab sama dia. Enak banget dia tiba tiba mutusin lo tanpa penjelasan yang jelas. Gue sebagai cewek juga kesel za"heboh kenisa

"iya iya, maksut lo apa? " tanya dinza menghampiri kenisa dan duduk di atas kasur tidur milik nya.

"gak jadi deh" senyum kenisa

"canda gue " lanjutnya.

" gue mau berubah." lirih dinza

" ha...  Berubah apa lo?  Jadi ultraman iya? " teriak kenisa di telinga dinza. Yang membuat telinga dinza sakit.

" kenisa,sakit tau ga si?  Gak usah teriak teriak di kuping gue napa." kesal dinza setengah mati.

"hehe iya iya maaf " ucap kenisa kemudian meniup telinga dinza

" eh, ini apaan lagi ni tiup tiup ga jelas"

"biar sembuh za" jawab kenisa enteng

"udah ga usah"

" oke deh"

" seriusan lo mau gue bantuin apaan za?" tanya kenisa mengalihkan topik dan menatap serius ke arah dinza

"gak jadi deh, males gue minta tolong
sama lo " jawab dinza kemudian ia menidurkan tubuhnya dan menutup seluruh badannya dengan selimut.

"ih dinza lo mah, tanggung jawab lo dah buat gue penasaran dan setelah gue penasaran malah sama lo ga di kasih tau" kenisa merasa kesal dengan dinza dan merasa di permainkan oleh dinza. Untung di permainin sama cewek kalok di permainin sama cowok kekmana haha

" dah lah diem ken, gue mau tidur
ngantuk"

Dalam batin mampus lo masuk perangkap gue. Senyum smirk dinza di balik selimut tebal yang menutupi wajahnya.

"yaudh lah terserah lo. Gue juga mau tidur"

" kalok ada masalah kasih tau gue, biar gue bisa bantu lo. " lanjut kenisa
Yang di dengar dengan dinza

Apa gue kudu ngasih tau lo ya ken? Pikir dinza dalam hati

adinzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang