chapter 14

14 5 0
                                    

" jadi waktu itu lo bener kan liat kejadian ketika gue sama nesa pelukan?  Serta kita saling mengucapakan kalimat sayang kan? " ujar alan lagi sambil tersenyum meremehkan.

Huh benar benar anak ini masih lemah saja sudah meremehkan. Awas kau

" kalok iya kenapa?  Klok ngga kenapa? "

" ck! Gue tau dinza. Apa lo ga puas gue mutusin lo,padahal ini juga demi kebaikan lo " ujar alan sambil tersenyum lembut.

" gue minta sekali lagi, jangan pernah cari tau apapun kenapa gue mutusin lo. Suatu saat nanti lo bakalan tau"

***

Di depan pintu uks bersenderlah seorang cowok tampan itu. Mengadahkan telinganya untuk mendengar pembicaraan orang yang ada di dalam ruangan uks.
Dia lefon cowok itu walaupun malas melakukan hal apapun yang menurut nya membuang tenaga, tapi tidak dengan menguping pembicaraan orang. Menurut nya itu hal yang sangat menyenangkan. Yang benar saja baru tau ada cowok yang suka nguping tapi ganteng pula.

Sesekali ia melihat kebelakang untuk memastikan ada orang tidak yang sedang mengawasi nya.

Ketika berbalik kebelakang yang justru ia lihat adalah cowok tampan berambut macam oppa korea itu berlari menuju pintu uks.

"Eittttttsss,mau kemana lo" ujar lefon ketika melihat denish akan membuka knop pintu uks. Namun ditahan oleh lefon.

" lah, lo ngapa di luar si fon. Ayuk masuk kali" ujar denish lagi ingin membuka knop pintu namun lagi lagi di tahan oleh lefon

Denish yang melihatnya pun menaikkan alisnya ,bertanya

" alan butuh waktu buat ngomong serius sama dinza di dalem" ujar lefon

"ck. Oke "

" ngomong ngomong emang alan ga ngasih tau kenapa dia mutusin dinza apa? " ujar denish lagi.

" ngga, dia ga mau ngasih tau. Kata dia lebih baik dinza sendiri yang tau suatu saat nanti. " ujar lefon sambil melihat kedalam uks melalui kaca jendela yang tidak ditutup oleh gorden.

" lah kenapa ga di kasih tau si? " ujar denish bingung dengan jalan pikir alan. Kenapa tidak di kasih tau saja apa alasanannya.  Giliran dinza mencari tau saja tidak boleh.  Apa maksutnya?

" biar dinza tau sendiri suatu saat nanti. "

" ooo"

***

" bukannya gue ngga sayang sama lo za, cuman ini demi kebaikan lo" ujar alan lembut sambil tersenyum tulus.

" APA LO BILANG? Demi kebaikan gue kata lo?. Yang ada gue ngga bahagia alan. Coba lo rasain apa yang gue rasain lan. Seandainya lo tau apa yang sekarang gue rasain.. " tetesan air mata kini mengalir setetes demi tetes. Isakan tangis pun terdengar. Membuat ruangan yang tadinya hening menjadi berisik karena suara tangis.

KECEWA! 

Satu kata itu yang selalu di rasakan dinza.

" coba lo rasain alan, gimana pun gue juga cewek. Gue punya hati hiks, tega banget lo sama gue. Gue kasih kepercayaan seutuhnya sama lo! Tapi itu semua ga berarti.  Gue kira lo cowok yang beda alan. Jujur aja ya, hati gue sakit saat ini.  Semalam gue liat lo sama nesa pelukan, ngucapin kalimat sayang, itu cukup buat gue sakitttt!!! " ujar dinza sambil menangis dan memegang dadanya yang terasa nyeri.

" gue ga tau hubungan lo apa sama si nesa, tapi kalian berdua keliatan bahagiaaaa banget. Lo bahagia gue juga bahagia" sambil tersenyum dinza mengucapkan kata itu.

" lo tadi bilang kan, jangan pernah cari tau kenapa lo mutusin gue. Oke gue terima. "

" maaf,, selama ini gue salah milih orang buat jadi pasangan gue. Maaf karena udah ngikutin lo. Maaf karena gue jadiin lo pacar gue. Sekali lagi maaf karena gue pernah sayang dan cinta sama lo. " ujar dinza lagi sambil tersenyum lagi dan lagi. Serta mengusap air matanya yang mengalir bagai air hujan itu.

" zaa, maksut gue bukan kayak gitu. Ini juga demi kebaikan lo za. "ujar alan purau

" iyaa alan,  gue tau demi kebaikan gue. Gue tau! Hiks"

" makasih" ujar dinza lalu pergi keluar uks.

" za, tunggu" ujar alan ingin meraih tangan dinza namun tak bisa. Kondisi nya yang lemah saat ini tak memungkinkan dia mengalahkan tenaga dinza.

"maafin aku, za.  Seandainya kamu tau, pasti kamu bahagia ngga salah pilih pacar kayak aku"

adinzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang