Sesampainya di depan uks. Nampak lah pintu kokoh berwarna putih itu tertutup.
Ceklek ceklek
" fon, gabisa di bukan fon" ujar dinza sambil memutar knop pintu
" ahelah yang bener za, dikunci kali"
" yaudah kalo gitu gue ke gerbang dulu, nyari pak gono minta kunci uks"
" cepet za, capek ni gue " ujar lefon sambil menahan beban alan
" iya iya"
Setelahnya dinza pun pergi untuk menemui pak gono selaku satpam pembawa kunci ruangan sekolah.
"hosh hosh" mengatur nafas, dan terus berlari menuju gerbang. Karena jarak uks dan gerbang lumayan jauh.
Setelah sampai di depan gerbang, dinza tak melihat pak gono.Dimana dia?
" pak gono!! " teriak nya sambil berjalan menyusuru taman
"PAK GONO!!!" teriaknya lagi
Belum ada sambutan,oke teriak lagi
" PAK GONO!!!"
" husss diem atuh neng, bapak disini ada apa teriak teriak gitu? " ujar pak gono sambil merapihkan sabuk satpam nya, menghampiri dinza.
" ahelah bapak, dari mana si? " ujar dinza sebal
" dari toilet, biasa ada panggilan alam" ujar pak gono sambil cengiran
" minfa kunci uks dong pak" ujar dinza sambil memperlihatkan wajah cute nya dan tak lupa puppy eyes nya.
" hufff,buat apa neng?"
" alan pingsan pak tadi, cepetan genting ini pak"
" kok pingsan neng? "
"ya mana saya tau pak, bapak ini banyak tanya aja!. Udah tau lagi genting juga. " ujar dinza sambil bersidekap dada
" dasar gada akhlak emang. Ga saya kasih kunci nya baru tau rasa kamu " ujar pak goni mampu membuat dinza diam tak berkutik.
Meneguk saliva dengan susah payah dan
" eh jangan dong pak, Hehehe " ujar dinza sambil mengatupkan kedua telapak tangannya kedepan. Memohon.
" yaudah lah, nih" pak gono pun memberikan kunci uks pada dinza. Tanpa berselang lama dinza pun berlari tanpa mengucapkan terimakasih.
" emng dasar gada akhlak tu bocah" ujar pak gono sambil geleng geleng kepala, melihat punggung dinza yang sudah menghilang
***
Telfon
"Lo dimana si, ini si alan pingsan bambank"ujar lefon ketika panggilannya di terima
" eitssss santay bro, gue lagi di jalan ini" ujar di sebrang telefon yang tak lain bernama denish.
Denish merupakan sahabat sejak kecil. Dan mungkin sudah dianggap keluarga bagi pihak alan maupun denish. Ya nyatanya memang saudara •
" cepet sini! Awas lo kalo ga kesini gue bunuh lo!"
" iya elah, 3 menit lagi"
Tuttt
Telfon berakhir" dinza lo lama amat si? " ujar lefon menggerutu.
Ketika melihat dinza menghampiri mereka berdua.
" berisik lo. " ujar dinza memutar bola malas. Dan membuka pintu uks menggunakan kunci yang sudah di berikan tadi oleh pak gono.
Setelah terbuka pintunya, lefon pun memapah alan dan membaringkan tubuh nya ke brankar uks." huffff"
Dinza melepaskan masker alan, dan terlihatlah bibir yang pucat pasi itu.
Kamu kenapa si alan?
Kedua mata perlahan membuka, melihatlah dinza yang sedang duduk dan lefon yang tengah menelfon seseorang.
Memaksakan diri berusaha duduk, ada yang ingin ia bicarakan pada dinza." zaa.... " ucap alan purau disertai dengan senyum lemah lembutnya.
" iya lan? " ujar dinza bangkir dari duduk nya dan berjalan menghampiri alan. Tak lupa sambil tersenyum.
" aku mau ngomong sama kamu. Cuman empat mata. "
"fon, bisa lo keluar dulu?sebentar aja kasih gue waktu buat ngomong sama dinza"ujar alan tersenyum.
"oke broo. Bay za, lan" ujar lefon pergi keluar uks.
" mau ngomong apa alan? "
" aku tau semalam kamu ngikutin aku, buat cari tau kan kenapa aku mutusin kamu?.
Iya kan?." ujar alan mengalihkan pandangannya dari wajah dinza .Deggg!!
Bagaimana bisa ia tau?
KAMU SEDANG MEMBACA
adinza
Teen FictionGue tau ga seharusnya hubungan kita terjadi. Kalok ujungnya pergi yang ada di kata lo. Waktu itu gue yakin lo ga kayak cowok yang ada di luaran sana. Yang cuman bisa bilang janji tanpa ada bukti. Gue makan banyak semua janji lo, rindu yang gue pend...