chapter 9

26 6 0
                                    

***

" yang mana ya yang bagus, perasaan dari tadi udah muter muter gada yang bagus" ujar dinza sambil mencari novel yang menurutnya bagus.

"Keknya itu bagus deh"

Dinza pun ingin mengambil novel yang ia maksut. Tak sengaja ia malah memegang tangan seorang cowok.

Dinza pun mendongakkan kepalanya dan melihat tangan siapa yang tengah ia pegang.

Deg

Alan batinnya dalam hati.

Mata mereka saling bertubrukan. Buru buru ia lepas pegangan tangan dinza pada alan.

" maaf" ucap dinza

" its okey "

" lo, kesini sama siapa? " tanya alan

" gue sama kenisa. "
" lo sendiri? " lanjut dinza

" gue sama nesa"

" cocok " ujar dinza pelan namun masih dapat di dengar oleh alan

" kalau kamu tau za, itu ga seperti apa yang kamu lihat" batin alan

" oh iya, lo mau buku yang ini kan?  Ambil aja. " ujar dinza sambil tersenyum

" oh ini, ga buat lo aja lebih cocok buat lo " ujar alan sambil tersenyum

" em, yaudh maksi"
" gue cabut" ujar dinza sambil berjalan pergi meninggalkan alan.

" dinza tunggu" teriak alan sambil berlari membawa novel.

" dinza pun berhenti melangakah dan membalikkan badannya
Melihat siapa yang memanggilnya.

"hosh hosh, ini novelnya. Ambil aja udah gue bayar kok tadi" ucap alan terpatah patah karena ia habis berlari mengejar dinza.

" bener? " tanya dinza sambil menaikkan sebelah alisnya ke atas

" iya ini buat gue, hadiah terakhir buat lo" ujar alan dengan tersenyum.

" eh tunggu dulu. Maksutnya apa hadiah terakhir?  Gue ga maksut sama ucapan lo yang barusan" Tanya dinza sambil berfikir

" lupain aja" ujar alan enteng.

" kenapa harus di lupain? " tanya dinza

" gapapa lupain aja, yang penting lo jangan pernah lupain gue. Ini buat lo. " ucap alan sambil menyerahkan paper bag yang berisi novel pada dinza.

" eeh

Belum sempat dinza berkata sudah di potong oleh ucapan alan

"gue cabut,  kasian nesa nungguin gue" ujar nya kemudian pergi meninggalkan dinza.

" prioritas ya? " ucap dinza pelan namun dapat di dengar oleh alan

" mungkin " jawab alan sambil tersenyum

" eh Astaghfirullah, dinza lo kok ngomong kayak gitu si. Dikira lo ga bisa move on. Begee" ujar dinza menerutuki diri sendiri.

" dinza" teriak kenisa di telinga dinza

" Astaghfirullah "

" udah dapet novelnya? " tanya kenisa

"udah "

" abis ngomongin apa sama mantan tersayang? " ujar kenisa sambil menaik turunkan alisnya menggoda hahaha

"apaan si ken, ga ngomong apa apa kok"

" hellehhh" ujar kenisa lagi sambil menggoda dinza dengan senyum nya

" iya bener an suerr deh" ucap dinza sambil mengangkat jari telunjuk dan tengah nya ke atas.

" oke oke"

***

adinzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang