chapter 5

26 8 2
                                    

Kringgg!! Kringgg!!! Kringgg!!!

Bel sekolah berbunyi, menandakan jam istirahat telah tiba.

" baiklah anak anak, sampai disini pelajaran kita hari ini. Ibu tutup assalamualaikaum wr. wb. " salam bu fatma, guru fisika yang mengajar kelas dinza.

" Waalaikumsalam wr.  wb." jawab anak anak dengan serempak.

Seisi kelas pun langsung membereskan peralatan belajar nya. Dan menaruhya di dalam laci. Sedangkan bu fatma?  Ia sudah pergi ke kantor.

" kantin yuk za. " ajak kenisa sambil merapihkan dasi nya.

" bentar, gue masukin buku di laci dulu. " jawab dinza. Setelahnya dinza pun lansung memasukkan bukunya kedalam laci meja nya.

" yuk"

***

Sesampainya di kantin. Suasana kantin nampak ramai.

"hufttt,,,  untung dapat tempat za" lega kenisa. Karena mereka telah mendapatkan tempat yang kosong. Jujur saja banyak tempat duduk yang sudah penuh. Namun dengan kemampuan kenisa, hal itu bisa di atasinya dengan gampang.

" iya"

" lo mau mesen apa?, gue pesenin" tanya kenisa sambil naik turunkan alisnya dan tersenyum.

" emm, gue nasi goreng ayam sama jus jeruk aja"

" oke" setelahnya kenisa pun memesankan makanan mereka berdua dan kembali.

" dah lo pesenin? "

" udah, bentar lagi nyampek kok" jawab kenisa

" oke"

" za, za, za " heboh kenisa ketika melihat alan dengan perempuan cantik tengah jalan bergandengan tangan dengan mesranya menuju kantin.

" hmm, apa" jawab dinza acuh

" itu za,, itu sapa si. Kok kayak gitu si" heboh kenisa lagi sambil menolehkan kepala dinza kearah yang kenisa maksut.

Degg

Dadanya terasa sesak, mata nya berkaca kaca. Ia berusaha menahan bulir air mata yang akan keluar. Sakit itu yang sedang di rasakan dinza saat ini.

Apakah alan selingkuh di belakangnya?
Itu siapa?
Apa itu pacar barunya?
Banyak sekali kata kata dalam otaknya yang ingin ia tanya kan pada alan. Ia merasa tak kuat jika melihat alan dengan perempuan lain. Hatinya terasa sesak, menyaksikan adegan di depan matanya itu. Matanya berkaca kaca siap meluncurkan bulir air mata. Namun ia tahan. Ia tak ingin dilihat lemah oleh semua orang.

Seketika tatapan dinza dan alan bertemu. Alan dengan tatapan bahagianya dan dinza dengan tatapan terluka nya.
Buru buru dinza membuang mukanya.

"aku ga suka kamu nangis, apalagi itu salah aku. Aku merasa jadi ga berguna di dunia ini.  Aku cuman bisa nyakitin kamu. " batin alan

Kenisa yang melihat dinza pun langsung memeluknya menenangkannya.  Namun dinza dorong. Dan dinza berlari ke arah toilet. Ia ingin mencuci mukanya, agar tak terlihat jika ia sedang menangis saat ini.

Brukkk

****

adinzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang