chapter 21

26 5 0
                                    

Didalam ruangan yang berwarna putih, ada seorang gadis yang sedang tidur di atas brankar. Saat ini ia tengah tidur di rumah sakit. Karena pingsan.

Matanya terbuka dengan perlahan menyusuru tempat yang sedang ia tempati.
Di samping nya ada dua gadis yang sedang duduk tertidur sambil memegang lengannya.
Berusaha untuk bangun dengan energi nya yang lemah.

Merasa ada pergerakan dari tangan yang ia pegang, gadis itu membuka matanya dengan perlahan. Mengumpulkan nyawanya.

" dinza lo udah bangun? " ujar nya dengan suara serak khas bangun tidur.

Tak mengindahkan pertanyaan dari kenisa, dinza baru teringat ia tadi memegang tangan kinan. Dimana dia?

"kinan"

Dinza pun berusaha untuk turun dari brankar, dan membuka pintu untuk mencari keberadaan kinan.
Walaupun energinya yang sudah lemas, tak membuatnya untuk mencari kinan
Sudah beberapa kali ia terjatuh karena susah menumpu kan kakinya, namun ia berusaha bangkit. Ingin di bantu kenisa namun ia tepis dengan kasar.

" kinan lo dimana hiks" mengusap bulir mata yang mengalir dengan telapak tangannya, ia mencari tempat resepsionis.

" Dinza dinza lo mau kemana? " ujar kenisa sambil berlari menyusul dinza yang jauh

Setelah menyamakan dengan langkah kaki dinza, kenisa pun memegang kedua pundak dinza dengan kedua tanganya.
Dengan seperti itu, dinza berhenti melangkah. Dinza sudah pasrah tenaganya sudah mulai habis.

"gue tau lo mau nyari kinan dinza, tapi lo pikirin gimana keadaan dia saat ini. Gue juga sama sedihnya kayak lo. Sahabat yang mana si yang ngga sedih ketika lihat sahabatnya yang dalam keadaan ngga baik. Saat ini kinan masih koma" ujar kenisa menatap wajah dinza. Tapi dinza malah melihat lantai.
Ketika kata koma itu terdengar di telinganya. Ia pun langsung mendongakkan kepalanya.

" kinan koma? " ujar dinza kaget. Tak disangka akan menjadi seperti ini.

Pertanyaan dinza hanya di angguki dengan kenisa dan tersenyum sendu. Kenisa pun merengkuh tubuh dinza dan memeluknya.

" sebelum koma, tadi kinan bilang sama gue" ujat dinza tersedu sedu setelah melepaskan pelukan nya dengan kenisa.

" dia bilang apa? " tanya kenisa

Sebelum dinza mengatakan pada kenisa, farsya datang sambil berlari.

Mengatur nafas yang terengah engah
Setelahnya ia berbicara pada kenisa dan dinza "kalian kenapa ninggalin gue sendiri si?" ujar nya sambil mengerucutkan bibirnya
Tak ada jawaban dari pertanyaannya, ia faham, mungkin mereka ingin mencari keadaan kinan

" ooh kalian ninggalin gue karena kinan?  Udah si cewek kayak gitu mah ngapain di cariin" ujarnya sambil memutar bola matanya jengah

" eh farsya, maksut lo apa ngomong kayak gitu?!  Dia sahabat gue, wajar gue khawatir. Gue jadi curiga lo tu sahabat kita bukan si? Beda banget" ujar dinza sambil tersenyum sinis, kemudian pergi meninggalkan kenisa dan farsya.

" asal lo tau ya sya, kinan juga sahabat kita. Lo ngga nyariin dia si ngga papa, lo ngga peduli sama dia si bukan urusan kita. Karena mulai sekarang lo bukan lagi sahabat gue atapun dinza dan kinan" ujar kenisa berapi api kemudian pergi meninggalkan farsya yang diam mematung

" hahahahahahaa, jadi kita bukan sahabat lagi. Persahabatan kita yang udah kita bangun dari kecil, runtuh seketika gara gara kinan. Gue ga suka ada yang hancurin apa yang gue suka. Gue ga rela! "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

adinzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang