Mereka bertiga pun berpelukan menyiratkan akan kerinduan.
" gue ga di ajak ni " ujar cewek cantik itu melihat dinza, kenisa dan farsya berpelukan.
Mereka bertiga pun melepas pelukannya dan menatap orang yang berbicara yang tak lain adalah kinan.
" kinan" seru mereka bertiga
" yaudah yuk sini peluk " ujar dinza merentangkan kedua tangan nya
kinan pun membalas pelukan dinza.
Merasa ada yang janggal dinza pun membuka matanya... Hilang
Dimana kinan?
Padahal sudah jelas bahwa tadi ia memeluk kinan." ken, sya kinan mana? Kok ilang ya? Tembus" ujar dinza bingung
Farsya dan kenisa pun membuka matanya karena tadi mereka berdua juga ikut berpelukan namun berpelukan dengan mata tertutup. Dan benar saja, tidak ada kinan? Terus tadi kinan dimana? Tadi siapa yang di peluk?
" iyaaa, jadi merinding gue " ujar kenisa menggosokkan tangannya.
" dimana kinan? Udah dari tadi kok dia ngga dateng dateng ya? " ujar farsya sambil melihat arloji di tangan kirinya
" apa kita jemput aja? " ujar dinza menatap farsya dan kenisa.
" yaudah kita jemput, takut terjadi apa apa sama dia. "
Mereka bertiga pun pergi meninggalkan cafe.
Tanpa sepengetahuan mereka, ada cewek yang berdiri di pojokan memperhatikan interaksi mereka bertiga dengan tatapan sendu. Seandainya ini tidak terjadi padanya, mungkin mereka bisa berpelukan tanpa ada cewek yang satu itu." gue seneng liat kalian bahagia, walaupun ngga ada gue. Gue harap kalian selalu bisa jaga diri, dari cewek itu" ujar cewek yang berdiri di pojokan kemudian pergi menghilang.
Sudah kehendak tuhan mau bagaimana lagi?
***
Di dalam mobil ada tiga cewek yang tak lain dan tak bukan adalah farsya, kenisa dan dinza.
Dinza yang menyetir, kenisa duduk di samping kemudi depan dan farsya ia duduk di kursi penumpang.
Walaupun farsya tadi membawa mobil, tapi mobilnya ia suruh sopir untuk membawa pulang dan memilih untuk pergi dengan kenisa dan dinza." habis ini,lewat mana? Gue ngga tau jalan rumah nya sya. Kan lo yang tau" ujar dinza yang sibuk menyetir dengan sesekali melihat kaca dalam mobil.
" habis ini pilih jalan kiri, lurus, belok kanan udah sampek. " ujar farsya
" oo oke" ujar dinza kemudian melanjutkan lagi mengemudi mobilnya.
Dipertengahan jalan, mereka melihat sekerubungan orang di jalan yang membuat macet mobil.
Dinza pun memberhentikan mobilnya.
" kenapa berhenti za? " ujar kenisa
Melepas sabuk pengemudi yang melekat. Dan berbicara
" lo ngga liat apa, banyak orang noh disono? Gue mau mastiin dulu ada apa. Kalian tunggu disini "" oh iya ya, yaudah gue sama farsya tunggu sini. Kalok lama kita jemput " ujar kenisa yang di setujui farsya.
Setelah nya dinza pun membuka pintu mobilnya dan menutupnya. Kemudian berjalan menuju kerumunan masyarakat.
Membelah jalan dan
Deggg!!!Bagai tersambar petir, dinza tak menyangka yang ada di depannya ini. Ia jatuh terduduk. Tubunhnya lemas ketika melihat orang yang ia sayang sudah dalam keadaan yang tidak baik baik saja.
Menyentuh wajah yang penuh luka, dan darah itu. Ia menepuk nepuk pelan berharap bisa bangun.
" kinan!!! " teriaknya histeris
" bangun hiks" bulir air mata menetes di wajah kinan yang penuh darah itu.
Membuat orang nya membuka mata dengan pelan.Kinan tersenyum dengan getir dan menyentuh wajah dinza.
" gue sayang banget sama lo, za. Kenisa juga. Jaga diri baik baik. Hati hati sama orang terdekat lo. Suatu saat nanti dia bakal ngelakuin suatu yang buruk, kayak yang di lakuin ke gue" ujar kinan terpatah patah, kemudian terbatuk batuk dan tak sadarkan diri.
Dinza yang melihat kinan tak sadarkan diri pun menepuk nepuk pipinya pelan dan berteriak nama kinan histeris
"Kinan!!!!! "" kinan hiks kenapa lo ninggalin gue hiks, maksut lo apa kinan?. Padahal gue belum bilang sama lo, kalok gue sama ken bakalan sekolah di tempat lo. Biar kita sama sama lagi hiks" hingga tanpa sadar ia juga jatuh pingsan sambil memegang tangan kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
adinza
Teen FictionGue tau ga seharusnya hubungan kita terjadi. Kalok ujungnya pergi yang ada di kata lo. Waktu itu gue yakin lo ga kayak cowok yang ada di luaran sana. Yang cuman bisa bilang janji tanpa ada bukti. Gue makan banyak semua janji lo, rindu yang gue pend...