chapter 13

14 6 0
                                    

Semalam di kediaman keluarga dinza, hanya ada kenisa, dinza,serta pembantu dan tak lupa satpam rumah. Ayah dan bunda dinza tengah ada diluar kota untuk pekerjaan bisnis.

Waktu itu karena dinza merasa sangat haus dan lapar. Ia ingin meminta tolong kenisa untuk mengantarkan nya, namun takut akan mengganggu dari tidur pulasnya ken. Sungguh baik hati bukan?

Haussss
Kruyukkk

Ah membosankan sekali di saat mager, perut minta di isi, tenggorokan minta di siram. Pinginnya apa si!

Yaudahlah dinza pun melawan magernya berjalan menuju pintu kamar. Membuka nya dan menutup pintu nya lagi. Setelahnya ia berjalan sempoyongan menuju dapur, di lantai satu.

Sesampainya di dapur, yang utama di tuju adalah kulkas.
Terbuka lah pintu kulkas itu melihat isi nya. Dan

" yaampun, kenapa ini isinya cuman sayur doang si, ngga ada minuman dingin kek susu kek. Udah tau haus juga " gerutunya dan menutup pintu kulkas dengan kuat menimbulkan suara.

Karena di kulkas tidak ada minuman, ia pun berjalan menuju galon sambil membawa gelas.
Diisinya gelas itu, dan di teguknya hingga tandas tak tersisa.

Berjalan lagi menuju tempat makan, tak ada makananpun yang ada di meja ataupun lemari. 

Sial

" ngga ada pilihan lagi, perut gue dah demo haus juga minta di isi yang dingin"

" gue ke supermarket aja deh, eh tapi mager. Emm ngga papa deh. Demi perut sama tenggorokan bakal gue lakuin apapun wkwk"

Dinza pun menuju kamarnya,membuka lemari memakai hodie hitam, sepatu dan tak lupa membawa uang yang di ia letakkan di saku hodie nya.

" siap"

***
Tiinnn

" pak tolong bukain gerbangnya dong, dinza mau ke supermarket beli minum"

" tapi ini udah malam non, nanti kalok ada apa apa gimana?" ujar pak bowo, berjalan mendekati dinza yang sedang berada di mobil setengah kaca nya ia buka terlihatlah wajah manissnya itu.

" ngga papa kok pak, dinza cuman ke supermarket sebentar udah haus banget ni.  Emang bapak mau buat dinza mati karena dehidrasi? "

" eeehhh ya ngga lah non, yaudah tapi cuman sebentar ya? "

" iya pak"

Pak bowo pun membuka kan pintu gerbang nya. Melaju lah mobil sport hitam itu menuju supermarket.

***

Suara lagu mengulun merdu di dalam mobil. Seorang cewek cantik tengah menyetir dengan santai untuk menuju supermarket.
Sambil melihat jalanan yang saat ini tengah ramai, eittss seperti kenal.

Ckittttt

Menepikkan mobil nya, dinza pun membuka sedikit kaca mobilnya dan melihat alan bersama dengan emm cewek yang waktu itu.

" mau kemana mereka?"

Ujar dinza ketika melihat dua orang itu masuk kedalam mobil dan berlalu.

" oke, gue harus ikutin"

Dengan keberanian nya dinza pun mengikuti alan dan cewek yang waktu itu, ntah kemana perginya ia akan mengikuti.

Berhenti. Mobil itu berhenti di sebuah cafe.

Tingg

Bunyi bel masuk kafe berbunyi menandakan ada orang yang masuk kedalam cafe.

Posisi saat ini, dinza sedang duduk sendiri dibagian meja no 4 dan alan serta nesa duduk di meja no 1.

Karena bentuk meja nya yang memanjang dari angka satu sampai 10 di bariskan.

Dengan menutup kepalanya dengan hodie,dan berpura pura membaca menu cafe saat itu.

Sedikit mendengar ucapan alan.

" aku sayang sama kamu" ujar alan tersenyum tulus. Memandang nesa yang juga tersenyum.

Deggg

" aku juga sayang sama kamu alan, i love you" ujar nesa kemudian memeluk alan, dan dibalas lah pelukannya itu dengan tulus.
Teess

Air mata nya kini telah luruh, isak tangis tak bisa ia tahan lagi. Seharusnya ia tak usah mengikuti alan dan nesa, harusnya saat ini dia sudah tidur. Bermimpi yang indah, atau tidak. Di malam ini mungkin menjadi hari yang tak bisa ia lupakan. Yah penghianat!!!

Walaupun dari kejadian ini mungkin ia sudah mengerti kenapa alan memutuskan nya. Atau tidak.

Yahh bagaimanapun dinza tetap kukuh pada pendirian nya. Tetap mencari tau, mungkin inii... Ah tak bisa di jelaskan.

"maaf mb, mb ini pesanannya" ujar pelayan cafe pada dinza membuat dinza cepat cepat menghapus air matanya dan tersenyum.

" emm maaf, saya langsung pulang saja , dan ini uangnya. Terimaksih" setelah memberikan uangnya pada pelayan cafe tersebut dinza pun pergi meninggalkan cafe.

***

adinzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang