Libur sekolah

158 17 20
                                    

"KRIIIIIIINNNNGGGG" dering jam alarm diatas nakas yang sangat memekakkan telinga di pagi ini tak membuatnya beranjak dari ranjangnya. Dengan tubuh yang masih terbalut selimut, dia meraba-raba mencari keberadaan jam yang berhasil membangunkannya, mematikannya dan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

"KREEEEKK" bunyi suara pintu kamar terbuka. Seorang wanita paruh baya memasuki kamar yang terlihat seperti gudang, sangat berantakan, sampah-sampah bertebaran dilantai, TV yang masih menyala entah sejak kapan, dan seorang gadis yang masih tertidur pulas di ranjangnya.

"AHN JIYUUUUULLLL... KENAPA KAMARMU SEBERANTAKAN INI?" ucap wanita itu kesal, mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan dilantai, kemudian membuka tirai yang menutupi jendela kamar. Pancaran sinar matahari yang menembus ke dalam kamar bernuansa serba pink itu membuat gadis yang tertidur pulas bergumam karena merasa sedikit terusik.

"5 menit lagi, kumohon." ucap gadis itu sambil mengangkat dan melambaikan tangannya kearah wanita paruh baya itu.

"Ayo bangun, Papi dan kakakmu sudah menunggu daritadi untuk sarapan bersama." menggoyang-goyangkan badan Jiyul yang masih terbalut selimut.

Jiyul yang tak kunjung bangun membuat ibunya sedikit kesal. Berjalan menuju pintu kamar meninggalkan Jiyul yang masih tak ingin berpisah dengan ranjangnya.

"KRIIIIIIIIINNNGGGG" kali ini suaranya sedikit nyaring, tapi tetap saja suara itu menganggu tidur indah Jiyul.

"Jam alarmnya sudah dimatikan tapi kenapa masih berdering sih?!" gumamnya sedikit kesal, mengintip dari balik selimut tebalnya, melihat kearah jam alarm diatas nakas, tak ada tanda-tanda bunyi itu berasal dari sana. Matanya menyusuri setiap sudut kamarnya, mencari sumber suara itu.

"Gak mungkin ringtone gue kan ya?" tanyanya pada diri sendiri. Dia beranjak dari ranjangnya yang nyaman dengan malas-malasan. Merapikan selimut dan ranjangnya.

"KRIIIINNNGGGG" terdengar suara itu lagi, setelah cukup lama mendengarkan suara itu, akhirnya Jiyul menemukan ponselnya yang tergeletak dibawah kursi. Entah apa yang terjadi semalam, sehingga ponselnya bisa berada disana.

"WOY LAMA AMAT SIH NGANGKAT TELPON GUE" teriakan yang Jiyul dengarkan setelah mengangkat telpon, membuatnya menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Kirain tadi tuh suara jam alarm, gue cariin eh taunya malah suara hp gue HAHAHA" Jiyul menjelaskan.

"Ringtone hp lu kek suara jam alarm? Norak amat lu." ucap lawan bicara Jiyul menahan tawa.

"Gatau nih siapa yang ganti ringtonenya, kesel."

"Paling yang ganti kakak lu sendiri"

"Eh iya, bisa jadi tuh"

"Entar sore jadi kan berburu diskonan akhir bulannya?"

"Jadi dooonnggg, jam 5 kita ketemu di stasiun ya, byeeee" ucap Jiyul mengakhiri percakapan.

Dia bergegas menuju lantai dasar, berjalan pelan kearah meja makan, disana keluarga kecilnya telah menunggunya untuk sarapan bersama. Walaupun sudah telat setengah jam.

"Selamat pagi semuaaaaa" ucapnya dengan senyum riang kearah Papi, Mami, dan kakaknya.

"Pagi tuan putri pemalas..." ucap kakak Jiyul menyambut adiknya.

"Pemalas gimana, orang bangun kesiangannya baru sekarang aja huuuuuu..." cibir Jiyul membalas sambutan kakaknya.

"Sudah, sudah... Ayo cepat sarapan." Ayah Jiyul menengahi.

"Bagi duit dong, Pi. Nanti sore mau berburu diskon nih." ucap Jiyul dengan senyum yang dibuat-buat.

"Idih, jangan dikasih pi"

When You Love Someone | X1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang