Hari itu tidak seperti biasanya, ibu Eunsang uring-uringan terus, membuat Eunsang yang tadinya ingin berpamitan untuk keluar rumah pun mengurungkan niatnya. Dia kembali ke kamarnya, menghela nafas panjang, kemudian menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.
"Jiyul marah gak ya?" batin Eunsang.
"Gue sms aja deh" lanjut Eunsang, merogoh saku jaketnya.
"Padahal udah cantik kek gini tapi malah gak jadi huft" Jiyul memanyunkan bibirnya kesal begitu membaca isi pesan dari Eunsang, dia tampak sangat kecewa.
"Hmm... Mending ngajak Sarin belanja aja deh" ucap Jiyul, mencoba menelpon Sarin.
"Lu dimana? Temenin gue belanja dong..." ucap Jiyul begitu panggilannya diangkat.
"Gak, tau tuh katanya ada urusan mendadak jadi gak bisa jalan bareng" Jiyul masih tampak kesal.
"Iyaaaaa, makanya temenin gue yaa yaa" ucapnya dengan nada sedikit memohon.
"Gue tunggu ya Rin" dia pun mengakhiri panggilannya.
Setelah menunggu selama beberapa jam...
"Sarin mana sih? Lama banget, padahal rumahnya gak jauh dari sini" Jiyul terus memeriksa kotak masuknya, barangkali ada pesan dari Sarin.
"Triiiinngg" sebuah pesan singkat masuk, Jiyul menghentikan aktifitasnya yang sudah seperti setrikaan di depan pintu rumahnya.
"Orang-orang pada kenapa sih?" Jiyul semakin kesal.
"Yaudahlah, gue jalan sendiri aja" dia pun berjalan masuk ke dalam rumah, mengambil tasnya, dan berpamitan pada ibunya.
"Jangan pulang kemalaman ya sayang" ucap ibunya Jiyul.
"Siap mami" Jiyul pun meninggalkan rumah. Berjalan dengan langkah kecil menuju pemberhentian bus.
Sesampainya di sebuah cafe, Jiyul seperti melihat dua orang yang tak asing, dia berjalan perlahan mendekat.
"Oh jadi karena ini lu gak bisa nemenin gue?" ucap Jiyul setelah berdiri di samping meja dua orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone | X1
Fiksi PenggemarMembencimu adalah caraku menghadapi kenyataan bahwa aku mencintaimu.