"Gak usah ganggu gue lagi" ucapan yang tak seharusnya kuucapkan, kuhentikan langkahku, kutatap wajahnya, matanya berkaca. Aku tak sanggup melihatnya seperti itu, kulanjutkan langkahku, meninggalkannya sendirian disana.
Hatiku mulai berdesir tiga bulan setelah pertemuan pertama dengannya. Pertemuan yang tidak disengaja, saat kami bersama-sama mendapat hukuman di hari pertama bersekolah. Yang paling kuingat saat itu adalah ketika dia berteriak dengan kencangnya hanya karena seekor laba-laba yang meloncat ke arahnya.
"Jiyul" jawabnya sedikit ketus saat kutanyakan siapa namanya, tanpa membalas uluran tanganku juga tentunya.
Setelah pertemuan tak disengaja itu, hari demi hari pun kami semakin menjadi akrab. Setiap bersamanya jantungku selalu berdegup kencang. Aku hanya bisa melihatnya, menyapa, dan bercengkrama dengannya tanpa dia tahu bahwa aku mulai menyukainya.
"Gak usah di kirim, simpan buat lu aja foto-fotonya" ucapku dengan senyum sedikit menggoda. Aku tahu selama ini dia sering mengambil fotoku diam-diam.
Hari itu aku berniat menyatakan perasaanku padanya. Tapi entah kenapa tiba-tiba aku mengurungkan niatku itu, kuputuskan untuk memberi tahunya besok saja. Aku ingin memberinya kejutan. Seharian aku tak menyapa atau pun menunggunya di tangga sekolah seperti biasanya.
Sore itu, sepulang sekolah, ku sempatkan singgah di sebuah toko bunga, membeli setangkai bunga kesukaannya.
Sepanjang jalan aku terus berlatih cara memberikan bunga, aku tak mau hari spesial ini tak berkesan di hatinya.
"Drrrtttt..." ponselku bergetar, ada sebuah pesan masuk di sana dari nomor tanpa nama. Aku kaget melihat isi pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone | X1
FanficMembencimu adalah caraku menghadapi kenyataan bahwa aku mencintaimu.