Sejak kejadian hari itu Nara tak pernah pergi ke sekolah, padahal dia sudah di jadwalkan akan mewakili sekolah dalam perlombaan renang yang sangat dinantikannya, hampir setiap hari dia berlatih sepulang dari sekolah selama dua bulan terakhir. Dia benar-benar melewati masa-masa sulitnya.
"Triiiiiinnggggg" sebuah pesan singkat masuk. Nara mengambil ponselnya yang diletakkan di atas nakas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mempersilahkan Hangyul dan Hanbin masuk ke dalam rumah, Nara berjalan menuju dapur, mengambilkan beberapa cemilan dan minuman.
"Kak bantuin kak Nara sana"
"Hah?"
"Bantuin" Hanbin menarik tangan Hangyul agar berdiri dari tempat duduknya. Hangyul yang tak mengerti maksud adiknya itu berjalan perlahan menuju dapur. Disana Nara sedang sibuk menyajikan cemilan dan minuman untuk Hanbin dan Hangyul.
"Gue bantuin ya Ra" Hangyul meraih sekotak susu dan menuangkannya ke dalam gelas. Sedikit canggung.
"Hanbin apa kabar?" ucap Nara tersenyum, berjalan menghampiri Hanbin yang duduk sendirian di ruang tamu.
"Baik, kakak?"
"Baik juga kok hehe"
"Maafin Hanbin ya kak, gara-gara Hanbin tangan kakak jadi seperti itu" Hanbin menatap tangan Nara dengan wajah sedih.
"Gak usah minta maaf, kakak gak kenapa-kenapa, ini bentar lagi sembuh kok, gak usah dipikirin ya" Nara mengacak-acak lembut rambut Hanbin. Hanbin tersenyum.
"Tumben gak marah, biasanya kalo rambutnya di pegang langsung marah gak jelas haha" ucap Hangyul membuat Hanbin menjulurkan lidahnya kearah kakaknya itu.
"Mulai sekarang kakak kesayangan Hanbin itu kak Nara, bukan kak Hangyul lagi weeekkk" Nara yang melihatnya terkekeh.
"Gak boleh gitu"
"Iya kak hehe"
"Lu beneran gak kenapa-kenapa Ra?" tanya Hangyul.
"Iya ih, emang gue kenapa?"
"Hari ini kan harusnya lu ikut lomba" suara Hangyul memelan. Dia menunduk.
"Santai aja Gyul, udah gue ikhlasin kok, lain kali kan bisa ikutan lagi hehe" Nara tersenyum kecil. Hangyul tahu Nara menyembunyikan kesedihannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, tandanya mereka harus segera pulang kerumah, setelah berpamitan, Hangyul pun melajukan mobilnya meninggalkan rumah Nara.