Siang itu matahari benar-benar tidak bersahabat, panas yang terik membuat kepalaku bertambah pusing. Sepulang sekolah aku tak langsung pulang kerumah, melainkan menunggu seseorang yang sedari tadi masih berada di dalam kelasnya. Aku benar-benar butuh penjelasan darinya.
Sehari sebelum kejadian itu, kami masih saling bertegur sapa, sangat akrab, orang-orang yang melihat kami pun pasti akan mengira kalau kami berdua sedang berpacaran.
"Eunsang, pesan gue kok di read doang sih?" aku berusaha mengejar langkahnya. Dia tampak tak suka dengan kehadiranku. Tak ada jawaban.
"Lu kenapa sih? Tiba-tiba kek gini?" dia masih mengacuhkanku. Aku terus mencecarnya dengan semua pertanyaan yang ada dalam pikiranku.
"Gak usah ganggu gue lagi" kali ini dia menghentikan langkahnya, menatap kearahku sebentar, kemudian melangkah menjauh. Aku hanya terdiam menatap punggungnya yang perlahan menghilang dari pandanganku.
Aku menangis sejadi-jadinya di koridor sekolah yang sudah mulai sepi. Entah apa yang sudah kulakukan, sehingga membuat dia seperti ini. Dengan langkah gontai, aku berjalan menuju halte bus. Pipiku basah. Kukepalkan tanganku, ada sedikit kekesalan disana. Dadaku terasa sesak. Tanganku sedikit bergetar ketika kuraih ponselku, berkali-kali aku mencoba menghubungi nomor Eunsang, berdering, tapi tak ada jawaban. Aku kembali menangis.
_____
Hari pertama masuk sekolah adalah hari yang sangat kunantikan sejak menginjakkan kaki di Seoul.
"Hari ini pasti akan sangat menyenangkan" ucapku dengan ponsel di tangan, sedang berkirim pesan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone | X1
ФанфикMembencimu adalah caraku menghadapi kenyataan bahwa aku mencintaimu.