Jiho bangun sambil memegang lehernya. Dia ketiduran di kursinya lagi semalam. Setelah Jaehyun pulang dia kembali berkutat dengan laptopnya. Dilihat jam ditangannya,waktu menunjukkan pukul 7 pagi. Diapun bangun dan menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan menggosok gigi sebelum kembali mengecek keadaan pasiennya.
"Selamat pagi, gimana keadaannya pagi ini bu?" Jiho menyapa salah satu pasiennya.
"Baik ibu dokter cantik, bu dokter sendiri gimana? Mukanya kelihatan capek banget sepertinya?" Jiho hanya tersenyum sambil membaca chart dari pasiennya itu.
"Kelihatan ya bu...?" Balasnya kemudian.
"Dilihat dari chartnya sepertinya semakin baik nih. Berarti sebentar lagi udah bisa pulang...yang penting makan teratur sama obatnya juga jangan lupa diminum ya bu...? Saya permisi..." Jiho pun berjalan lagi mengunjungi pasiennya yang lain.
"Jiho ya....!!" Dia berbalik dan melihat orang yang sama sekali ingin dia hindari. Brian. Diapun mempercepat jalannya tapi kaki lelaki itu lebih panjang sehingga sekarang mereka sudah jalan bersisian.
"Sudah sarapan? Sarapan bareng yuk...." Jiho tidak menjawab.
"Come on Jiho. Aku minta maaf kalo aku sudah ngecewain kamu. Aku hanya ingin kita berteman lagi." Akhirnya Jiho berhenti dan berdiri menatap lelaki disampingnya itu.
"Okay fine... kamu yang traktir." Lalu dia berjalan lagi menuju kafetaria rumah sakit. Lagian dia sudah tidak ada rasa apa-apa lagi dengan lelaki itu. So, sekedar sarapan tidak jadi masalah bukan?
Brian pun tersenyum kemudian menyusul gadis itu.
"Thanks udah mau makan bareng aku." Mereka sudah duduk berhadapan sekarang. Kafetaria masih sepi,hanya ada beberapa dokter dan perawat yang juga sedang antri untuk mengambil sarapan.
"Hmmmm..." balas Jiho tanpa menatap mata Brian.
"Aku minta maaf soal kejadian di restoran waktu itu. Jujur aku cemburu ngeliat kamu sama orang lain." Jiho pun mengangkat kepalanya dan menatap lelaki itu. Dia hanya bisa menarik napas karena kesal harus diingatkan lagi dengan kejadian malam itu.
"Oppa...Bisa nggak kita nggak ngebahas hal itu? Kita tuh udah nggak ada apa-apa lagi. Kamu sendiri yang mutusin aku." Jiho sudah bersandar dikursinya sambil melipat kedua tangannya.
"Iya aku tau, aku salah. Makanya aku menyesal sekarang. Lagian Seonho juga nggak mau aku deketin kamu lagi. Kalo ketahuan aku bisa dibacok sama dia." Jiho menggigit bibirnya menahan ketawa. Dulu dia sangat mengagumi lelaki di depannya ini. Kalian pasti pernah mengalami kan yang namanya suka sama teman kakakmu sendiri. Apalagi dulu Brian sering sekali main ke rumah mereka dan selalu tidak lupa menyapa Jiho dengan senyum manisnya yang membuat seorang remaja tanggung seperti dirinya tersipu. Menyukai Brian diam-diam selama bertahun-tahun,Jiho tidak menyangka akhirnya lelaki itu yang duluan mengajaknya pacaran. Kalian pasti tahu bagaimana perasaan Jiho waktu itu. Brian bisa dibilang pacar idaman. Dia termasuk orang yang sabar menghadapi Jiho. Makanya waktu Brian memutuskan hubungan mereka waktu itu, Jiho seperti kehilangan pegangan. Dia benar-benar patah hati.
"Bagus kalo sadar..." balas Jiho sedangkan lelaki itu hanya menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum. Tuh kan senyumnya manis banget. Batin Jiho.
*****Pagi ini Jaehyun bangun dari tidurnya kemudian langsung menuju kamar sang ibu,tetapi si empunya kamar tidak terlihat. Jaehyun pun keluar ke taman belakang dan melihat ibunya sedang duduk menghadap sinar matahari pagi.
"Bagaimana keadaannya,Ma? Sudah enakan?" Ibunya lumayan kaget mendengar suara anaknya itu tetapi kemudian tersenyum. Jaehyun pun duduk disamping ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely J. [ON HOLD]
Fanfictionperjodohan tidak pernah ada dalam kamus seorang Jiho. dia yang selalu berkata untuk tidak pernah menikah seumur hidup dipaksa orangtuanya untuk menerima perjodohan dengan anak kawan lama mereka yang merupakan pewaris sebuah perusahaan properti di Ko...