"JAEHYUN!!!"
"JIHO!!!" Teriak Mama Jung dan Papa Kim bersamaan. Sedangkan Papa Jung hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dari atas kursi roda.Kedua orang yang diteriaki kaget kemudian menghentikan kegiatan mesum mereka dan langsung menjaga jarak. Mereka tidak menyangka bakal tertangkap basah seperti ini.
"Makanya kalo mau berbuat nggak senonoh liat-liat tempat dong." Itu Seonho yang berbicara sambil tersenyum tengil. Ternyata ada dia juga disana bersama Jiyeon,tunangannya. Telinga Jaehyun sudah memerah karena malu, sedangkan Jiho rasa-rasanya ingin kabur dari sana.
Jiyeon langsung memukul lengan Seonho karena mengerjai dua orang di depan mereka.
Mereka akhirnya masuk ke dalam ruangan dan duduk di sofa yang masih kosong.
"Bisa-bisa yang dinikahin duluan kalian berdua nih. Iya nggak, yang?" Seonho mengalihkan pandangan ke arah Jiyeon disampingnya meminta persetujuan tetapi Jiyeon malah menggeleng sambil menahan senyum.
"Kim Seonho..."
"Maaf,Pah..."
"Mama senang akhirnya kalian sudah akur lagi. Mama memang pernah bertanya pada Jaehan apakah kalian ada masalah dan dia membenarkan. Hanya mama tidak mau ikut campur. Untungnya tidak berlangsung lama. Dan kamu Jae, kenapa merahasiakan kecelakaan kamu dari mama dan papa? Untung Jiho memberitahu kami setelah kecelakaan itu tetapi memang dia bilang tidak perlu khawatir karena tidak begitu parah." Mama Jung terlihat begitu mengkhawatirkan anaknya.
"Aku cuma nggak pengen mama khawatir. Apalagi papa masih belum sembuh. Takutnya malah kenapa-kenapa." Jelasnya. Jaehyun sudah berani menatap lawan bicaranya sedangkan Jiho masih tertunduk. Dia merasa sedang dihakimi.
"Oke kalo begitu... sebenarnya kami kesini ingin melanjutkan pertunangan kalian setelah Seonho dan Jiyeon menikah, tapi kalau dilihat lihat kita batalkan saja pertunangannya dan langsung menikah. Bagaimana?"
"Aku setuju!!!" Jaehyun menjawab dengan semangat sambil tersenyum lebar. Papa Jung dan Papa Kim hanya bisa tertawa melihat kelakuan anak semata wayang dan calon menantu mereka.
"Kalo Jiho gimana? Ada keberatan?" Semua terlihat menanti jawaban dari Jiho. Jaehyun menahan napasnya. Dia takut Jiho bakal menolak.
Jiho mengangguk. Mereka semua disitu bingung. Maksudnya Jiho keberatan? Jiho mengangkat wajahnya karena dia tidak mendengar reaksi apa-apa.
"Ah...maksudku aku setuju." Jelasnya sambil tersipu malu.
"Yes!! Aww aww!!" Jaehyun terlihat begitu senang sampai tidak sadar dengan keadaan tangannya yang masih digips. Terlihat dari senyuman di wajahnya yang tidak hilang.
"Kamu nggak papa,kan?" Melihat Jaehyun merintih kesakitan membuat gadis itu khawatir tetapi yang dikhawatirkan hanya tersenyum lebar dengan lesung pipit yang menghiasi wajahnya.Dasar bucin. Akhirnya Jiho hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan si calon suami.
"Kalo gitu aku dan Jiyeon duluan ya,Pa soalnya masih ada jadwal operasi sore ini. Jiyeon juga harus melihat pasien lagi."
"Duluan ya Pa, Om Tante..." Pamit Seonho dan Jiyeon sebelum meninggalkan ruangan direktur.
Dan tinggallah mereka berdua dengan para tetua.
"Kalo gitu aku duluan juga ya, harus ngecek pasien lagi." Jiho sudah bangun dari duduknya tetapi langsung ditarik Jaehyun untuk duduk kembali. Jaehyun tahu Jiho hanya membuat alasan agar bisa meninggalkan ruangan ini.Jiho menghembuskan napas kemudian duduk kembali. Rencananya gagal.
"Jaehyun, bagaimana rencana pembangunan resort kita yang di Bali? Papa sama sekali belum mendapatkan laporan."
Jaehyun tersenyum mendengar pertanyaan sang Ayah. Mereka baru saja mendapat deal seminggu yang lalu dan ayahnya juga baru saja pulih tapi sepertinya dia kalah cepat dengan informan beliau. Jaehyun tahu kalau ayahnya sudah mengetahui hasil pertemuannya dengan Mr. Wright tetapi memang beliau ingin mendengar langsung darinya karena bisa dibilang ini bussiness deal pertamanya.
Gara-gara masalah percintaannya dia lupa dengan masalah pekerjaan ditambah kecelakaan beberapa hari yang lalu membuat hidupnya semakin rumit saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely J. [ON HOLD]
Fanfictionperjodohan tidak pernah ada dalam kamus seorang Jiho. dia yang selalu berkata untuk tidak pernah menikah seumur hidup dipaksa orangtuanya untuk menerima perjodohan dengan anak kawan lama mereka yang merupakan pewaris sebuah perusahaan properti di Ko...